Pages

Rabu, 28 Desember 2016

Metropolitan Dress in Batik

Kadang kita ingin membuat baju batik anak dengan model yang modern dan sesuai trend, tidak klasik atau simpel. Nah, minggu lalu saya menyelesaikan satu dress batik terkesan modern. Polanya menggunakan Metropolitan Dress dari Lil Luxe Collection. Brand ini membuat beberapa pola baju anak (juga dewasa) yang modern dan trendy. Sudah lama saya tertarik dengan beberapa model yang ditawarkan oleh mereka tapi karena format polanya dalam bentuk PDF, saya menahan diri. Terus terang, saya bukan penggemar pola PDF. Saya prefer pola konvensional dalam kertas lebar yang kemudian kita copi/trace di atas kertas pola transparan. 

Well, pada akhirnya minggu lalu saya membeli juga satu pola Lil Luxe Pattern. Ngga tahan >_<



Metropolitan batik dress ini dibuat dalam ukuran 7 untuk anak usia 7 tahun yang kurus :D . Kainnya didapat dari Thamrin City (menurut yang beli), batik motif kopi.


Tingkat kesulitan ada pada proses penjahitan bodice dengan lengan karena ada bagian yang terbuka.  Sistem penyambungannya mirip sekali dengan satu teknik yang saya pelajari saat menjahit Trimsies Trainers sekitar lima tahun yang lalu jadi saya langsung paham caranya (namun tetap harus hati-hati supaya hasilnya oke). Kemudian kesulitan berikutnya ada pada bagian jahitan melengkung di hem bawah skirt (yang tentu saja bisa kita rubah menjadi lurus saja kalau mau). Saya menggunakan narrow hem foot supaya lebih mudah.

Review secara umum untuk pola ini adalah, kalau kita terbiasa dengan pola Oliver + s, kita akan menemukan beberapa ketidakjelasan instruksi pada pola Lil Luxe ini. Untuk seamstress yang sudah cukup berpengalaman, pola ini bisa diwujudkan menjadi pakaian dalam waktu satu hari saja.

Tips untuk lengan: bila kita hendak menyatukan lengan utama dengan lining di bagian hem, ada baiknya bagian tersebut di-press dulu dengan setrika sesuai lebar hem. Jadi saat akan dijahit sambung, prosesnya lebih mudah dan lebih cepat.


Elisalex Red Dress

Sudah lama saya ingin membuat dress dari pola ini. Tapi memang agak maju mundur karena pertimbangan modelnya. Bodice dengan princess seam, skirt dengan tulip shape. Saya agak khawatir apakah akan cocok di badan.

Akhirnya setelah satu setengah tahun, pola Elisalex ini dipakai juga. Size yang diambil adalah 12/16. Kain utama yang digunakan adalah stretch jacquard berwarna merah. Sedangkan kain lining adalah sejenis viscose navy blue yang sangat adem. Keduanya dibeli sekitar Juni 2015 di Tissus Bennytex (Bobigny).

Berhubung kain utamanya tergolong stretch, saya harus melakukan cukup banyak modifikasi. Pertama, di jahitan samping bodice, saya ambil masing-masing 1.5 cm kanan dan kiri. Kemudian, di bagian princess seam belakang, saya ambil mengikuti lengkungan badan (jadi dicoba dulu bajunya, kemudian di-pin bagian mana yang akan diambil). Modifikasi ini hanya dilakukan di kain utama karena kain lining tidak terpengaruh (tidak stretch). Saya kurang tahu apakah cara saya ini tepat atau tidak (memadukan kain stretch dengan woven). Yang jelas, saya hanya mengkoreksi atau menyesuaikan sesuai hasil fitting yang dilakukan berulang kali. Pada proses tersebut, kain lining tidak memerlukan penyesuaian (mungkin karena tidak sebelumnya saya sudah membuat muslin dari kain katun poplin dimana hasilnya tidak menunjukkan perlunya modifikasi).


Bagian skirt tidak menggunakan pola aslinya karena saya masih kurang pede menggunakan tulip shape. Jadi untuk menggantikannya, saya menggunakan pola buatan sendiri untuk A-line skirt. Pola ini dibuat dengan menggunakan panduan di buku Cal Patch, DIY Clothes: Patternmaking Simplified. Pola dasarnya memasang zipper di samping, jadi untuk dress ini saya merubah posisi zipper ke belakang supaya satu jalur dengan posisi zipper di bodice. Modifikasi pada skirt ini ada pada darts depan dan belakang dimana saya harus menambahkan masing-masing 1 cm. 

Di pola aslinya, lining dipasang hanya di bodice. Tapi saya ingin dress ini lebih nyaman dikenakan jadi lining pun dipasang di skirt

Cara memasang lining di neckline sesuai dengan instruksi pada pola yaitu dijahit bersama sesuai panjang neckline. Kemudian saya jahit understitching supaya kain lining tidak "nongol" ke luar. Lalu di bagian lingkar lengan, saya satukan seam dari bodice-lengan kain utama dengan seam bodice kain lining dengan jelujur tangan. Setelah itu saya obras. Proses penjahitan kain lining ke kain utama pada bagian zipper (black 50 cm) adalah secara manual alias pakai tangan (slip stitch). Juga hemming pada lengan dan skirt dijahit dengan tangan (catch stitch) selebar 2 inches

Hasilnya terlihat jadul ya? Hihi...


Sweat-shirt Kembaran

Di tempat kami, kalau ada yang ingin membuat baju tapi tidak mau investasi untuk kain yang mahal, kita bisa mencarinya di Les Coupons de Saint Pierre (Paris) karena toko ini menjual banyak jenis kain dalam potongan 3 m dengan harga murmer. Jadi kalau baru belajar menjahit, bisa ambil satu potong kain katun 3 m seharga 10 euros yang kadang di-sale menjadi 5 euros. Atau, kalau ingin membuat pakaian yang cuma untuk dipakai di rumah (untuk tidur, masak, bersih-bersih, main), bisa juga cari kainnya ke toko ini. Pokoknya toko ini banyak pilihan dan cocok untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau ingin membeli kain mahal jenis silk sampai kain lace Calais, di sana juga ada lho... 

Salah satu kain yang saya beli di toko itu adalah kain katun light molleton yang sesuai untuk membuat sweat-shirt. Bahannya stretch dan nyaman dikenakan. Dengan 3 meter kain ini, saya sudah membuat satu sweat-shirt untuk diri sendiri dan satu lagi untuk si kecil.



Kalau Anda baru belajar menggunakan mesin obras, project membuat sweat-shirt termasuk mudah. Kita tidak memerlukan mesin jahit sama sekali. Hanya mesin obras.
  • Pola sweat-shirt dewasa: I am Sweat-Shirt size L by I am Patterns.
  • Pola sweat-shirt anak: self drafted (copy dari satu RTW size 8-10 yo).
  • Aplikasi hati: Frou Frou

Minggu, 11 Desember 2016

Little Skinny Jeans

Skinny jeans untuk anak-anak? Ayuk bikin! Polanya ada di majalah Burda edisi Agustus 2016 tapi saya membeli versi PDF-nya di website Burdastyle.com. Kebetulan waktu itu sedang ada Black Friday sale 50%. 

Ukuran yang diambil: untuk pinggang 116, untuk panjangnya 134 (pada akhirnya dipotong sekitar 2 cm). 

Bahan yang dipakai adalah denim stretch biru tua. Untuk kantong dalam serta aksen di pinggang dalam, saya menggunakan satu potongan kain katun berwarna dasar biru tua juga. Kain ini diberikan sebagai bonus sampel oleh salah satu toko kain online langganan saya. Daripada tidak dipakai, yuk ah menemani si denim untuk aksen dalam.



Pola ini tidak memberikan bagian kantong jadi saya membuatnya sendiri, demikian juga desain bintang di kantong belakang (dibuat secara santai jadi tidak persis sama antara kanan dan kiri). Bagian waistband hanya diberikan ukurannya jadi kita harus men-draft-nya sendiri. Saya tidak melirik sama sekali instruksi penjahitan yang diberikan oleh Burda karena celana panjang ini terbilang mudah. Sangat mudah bagi yang sudah pernah menjahit celana jeans standar. Karena apa? Karena tidak ada fly front dan closure. Semua diatur di elastik pada ban pinggangnya. Mudah kan?

Tips: Jangan lupa mengecek lebar elastik apakah bisa masuk ke case waistband apalagi kalau kita hanya ingin menggunakan stok elastik yang ada di rumah (tidak membeli khusus untuk project).

Untuk pertama kalinya saya menggunakan benang topstitching merah merk Coats yang dibeli sekitar September-Oktober tahun lalu di Craftsy shop. Hasilnya oke bangets! Untuk tips topstitching yang baik, di sini ada artikel yang lengkap.


Jahitan untuk hemming celana ini menggunakan jenis stitching bergelombang. Lucu juga ternyata. Jadi beda dengan biasanya.


Hasilnya: si kecil hepi! Keesokan harinya dia langsung pakai untuk ke sekolah. Kemudian lanjut ke tempat les. Ah, senangnya...


Untuk berikutnya, saya harus merubah sedikit pola kantong yang saya buat. Perubahan tersebut adalah memperpanjang facing kantongnya supaya jahitan obras tidak terlalu mendekati bukaan (memperkecil resiko kelihatan dari luar) -> ini catatan pribadi supaya tidak lupa :D


Note:

  • Kain denim stretch dari Les Coupons de Saint Pierre
  • Kain katun untuk aksen dari Sigrid
  • Benang topstitching jeans dari Craftsy
  • Elastik dari stok lama


Coatigan Silvia II

Kali ini ukuran yang dipakai adalah 34 karena untuk anak masih remaja (tapi sudah menggunakan ukuran pakaian dewasa small).

Bahan kain yang dipilih adalah campuran wol dengan ketebalan yang cukup untuk musim dingin. Bahan lining dari satin polyester yang sesuai untuk jenis pakaian coat. 

Tips untuk pembuatan kantong masih sama dengan coatigan pertama. Sedangkan untuk pembuatan lubang kancing, sementara ini ditiadakan karena pemilik coatigan kedua ini tidak menghendaki adanya kancing. Jadi kesulitan akan ketebalan kain saat pembuatan lubang kancing tidak saya hadapi di project kali ini.



Perbedaan kali ini adalah pada proses penyatuan lining ke coatnya. Pada coatigan pertama, saya belum terlalu paham dengan sistem yang dideksripsikan oleh Schnittchen di dalam instruksinya. Jadi saat itu proses pemasangan lining ke body coat ditutup dengan jahit tangan (di bagian hem lengan dan hem body). Nah, untuk coatigan kedua ini saya mulai paham "bagging method" yang dicantumkan pada instruksi berkat informasi sebelumnya yang saya baca dari internet dan buku High Fashion Sewing Secrets (Claire Shaeffer) - Bagi yang tertarik untuk mempelajari beberapa tips dari para designer internasional, buku yang cukup tua ini sangat membantu. Namun jangan berharap banyak karena step-by-step lebih dalam bentuk ilustrasi kata dan gambar, bukan foto. Harga jual buku ini untuk second hand tergolong murah di Amazon. 

Tentang bagging method itu sendiri, Anda bisa membacanya di artikel Threads Magazine ini. Namun bilamana Anda ingin lebih tahu tentang caranya dan membutuhkan panduan dalam bentuk video, coba cari di YouTube untuk satu video dari eSewing Workshop.


Hasilnya ternyata memuaskan untuk pemasangan lining dengan metode di atas. Lebih rapi dan lebih cepat. Namun saya agak khawatir di bagian facing. Tingkat ketebalan kain wol tersebut membuat bagian ini cenderung keluar. Terpikir untuk melakukan understitching namun rasanya kurang cocok sehubungan dengan model depannya (facing: kerah ke bawah). Hasil seperti ini juga saya lihat pada beberapa sewing blogger luar yang menjahit dari pola yang sama.


Yah, setelah dipakai, coatigan ini tetap terlihat nyaman dan ok. Pemiliknya pun tidak keberatan dengan penampakan facing yang seperti itu. Well, bisa dinyatakan kelar dan semoga coatigan ini menjalankan tugasnya dengan baik.


Note: Kain wol campuran dan kain lining satin poly dari toko Mondial Tissus









Jumat, 09 Desember 2016

Sointu kimono tee


Sejak Named Clothing  ( indie pattern dari Finlandia) meluncurkan pola jahit koleksi Fall/Winter 2016 "Evolution Theory"  saya jadi sering cuci mata ke blog mereka. Beberapa dari koleksi nya saya suka 😍, salah satunya adalah Sointu Kimono Tee ini ( dua versi, PDF/Digital pattern dan Paper Pattern). Pola sederhana yang saya yakin bisa di dapat dengan free di internet dan atau bagi yang pandai menjahit bisa membuat sendiri pola ini.
Memanfaatkan sale Christmas, saya beli Digital Pattern 5€ saja. yaaay ! 👏
Kain yang di sarankan adalah kain bahan knit/jersey, tapi baca di beberapa blog, kain woven juga bisa. Lirik fabric stash, saya ketemu kain katun ( Mondial Tissu) sepanjang 1m20 yang pas untuk kebutuhan Sointu Kimono Tee ini. Cut di size 36/38, pendekkan bagian bust 3cm, pendekkan bagian bawah hips 4cm and that's all ! Total -7cm, karena semua pattern Named Clothing pada dasarnya di design untuk stature min 172cm 😝, di mana saya berada di bawah range stature ini. 😸 ( hello my bestie, it's for you 👋!)
Proses jahit termasuk mudah, tidak banyak teknik yang di butuhkan. Kecuali, saya sempat stuck di proses pasang belt loop. Mengikuti instruksi, saya kurang suka hasilnya. Mencoba cari baju RTW yang ada untuk lihat contoh, tapi saya tidak punya baju yang ada belt loop seperti ini.
Sempat curhat sama bestie soal ini, di saranin untuk mengurangi panjang loop and I did it ! merci...dan kembali ke laptop  mesin jahit!

belt loop

Hasil akhir saya suka Sointu ini. Karena jahit di kain woven, tentunya agak sedikit kaku, akan berbeda kalau jahit di kain jersey atau viscose atau kain yang lebih 'jatuh'.

Kamis, 01 Desember 2016

Cleo dungaree dress

Pattern Cleo dari Tilly and the Buttons ( indie pattern di Inggris ) adalah ' korban' last minute black friday sale  😪 . Sebenarnya saya sempat naksir saat awal lihat pattern ini di launching. Mengingat di saat jaman SMA 😙, saya punya overall warna biru langit yang suka saya pakai dengan kemeja kotak-kotak 😋 dan terbawa sampai awal kuliah saya ada dungaree dress dengan warna yang sama seperti overall 😄.
Terdorong oleh black friday sale  nostalgia,  akhirnya saya beli digital pattern, mumpung lagi disc 25%, jadi sekitar 8€-an.


Cleo tergolong mudah di jahit, karena tidak banyak pieces.
Instruksi pattern sangat jelas dengan skema photo yang langkah-langkah menjahit.
Di site Tilly and the Buttons ada petunjuk sizing, tips dan trik supaya kalian bisa sukses jahit dungaree dress bisa lihat di sini .
Selain itu bestie ada juga posting informasi menarik untuk membantu jahit kain denim di blog kami ini.
notions
Setelah lihat kain di stash, saya temukan kain denim medium-weight warna biru tua  yang cocok untuk jahit Cleo. Butuh kain sepanjang kira-kira 1m10 ( width 145cm)  saya cut di size 4, tanpa ada alteration, kecuali tambahkan panjang dress 1cm.
kiri atas : press facing, kanan atas : front facing
kiri bawah : benang jeans di atas, benang biasa di bobbin,
kanan bawah : hem 3,5cm cm ( 1cm +2,5cm)


Proses jahit sebenarnya bisa cepat, setengah hari pun bisa selesai jika pattern nya telah disiapkan. Tapi karena saya selang-seling dengan kegiatan lain, jadi sempat tertunda.
Untuk pemasangan dungaree clip atau pengait kancing ( pakai lebar ukuran 3cm)  tidak ada kendala sama sekali, tapi saya agak kesulitan saat pasang kancing jeans nya 😓. Sempat bengkok "paku" kancing tsb saat di 🔨, tapi kemudian saya berhasil meluruskan kembali dan pasang kedua kancing jeans tsb.  Note.  pelajari lagi cari pasang kancing jeans yang benar.
Cleo
Fitting Cleo saya suka 😍.  Di saat musim dingin bisa di pake dengan turtle neck ( klasik banget 😉) atau mungkin sweatshirt, kemeja plus legging dan boot💃. Bisa suhu mulai hangat, bisa di padukan dengan tshirt lengan pendek pula. Kali berikut mungkin akan saya jahit model A-line.

Rabu, 30 November 2016

Tips Menjahit Celana Jeans 1

Berikut ini rangkuman dari pengalaman dan proses belajar menjahit celana jeans. Bila ada pertanyaan, silakan saja. Nanti kami akan coba bantu dari sumber-sumber yang ada.

Yang pertama-tama perlu dibahas adalah beragam jenis kain denim. Kain denim itu ada yang tebal dan ada yang tipis. Untuk tahu apakah ketebalan bahan sesuai dengan kebutuhan kita, sementara kita membelinya secara jarak jauh atau online, tanyalah bobot si kain (gram/meter2 atau ounce/square yard). Kalau mengutip dari site ini,
Traditionally, 12 - 16 oz. is used for denim jeans, and those weights can be divided in three categories:
  • Lightweight: 12 oz. or under
  • Mid-weight: 12 - 16 oz.
  • Heavyweight: anything above 16 oz.

Denim yang lightweight tentunya ringan dan cocok untuk cuaca panas. Model boyfriend jeans bisa menggunakan denim ringan ini. Dan satu lagi keuntungannya adalah: menjahitnya relatif lebih mudah karena ya itu tadi, tidak tebal. Jadi kalau mau memulai membuat celana jeans, pertimbangkan untuk menggunakan jenis denim yang light dulu.

Selain itu, kain denim juga ada yang stretch. Untuk beberapa model celana, misalnya skinny, denim jenis stretch tentunya lebih cocok. 

Jangan lupa untuk mencuci kain denim yang akan dijahit. Beberapa denim akan melunturkan warnanya pada saat pencucian dan bahkan ada beberapa kasus dimana warna biru si denim melekat di jari-jari kita saat kita menjahitnya.

Yang juga perlu diperhatikan adalah pola yang akan digunakan. Make sure bahwa polanya sudah fit di badan kita. Cara untuk fitting bisa dilihat di Closet Case Patterns.

Ok, sekarang kita ke tips terkait penjahitannya.


  1. Pertama-tama, siapkan semua material yang akan dibutuhkan untuk menjahit celana jeans. Jarum jahit! Sebaiknya gunakan jarum jahit khusus untuk bahan denim /jeans. Dan pilih ukuran yang sesuai dengan ketebalan kain denim kita. Bila tidak ada jarum khusus denim, kita bisa menggunakan jarum universal ukuran 90 atau 100 (sekali lagi, tergantung ketebalan kain). Jarum topstitching akan diperlukan juga tapi kalau tidak ada, ya jarum universal saja.
  2. Benang! Ingat bahwa jenis benang jahit yang digunakan sebaiknya yang kuat, misalnya Guterman Extra Strong atau Gutermann Spesial Jeans. Tapi beberapa orang ada juga yang menggunakan benang jahit all-purpose (biasanya polyester). Dan untuk benang jahit ini gunakanlah warna yang senada dengan warna kain denim. Dan ingat juga bahwa topstitching celana jeans umumnya menggunakan benang yang warnanya berbeda dengan benang jahit. Tapi bisa juga sama kok, tergantung selera saja. Untuk awal-awal, sebaiknya gunakan benang berwarna sama dengan warna kain denim supaya tidak kentara kalau ada yang tidak rapi. 
  3. Benang topstitching ada yang khusus dengan ketebalan di atas benang jahit biasa. Tapi bila kita tidak memilikinya, gunakan saja benang jahit yang ada. Di kemudian hari, bila ternyata kita suka sekali dengan pembuatan jeans, bolehlah investasi beli benang topstitching. Sekalian yang meternya besar yaa... Misalnya 500 meter. Benang topstitching Gutermann kalau tak salah hanya 50 atau 100 meter deh... 
  4. Ada cara lain untuk alternatif topstitching tanpa benang khusus. Menurut kelas jean dari Kenneth King di Craftsy, kita bisa juga menggunakan dua benang jahit biasa dimana keduanya ditujukan ke satu jarum yang sama. Jadi seperti menjahit dengan double benang. Sejauh ini kami belum mencoba namun tampaknya beberapa orang di luar sana sudah menjajalnya dan suka.
  5. Ingat, kalau kita menggunakan benang topstitching, benang di bawah (bobin bawah) tetap benang biasa. Karena sering kejadian kalau bobin bawah menggunakan benang topstitching juga maka hasil jahitannya tidak rapi (bawah).
  6. Apapun pilihan benang, tips paling utama adalah: trial dulu termasuk cek tension atas apakah sudah pas.
  7. Nah, kalau kita menggunakan dua macam benang yang berbeda (benang jahit dan benang topstitching), berarti kita harus mengganti benang atas berulang kali. Siapkan mental untuk itu ya. Cara yang lebih praktis dan hemat waktu adalah menggunakan dua mesin jahit (kalau ada). Jadi satu mesin untuk menjahit potongan jeans dan yang satu lagi untuk topstitching
  8. Jarak jahitan pada umumnya untuk celana panjang adalah 3 (kalau menurut satu kelas Craftsy). Sedangkan untuk topstitching, jaraknya antara 3.5 dan 4.
  9. Mesin obras sebaiknya ada untuk merapikan pinggiran kain. Tapi kalaupun tidak tersedia, kita bisa menggunakan jenis jahitan zigzag di mesin jahit atau kalau ada jenis jahitan overcasting, bisa juga digunakan (tentunya dengan overcasting foot). 
  10. Tahap pertama dalam proses penjahitan celana jeans biasanya adalah pemasangan kantong depan dan kantong belakang. Kantong belakang lebih gampang karena hanya patch pocket. Tapiii... kalau kita ingin menggunakan desain gambar tertentu, sebelumnya kita harus meluangkan waktu dalam membuat percobaan di kain yang sama (sisa kain). Jangan lupa memberikan kain pelapis (pislin) di bagian belakang pocket untuk menjaga kestabilan hasil. O iya, beberapa ide desain gambar kantong belakang bisa diunduh di sini.
  11. Kantong depan pada umumnya dijahit dengan cara yang standar. Tapi misalnya ada potongan yang kita tidak mengerti, ada baiknya cek ke beberapa celana jeans ready-to-wear (atau celana panjang lainnya) yang kita beli di toko. 
  12. Tambahan 23 Okt 2017: Zipper. Untuk celana jeans, zipper yang dipakai adalah yang bergigi metal dan biasanya khusus untuk menjahit celana jeans. Panjangnya sekitar 15-18 cm tapi kalau Anda hanya bisa menemukan yang lebih panjang, ada cara untuk memperpendeknya di artikel ini.
  13. Tambahan 23 Okt 2017: Kancing. Kalau celana jeans yang hendak kita buat menggunakan kancing untuk penutup (no zipper), carilah kancing yang memang diperuntukkan bagi jeans. Biasanya jenis kancing sama dengan kancing penutup paling atas, hanya saja ukurannya lebih kecil sedikit. Contoh gambar ada di bawah (foto dari Closet Case Patterns).
  14. Tambahan 23 Okt 2017: Rivet. Benda yang imut-imut ini biasanya dipasang di pinggiran kantung depan dan kantung belakang. Fungsinya? Menjaga si kantung supaya tidak mudah suwek karena tangan kita bolak balik menaruh benda ke kantung, apalagi kalau benda tersebut termasuk besar dan agak berat misalnya handphone dan dompet. Terkadang kita pun bergaya dengan dua tangan masuk ke kantung, iya kan? Jadi bagian kantung harus diperkuat dengan rivet. Selain itu, fungsi lainnya adalah untuk unsur dekoratif. Cara memasang rivet (dan kancing jeans) bisa dilihat di postingan Indie Sew ini. Siapkan palu ya!
  15. Tahap yang paling membutuhkan konsentrasi adalah pembuatan fly front. Jadi untuk project jeans pertama, kita bisa mengalokasikan waktu yang cukup banyak di bagian ini. Tips di sini hanya untuk hati-hati dalam menjahit zipper-nya karena ada bagian gigi metal kan. Jangan sampai kena jarum jahit kita. Trus juga hati-hati saat topstitching di bagian fly front karena kalau tidak rapi, kelihatan aja deh...
  16. Penjahitan yoke di bagian belakang jeans tidak terlalu sulit namun karena di bagian ini sudah ada topstitching, jadi pas penyambungan yoke kanan dan yoke kiri, garis topstitching tersebut sebaiknya bertemu. Ini cukup penting karena bagian tersebut cukup kelihatan (kecuali kalau kita pakai atasan yang menutupi bottom). 
  17. Ingat, supaya rapi, pada setiap tahapan penjahitan untuk menyatukan bagian-bagian jeans, kita sebaiknya menyetrika dan press bagian-bagian tersebut. Press, press, press...
Pic of Closet Case Patterns

Trial jahitan: atas - double benang, bawah - benang topstiching


Ok, sementara ini dulu yaa... To be continued!





Rabu, 23 November 2016

Bootcut Jeans


Sekitar tahun lalu saya mengetahui tentang satu merk celana jeans lokal yaitu 1083. Di site mereka, merk ini menawarkan beberapa pola jeans secara gratis dalam format PDF. Pola-pola ini, katanya, merupakan pola yang digunakan untuk memproduksi jeans mereka. Ada tiga model yang ditawarkan dan salah satunya adalah model jeans bootcut untuk wanita. Saya tertarik sekali tapi saat itu kemampuan menjahit saya belum sampai pada tingkat celana jeans. Sekarang, setelah ada pengalaman mengerjakan satu celana jeans skinny dan satu celana jeans boyfriend, saya merasa semakin percaya diri dalam membuat jenis pakaian ini.

Bulan ini kebetulan ada kelas menjahit khusus celana jeans 1083 di salah satu tempat kursus lokal. Kelasnya hanya satu hari dari jam 10 sampai jam 17 dan peserta bisa menggunakan peralatan mesin yang ada di sana (mesin jahit, mesin obras, mesin setrika press). Bahan kain dan material jahit lainnya harus membawa sendiri dan kainnya harus sudah dipotong ketika sampai di tempat kursus supaya menghemat waktu.

Kalau dipikir-pikir, kenapa sih ambil kursus untuk menjahit celana jeans? Kan bisa coba sendiri dan sudah banyak tutorial di internet. Iya sih, tadinya saya ragu mau ikutan karena sebenarnya bisa saja dikerjakan sendiri apalagi sudah ada pengalaman. Tapi berhubung saya ingin sekali menguasai pembuatan jeans dari ahlinya langsung, jadi saya ambil saja deh. Toh celana jeans termasuk jenis pakaian yang dikenakan setiap hari oleh kami sekeluarga. Jadi ke depannya akan sangat berguna. Kebetulan juga jenis denim yang digunakan untuk bootcut jeans ini tergolong tebal untuk saya. Jadi saya berharap mendapat ilmu tambahan terkait dengan bahan setebal ini (pada akhirnya sih tidak ada yang spesial selain tips penggunaan palu untuk menipiskan lapisan denim di seam - saya sendiri kadang harus potong seam secara berlapis supaya lebih mudah dijahit).

Ok, untuk jenis jeans ini, bahan kain yang disarankan adalah denim non-stretch. Bobotnya gimana? Kalau saya melihat denim yang dijual oleh site 1083 dan digunakan untuk model bootcut mereka, denim tersebut termasuk kategori mid-heavy (di atas 250 gram/m2). Sebenarnya saya bisa membeli denim-nya saja di site itu tapi karena harganya termasuk tinggi (jenis organik dan Made in France), jadi untuk bootcut pertama saya cukuplah denim yang standar saja.

Problem pertama adalah di printing pola PDF-nya. Kenapa? Karena merk 1083 ini tidak memberikan test square dan printer saya belakangan ini mulai "sakit-sakitan" jadi suka berantakan hasil printingnya. Ada sedikit kekhawatiran bila ukuran pola yang tercetak tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Jadi untuk menghindari kesalahan dalam ukuran, saya membuat dulu muslin dari kain katun biasa. Ukuran yang saya ambil adalah 32 (american size - 42 untuk Perancis). Setelah yakin dengan ukurannya, baru deh saya potong denim di size tersebut. Saat membuat muslin ini, saya baru perhatikan bahwa ada bagian kain yang saya tidak tahu bagaimana dijahitnya dan di bagian mana. Kelihatannya untuk di kantong, tapi di sebelah mana. Sudahlah, toh muslin saya sudah cukup memberikan informasi bahwa ukuran yang saya ambil sesuai dengan badan saya. Detail tentang kantong pasti akan saya ketahui pas kursus.

O iya, kain untuk lapisan dalam kantong depan menggunakan kain katun biasa namun sebaiknya bukan yang jenis tipis. Kalau bisa jenis poplin. Di sini saya pakai sisa poplin motif bunga-bunga.

Foto kantong depan dengan poplin bunga (dengan potongan facing yang awalnya saya tidak tahu ditempatkan dimana)

Di tempat kursus, saya menggunakan mesin jahit Janome 8077. Mesin ini cukup oke dalam menangani bahan denim kategori tebal. Tapi tetap saya harus trial dulu di awal, terutama di panjang stitching dan tension atas. 

Janome 8077

Kantong belakang dijahit secara sederhana, tanpa desain yang khusus. Sang guru mengatakan bahwa jarak stitching pertama (paling pinggir) antara 2-3 mm. Yang berikutnya antara 5-6 mm.

Kantong belakang

Sayangnya waktu tidak mencukupi bagi semua peserta kursus untuk menyelesaikan celana jeans ini. Kami semua harus berhenti di saat konstruksi waistband. Tapi untungnya kami sudah mencoba fitting jeans di badan masing-masing dan kemudian membuat adjustment dibantu oleh sang guru. Saya pun melakukan penyesuaian saat fitting pertama yaitu di bagian yoke karena ada sway back. Untuk mengambil dari tengah, saya keberatan karena sudah topstitching euy... Setelah dicoba ambil dari kanan dan kiri, ternyata bisa juga. Sip...

Problem fitting kedua yang tidak saya deteksi saat di tempat kursus adalah lipatan belakang di bagian bawah bokong. Kalau menurut postingan Closet Case Patterns, masalah fitting ini memerlukan flat seat adjustment.

Banyak lipatan di bawah belakang

Nah, untuk memperbaiki masalah fitting yang ini, saya terpaksa membongkar lagi topstitching yang sudah dibuat di bagian bawah tersebut. Tentu tidak perlu dibuka semuanya, cukup di bagian bawah khususnya back legs dekat crotch. Setelah dibuka (topstitching, jahitan obras plus jahitan biasa, haish capek...), saya mengambil masing-masing 1.5 cm di back leg kanan dan kiri. Kemudian saya basting dulu, fitting lagi, dan setelah merasa cocok, saya baru deh menutup jahitan secara permanen. 

Problem berikutnya adalah, penggunaan bias binding untuk finishing waitsband. Saya kurang suka karena saat di-topstitching, hasilnya kurang rapi di bagian dalam waistband. Saya lebih suka dengan cara biasa yaitu lipat seam ke arah dalam, press, slip stitch pakai tangan, setelah itu baru deh topstitching.


Selain itu, ada masalah lain di bagian ini. Hasil topstitching waistband di bagian kanan khususnya di atas kantong depan kanan tidaklah bagus, terkesan tidak rapi seperti bergelombang ke satu arah (maaf tidak sempat foto karena saya keburu dedel). Memang waistband ini tidak ada lapisan interfacing sehubungan dengan bahannya yang sudah cukup tebal. Tapi ternyata memang tetap harus distabilkan. Jadi untuk menyelamatkan bentuknya, setelah dedel, saya membuat basting stitch diagonal di sepanjang waistband (lihat foto atas, bagian yang ada benang pink). Setelah itu saya copot bias binding, lipat seam, press, slip stitch dan topstitching lagi dengan pelan-pelan.

Akhirnya sampai pada hemming! Fiuh... Di polanya, panjang celana jeans ini ada dua pilihan: 34 atau 36. Saya memotong bahannya di batas garis 36 tanpa memberikan hem allowance. Setelah fitting,  kepanjangan, saya pun memotong hem sebanyak 4 cm, kemudian membuat double fold hem 1.5 cm. 

Beres! Saatnya pasang kancing dan rivets. Ini kerja keras banget deh karena lapisan yang mau dipasang rivets terlalu tebal, jadi bolonginnya setengah modar, heu... Akhirnya saya hanya pasang dua rivets saja di pojokan luar kantong depan. Oh iya, pola asli celana jeans ini tidak ada kantong koin yah. 


Voila! 

Keuntungan dari menjahit jeans ini dengan dibantu guru yang ahli adalah: 
  • jadi tahu piece kecil untuk kantong ditempatkan dimana
  • penempatan zipper pas, tidak ada bagian metal yang tertabrak saat dijahit
  • melihat langsung cara guru menyatukan dua bagian yang akan dijahit dengan menyatukan ujung terlebih dahulu, kemudian tengah, ke tengahnya lagi, dst. Jadi kalau ada ketidaksempurnaan saat cutting, bagian itu akan terbagi secara rata di semua bagian (bingung ngga?)
  • ada reminder bahwa kalau pasang jarum pentul itu harus betul supaya saat kita menjahit akan lebih mudah menarik si jarum
  • informasi bahwa kalau mau memendekkan seam allowance setelah dijahit, sebaiknya tidak menggunakan gunting cranteur (pinking shears) karena bisa beresiko kelihatan dari sisi luar


Apalagi yaa... Anyway, kalau Anda berminat untuk membuat celana jeans menggunakan pola dari 1083, selain model bootcut wanita - kode 202, ada juga model lurus untuk wanita - kode 201 dan model lurus untuk pria - kode 101. Sayangnya petunjuk untuk konstruksi dalam bahasa Perancis dan tidak detail. Namun Anda bisa coba cek sew-along jeans yang ada di internet (Ginger by Closet Case Patterns atau Jamie by Named Clothing) atau video tutorial menjahit jeans di YouTube yang dibuat oleh Angela Kane.

Selamat menjahit!


Denim: Tissus.Net
Poplin: Sepertinya dulu beli di Butinette
Benang topstitching: Bruneel
Benang jahit: Laser (tidak tahu jenisnya tapi yang jelas lebih tebal dari benang biasa) dari Tissus Jaures
Kancing dan rivets: Silvercoast (eBay)
Zipper: Mercerie Carefil 

Edit 30/11/2016: Jeans ini akhirnya diperpendek 3.5 cm karena masih kepanjangan. Kemudian ada satu lagi yang hendak ditambahkan di sini. Pembuatan lubang kancing pada jeans ini sempat mengalami kesulitan di mesin jahit elektronik saya (Brother NV30). Untuk itu, saya harus mengulanginya di mesin jahit mekanik Bernina jadul saya. Problem pada pembuatan lubang kancing ini terjadi pada project yang menggunakan bahan kain tergolong tebal (Yuzu coat, Coatigan Silvia, bootcut 1083). Tapi untuk project berbahan kain ringan sampai medium, proses berjalan tanpa hambatan. Masalah ini sedang diinvestigasi, ceile... :D


Selasa, 22 November 2016

Boyfriend Jeans in Light Denim

Morgan jeans by Closet Case Patterns

Boyfriend jeans merupakan satu model celana jeans yang sangat diminati oleh banyak orang dan beberapa celebrity internasional suka mengenakannya untuk kegiatan mereka sehari-hari. Modelnya sendiri ringan dan cocok digunakan dengan beragam jenis atasan maupun beragam jenis sepatu. 

Terus terang saya sendiri merasa nyaman menggunakan jeans jenis boyfriend ini, baik untuk kegiatan di luar rumah maupun di dalam rumah (maksudnya, bersih-bersih, beres-beres, masak, nyetrika, hehe...). Dan setelah berdiskusi dengan anak sulung, kami pun sepakat untuk membeli pola boyfriend jeans dari Closet Case Patterns. Nama polanya Morgan.

Untuk Morgan yang pertama, saya menggunakan jenis kain denim yang ringan/light. Bobotnya hanya 200 gram/m2. Di polanya sendiri tertuliskan saran untuk jenis kain denim non-stretch yang range-nya dari light sampai heavy. Saya pilih light dulu deh. 


Secara umum, review untuk polanya:
  • Instruksi jelas sekali. Dari tips-tips menjahit denim, cara memotong kainnya sampai dengan konstruksi/penjahitan. Kalau ada bagian yang kurang jelas pun kita bisa meluncur ke blog Closet Case Patterns karena ada beberapa panduan konstruksi jeans. 
  • Cutting polanya sendiri menurut saya pas. Mungkin lebih tepat dibilang bahwa polanya cocok dengan jenis badan saya. 
Modifikasi :
  • Hem: Sebelum memotong kain denim, saya mengecek panjang jean bagian depan dengan cara menempelkan kertas polanya ke badan saya. Merasa bahwa panjangnya tidak cukup (tinggi badan saya di atas 170 cm), saya menambah 2 cm saat memotong kain. Hemming menjadi sbb: lipatan pertama 1 cm, lipatan kedua 1.5 cm.
  • Waist: setelah fitting dan merasa pinggang kebesaran, saya mengambil masing-masing 2 cm dari sisi kanan dan kiri.
  • Belt loops: Bagian ini tidak saya jahit dua kali (kanan dan kiri) seperti halnya contoh di panduan. Yang saya lakukan hanya membuat satu jahitan di tengah (ini hasil 'ngintip' satu celana jeans milik suami, hihi...).
Selama konstruksi, pengalaman yang saya ambil:
  • Penggunaan dua mesin jahit sangat membantu. Satu untuk menyambung jahitan, satu untuk topstitching. Jadi banyak hemat waktu dalam proses penggantian benang (benang jahit dan benang topstitching).
  • Berhubung benang topstitching lebih tebal, jadi bobbin bawahnya menggunakan benang biasa saja. Kenapa? Karena dalam beberapa percobaan, bila bobbin bawah menggunakan benang topstitching juga, maka hasil jahitan bawah terlihat tidak rapi (dan ternyata bukan hanya kejadian pada saya saja tapi juga pada beberapa sewing blogger lainnya termasuk si bestie). Tapi tetap harus trial dulu untuk melihat hasil jahitan rapi atau tidak. Kalau tidak rapi, tension atas harus disesuaikan. Tips: Saya mendokumentasikan hasil trial di lembaran yang disediakan oleh satu kelas Craftsy dan kemudian saya simpan rapi di satu folder. 


Kantong belakang sedikit mendapat perhatian lebih yaitu:

Stay tape
Interfacing di desain gambar
  1. Diberikan stay tape di bagian atas supaya lebih rapi dan lurus saat dijahit. Sebenarnya ini tidaklah wajib tapi berhubung kain denim saya light, jadi saya ingin lebih terlihat solid di bagian itu.
  2. Desain kantong belakang yang kita lihat di pasaran ada beragam. Untuk membuat yang sederhana namun cukup cantik ternyata tidak terlalu sulit. Hanya bermodal penggaris dan pensil jahit, saya membuat model seperti foto di atas
  3. Untuk membuat jahitan desain kantong belakang cukup solid (seperti halnya embroidery), saya memberikan lapisan interfacing hanya sepanjang desain tersebut (di sini saya pakai Vilene G700). Saya sempat mencoba dengan jenis yang larut di air (Vilene Soluvlies) namun hasilnya kurang memuaskan.
Kantong depan, khususnya bagian lapisan dalam, saya menutup jahitan bawahnya dengan bias binding bunga-bunga berbahan dasar halus. Kemudian salah satu sisi dari fly juga saya berikan bias binding yang sama.


Topstitching fly front harus hati-hati karena ada bagian yang melengkung. Sementara bagian depan ini adalah bagian yang sangat visible saat kita mengenakan jeans-nya. Jadi maksudnya, kalau tidak rapi ya kelihatan gitu... So, buatlah topstitching di bagian ini dengan pelan dan hati-hati supaya hasilnya tidak mengecewakan.


Bagian ban pinggang bagian dalam saya jahit dengan tangan karena sudah terbiasa seperti itu. Setelah itu topstitching dengan pelan juga karena sama halnya dengan fly front, bagian ini akan kelihatan kalau tidak rapi.


Secara keseluruhan, proses pengerjaan boyfriend jeans ini tidak terlalu sulit karena selain instruksinya jelas, bahan kainnya pun ringan (bukan jenis denim tebal). Prosesnya memakan waktu lima hari dari pencucian kain denim sampai selesai topstitching akhir. Namun kemudian saya harus hunting kancing jeans dan rivets yang sesuai selera dan itu memakan waktu sekitar dua minggu (karena tidak dapat di toko terdekat, saya terpaksa hunting online dan berhasil menemukannya di satu seller eBay posisi di UK).


Voila, selesai deh si Morgan percobaan pertama. Sangat nyaman dikenakan tapi berhubung bahannya ringan, jadi agak kurang cocok untuk musim yang mulai dingin ini. Tetap bisa dipakai sih, misalnya untuk jemput anak ke sekolah atau untuk belanja ke supermarket. Tapi kalau untuk mengunjungi misalnya open air market dan mubeng-mubeng di situ selama dua jam... brrr... lumayan juga ya. Apalagi nanti kalau winter. Yo wis, dipakai di rumah wae... sambil nunggu spring summer.


Bahan denim: Tissus.Net
Bahan poplin (lapisan dalam kantong): sisa kain project terdahulu, dibeli dari Les Coupons de Saint Pierre
Benang topstitching: Bruneel
Kancing dan rivets: Silvercoast (eBay)
Bias binding: Salon Loisirs Créatifs Orléans
Stay tape: Marché du Tissus Strasbourg
Vlieseline G700: Patrons de couture

Sabtu, 12 November 2016

Safran jeans

Safran jeans/pants (14€) high waisted  merupakan satu-satunya pola koleksi Fall-Winter 2016 yang dikeluarkan oleh  Deer&Doe, salah satu indie pattern french favorit saya. Booklet pola terdiri dari dua bahasa, inggris dan prancis, dengan penjelasan yang lumayan detail.
Begitu pola ini di launching, saya langsung order karena penasaran ingin mencoba jahit toile  Safran skinny jeans.
tshirt Plantain -pola D&D
jeans Safran- pola D&D

Kain  yang di sarankan supaya memiliki kandungan elastisitas 20-30% saya beli online dari LCSP, yang cocok untuk jahit skinny jean.
Kain denim stretch dengan elastisitas 20% sepanjang 1m40 ( width 145cm) saya potong di size 40 (waist, hips) -38 (legs)  - ternyata kebesaran😥
Pola saya tracing di atas lembaran denim, tanpa di lipat kain tsb. Mengapa ? Menurut informasi yang saya baca, untuk mengurangi resiko kain twist ( keplintir?) saat potong. Bisa mempengaruhi hasil akhir jeans nantinya. Entah benar/tidak  atau seberapa besar pengaruh cara potong tsb saya tidak tahu :), tapi memutuskan untuk mengikuti saran yang ada saja ;).  Tracing pola harus secara miror, hadap-hadapan, jangan sampai keliru, bisa berakhir dengan potong kain bagian kaki kiri atau kanan 2X :D.
Safran jeans
Saya melakukan beberapa adjustments ( sebelum potong kain dan sesudah jahit)  guna mendapatkan jeans yang pas dari size awal 40, sbb:
  • mengecilkan waist dari pola asli ( kurangi 1,5cm) 
  • kurangi CB waistband 1,5cm
  • memperpendek celana 3cm
  • swayback 2cm
  • flat seat adjustment (fsa) 1,3cm ( back)
  • scoop back crotch 1,6cm (back)
  • kurangi -0,25 di inseam (back)
  • shorten front crotch -1,5cm
  • flat pubis 1cm(front)
Kebanyakan adjustments di atas saya berpedoman di postingan Heather-Closet Case  di sini. Sangat lengkap dan mencakup semua alteration pola yang saya butuhkan.Tentunya tiap individu akan berbeda adjustment yang dibutuhkan, sesuai dengan bentuk body dan kenyamanan yang di inginkan.
Di site designer pola nya sendiri terdapat banyak guide #Safran di bulan September untuk jahit Safran, karena saya jahit jeans sebelum ada postingan blog tsb, sehingga saya merujuk ke postingan Closet Case.
Mengamati banyaknya alteration yang saya lakukan, semakin mantap saya akan cut di size 38, tentunya tetap dengan sedikit alteration, yang akan tergantung pada jenis kain yang akan digunakan nanti.
Proses jahit mendapat tantangan pertama saat memilih benang yang cocok buat jahit jeans di kain denim stretch ini. Setelah mencoba ganti beberapa kali benang dan settingan mesin jahit, akhirnya saya menemukan settingan yang cocok ( menurut ukuran saya).

test benang

Untuk muslin wearable ini saya skip proses topstitching, untuk mempercepat dan mempermudah kalau ada adjustment/perubahan yang perlu di bikin setelah proses jahit.
Proses yang saya temukan sedikit membingungkan adalah saat jahit saku depan celana.
Ini membutuhkan konsentrasi lebih untuk mengerti teknik yang di gunakan dan cara menjahinya, supaya rapi saya basting terlebih dahulu.

Selain jahit saku depan, jahit lubang kancing di jeans ini juga menjadi tantangan, karena ketebalan jeans membuat agak sulit masuk di bawah foot mesin jahit. Seperti tips pada umumnya, di ratakan pakai palu,  belum berhasil masukkan pinggang jeans ke bawah foot button hole. Sempat curhat sama bestie, diberi ide jahit tangan. OMG! Sabarnya my bestie ;)





Akhirnya dengan bantuan tool 'aneh', berhasil sedikit meratakan ketebalan waist di bagian kancing, sehingga akhirnya saya bisa jahit lubang kancing dengan mesin. yaaay! Topstitch waistband saya terlihat kurang rapi :p, waktu itu saya tak sabaran untuk cepat menyelesaikan jeans Safran ;)
Berbicara tentang waistband, kali berikut saya akan menggunakan waistband utuh ( 1 piece) , seperti yang di pakai di Ginger jeans. Akan lebih memudahkan untuk alteration dan lebih gampang untuk menyesuaikan besar/kecil pinggang. Bedanya, di Ginger jeans ada back yoke, di Safran tidak ada back yoke.

Safran saya jahit akhir September kemarin, sampai sekarang sudah beberapa kali saya pakai, cuci dan setrika. Ada yang berubah ? iya. Kain denim menjadi lebih lemas dari sebelumnya, jeans terasa sedikit longgar, walaupun tidak sampai merubah shape nya itu sendiri. Tapi mungkin perlu saya ingat untuk proyek jeans berikutnya agar memperhatikan aspek pemilihan kain dan size yang tepat untuk Safran, sehingga tidak menemukan kejutan setelah di pakai dan cuci beberapa kali.
Sekarang saya jadi mengerti, di beberapa blog yang membahas tentang jahit jeans, mereka mencuci berulang kain yang akan di pakai sebelum di potong.
Voilà !

Kesimpulannya, saya cukup senang dengan hasil Safran jeans skinny stretch ini, sangat nyaman di kenakan. Full calf adjustment akan saya tambahkan di next jeans, karena di muslin ini tidak mungkin saya lakukan, adjustment ini harus di lakukan di pola sebelum kain dipotong. Sekarang Safran menjadi jeans favorit saya. Jahit lagi Safran yang baru untuk winter aahhh.. 

Rabu, 02 November 2016

Banksia Tunic in Linen Viscose

Mood menjahit saya agak menurun belakangan ini. Jadi paling saya hanya menyelesaikan beberapa permak baju untuk teman-teman dan keluarga. Namun akhir September lalu saya pelan-pelan berhasil membuat satu tunik menggunakan pola Banksia dari Megan Nielsen dan kain linen viscose yang sudah lama ada di stash.

Kain linen viscose ini lebih lemas dibanding linen katun atau linen murni. Dan lebih tipis. Jadi kalau ingin membuat dress, sebaiknya dilapis lagi. Tadinya saya pikir akan terlalu "summer" karena jenis kainnya terkesan seperti itu. Tapi setelah tunik ini jadi, ternyata bahannya cukup hangat di udara dingin (tapi September ya, belum winter). Kain ini seperti halnya linen yang lain juga mudah kusut saat dikenakan.


Kancing yang digunakan berdiameter 22 mm. Terkesan besar dan berat, namun karena bahannya bukan metal (walau terlihat seperti metal) kancing ini tergolong ringan. Penandaan lubang kancing menggunakan Flex Gauge by Nifty Notions (lihat foto di atas) dan terus terang alat ini membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.



Yang menarik dari hasilnya adalah, jahitan darts di depan kanan dan kiri. Jahitan tersebut terkesan seperti pleats ringan. Walau sudah disetrika sedemikian rupa, hasilnya masih seperti itu, tidak flat. Jadi saya anggap saja "aksen dekorasi" yang terjadi secara tak sengaja.

Tunik Banksia di bawah coatigan Silvia


Bahan:
  • Kain linen viscose dari Les Coupons de Saint Pierre
  • Kancing dari expo hobby and craft di Orléans

Dari project ini, ada satu kesalahan kecil yang harus saya ingat (makanya ditulis di sini, supaya kl lupa, saya ada catatannya nih...). Kesalahan tersebut adalah pada pembuatan lubang kancing. Tadinya saya pikir supaya kancingnya fleksibel bergerak ke kanan dan ke kiri saat baju dikenakan, saya membuat lubangnya horizontal. Tapi setelah jadi, pergeseran ke kanan dan ke kiri tersebut saat baju dikenakan (dan dengan kancing segede gaban) malah menampilkan kesan kurang rapi. Size yang membuat lebih visible. Lain kali: VERTIKAL saza. Sebenarnya di salah satu kelas jahit Craftsy pun sudah disebutkan bahwa untuk plaket atasan sebaiknya lubang kancing dibuat secara vertikal. 




Sabtu, 29 Oktober 2016

Archer button up shirt

Ini adalah kemeja Archer ketiga  yang saya jahit, terbukti pattern Archer dari grainline studio merupakan salah satu pattern kemeja loose-fit favorit saya ;)
Bila kesulitan mendapatkan paper pattern nya, ada versi digital yang bisa di print di rumah.
Di blog grainline ada sew along Archer yang sangat lengkap dan detail, sehingga sangat memudahkan buat pemula yang ingin sekali menjahit kemeja sendiri tanpa guru dan takut salah ;). Saya termasuk yang nekad menjahit kemeja di saat belum menguasai teknik-teknik menjahit, berbekal sew along Archer, di jamin lancar jaya.
Archer belum selesai
Suhu mulai menurun dan mendingin di akhir bulan Oktober ini. Di rumah saya suka pake kemeja dan legging/jeans, bisa pake cardigan di luar atau langsung pake jacket kalo mau ke luar rumah. Praktis. Iya, saya suka pakai pakaian yang praktis.
Archer ini kelar jahit awal bulan, sudah saya pakai dan cuci bolak/ik beberapa kali, terasa nyaman di kain katun yang saya beli di Mondial Tissu saat sale summer kemarin.
Seperti sebelumnya, saya potong di kain sepanjang 1m60 ( kali ini saya tambahkan panjang sekitar 4cm),  collar pakai interfacing H180 supaya tidak terlalu kaku, kancing sebanyak 8 buah beli di Toko Central ;) mursidah euuy!
Oh iya, salah satu feet mesin yang sering saya gunakan saat jahit Archer, adalah foot 1/4". Karena di petunjuk banyak seam allowence 1/4", sehingga dengan foot ini proses jahit jadi lebih mudah dan cepat.
Untuk jahit kancing, saya jahit tangan saja, walaupun bisa pakai mesin dengan foot button. Tidak lupa benangnya saya wax terlebih dahulu sebelum jahit kancing. WHAT ? di wax ? he'eh. Coba lihat sedikit penjelasan singkat di sini atau silahkan googling :) Beewax saya dari Merchand and Mills ini  hasil titip ke bestie saya tahun lalu saat trip nya ke sebuah salon creative di Paris (Thanks,bestie).

Beewax ini yang selalu saya pakai bila harus hand sewing. yaaay !