Pages

Selasa, 25 Agustus 2015

Cerita Kulot

Sejak bulan Februari 2015, saya sudah berniat untuk membuat celana kulot. Awalnya saya tertarik pada pola yang ada di majalah Prima UK edisi Maret 2015. Namun berhubung sulit mendapatkannya, maka saya mengalihkannya pada majalah Burda. Burda Style edisi Maret 2015 juga memiliki pola celana kulot (lihat di sini). Namun saya belum tertarik. Begitu edisi April keluar, saya merasa harus mencobanya. Tapi sayangnya kesempatan itu baru datang di bulan Agustus >_<. Tak apeu... Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Iya kan...

Model yang saya pakai sebenarnya lebih ke 113A, jadi tidak persis seperti yang ada di cover majalah Burda April 2015 (model 113B). Namun perbedaannya tidaklah banyak.

Seperti biasanya, menjahit dengan menggunakan pola dari majalah Burda membutuhkan usaha yang keras dalam memahami petunjuk atau instruksinya. Nah, untuk celana kulot ini ada kemudahannya. Karena pola ini masuk ke bagian workshop di majalah edisi April ini. Jadi, ada petunjuk step-by-step dalam bentuk ilustrasi gambar dan instruksi yang lebih detail. Tetap sih, sulit juga kalau tidak konsentrasi. 

Bagi saya, level kesulitan celana kulot ini termasuk intermediate ke atas karena ada fly front zipper yang cukup membuat puyeng.






Problem setelah konstruksi fly front pocket adalah garis melengkung di depan penutup fly front yang menurut saya terlalu lebar. Untuk itu, saya perkecil satu cm.



Problem berikutnya adalah tidak adanya keterangan bagaimana membuat rapi bagian bawah dari fly shield (lapisan yang menutup zipper dari bagian dalam). Akhirnya saya lipat ke arah dalam dan saya jahit. Next time: mungkin saya serger aja deh...








Problem berikutnya, saya mungkin sudah lelah walaupun project ini dicicil selama beberapa hari >_<. Tahap terakhir (nomor 16 sesuai foto di bawah ini) sudah tampak tidak jelas. Namun karena itu tinggal bagian finishing di bagian ban pinggang dan hem, maka saya menyelesaikannya dengan cara-cara yang saya sudah tahu saja. What can go wrong? Right?





So, what can go wrong? Yah, ternyata ada. Saya salah melipat pleats depan... huhu... Pdhal celananya udah jadi. Tapi karena saya merasa aneh dengan posisi lipatan pleats (beda dengan yang di majalah), maka saya cek lagi pola dan semuanya deh. Ternyata salah lipat, haeu... Jadi saya harus mendedel bagian yang ada pleat depan, merubah lipatan dan menjahitnya kembali. Karena dalam kulot ini saya membuat kancing instead of hook with rivers (kaitan itu lho, yang untuk celana panjang), jadi ada bagian di bawah lubang kancing yang sudah baku, tidak cukup fleksibel dengan perubahan yang ada di sekitaran pleat depan sebelah kanan. Terpaksa saya jahit pakai tangan supaya kerusakan tidak terlalu tampak. 

Hasil akhir, lumayan... Apalagi kalau bagian atasan ada yang menutupi bagian seputar kancing. Jadi cacatnya ngga keliatan, hihi... By the way, maaf kulotnya belum disetrika >_<


Kain: gabardine katun dari Les Coupons de Saint Pierre
Size: 42 dengan modifikasi sedikit di bagian pinggang

Catatan lain:

  • Benang jahitnya ternyata kurang bagus. Kadang putus. Mungkin ini yang dibeli di fleamarket tahun lalu.
  • Panjang kulot harus dikurangi. Awalnya, kain dipotong tanpa menambah hem allowance karena bahan kurang. Tapi setelah hampir jadi, ternyata tetap masih kepanjangan dan harus dilipat 5 cm dua kali (jadi berkurang berapa tuh panjangnya? 10 cm!)
  • Sebenarnya saya ingin sekali mencoba pola Tania culottes dari Megan Nielsen dan/atau Friday culottes dari Liesl and Co. Tapi ada daya, kesempatan itu belum datang. Mungkin musim panas tahun depan?


Jean Paul Gaultier Expo 2015

*tulisan serius, hm, hm...*

Pada tanggal 2 Agustus yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi expo atau pameran karya-karya dari satu perancang busana terkenal dunia, Jean Paul Gaultier. Expo ini digelar di Grand Palais, Paris dari tanggal 1 April sampai dengan 3 Agustus 2015. Expo Jean Paul Gaultier di Paris ini merupakan satu rangkaian acara The Fashion World of Jean Paul Gaultier yang dibuka di Montreal, Kanada. 

Adapun karya-karya yang dipamerkan di expo tersebut merupakan beragam koleksi Jean Paul Gaultier sejak awal karirnya yang berhasil dikumpulkan oleh penyelenggara acara tersebut. Pengunjung pun dapat mengetahui sejarah perjalanan karir Jean Paul Gaultier yang diawali dengan minatnya mendandani boneka kesayangan pada saat ia masih kecil. Untuk mengetahui program dan detail mengenai expo ini, silakan mengunduh booklet expo tersebut dalam versi PDF di sini

Berikut ini beberapa foto dari karya Jean Paul Gaultier yang dipamerkan di expo:

Busana yang bahan utamanya dari kantong sampah hitam


Busana berbahan anyaman dari Filipina


Gaun bertema Sirene atau Mermaid


Salah satu hiasan yang terpajang di dinding expo


Jahitan yang mengagumkan dalam menyatukan kotak-kotak dan menghasilkan pleats yang juga menawan


Korset hitam


Busana bertema Paris yang menampilkan gambar Eiffel


Busana-busana yang pernah dikenakan penyanyi Perancis Mylene Farmer dalam konsernya


Korset rose


Image karya korset yang dipajang di dinding


Gaun yang dibuat dari rangkaian pita satin


Keindahan brokat hitam dan coklat menjadi jumpsuit


Gaun rajutan


Gaun bertema army dungeon detail menarik di dada


Busana bertema Mongolia


Busana bertema macan


Beberapa busana pengantin


Keindahan detail salah satu busana dalam tema Sirene/mermaid


Beberapa busana bertema Paris at Night


Para pengunjung berdecak kagum menyaksikan karya-karya Jean Paul Gaultier di expo ini. Sebagian besar dari mereka mengabadikannya dalam foto atau video. Namun tidak hanya karya Jean Paul Gaultier yang menarik dilihat. Konsep acaranya pun menarik. Mereka tidak menggunakan model hidup dalam memperagakan busana yang ada. Jadi semua menggunakan mannequin boneka. Namun, yang membuat pengunjung berdecak kagum adalah teknologi yang mengiringi tampilan beberapa mannequin boneka tersebut. Beberapa mannequin diproyeksikan wajah yang membuat boneka seolah-olah hidup (karena proyeksi videonya merupakan wajah yang mengedipkan mata, berbicara bahkan ada yang bernyanyi kecil). Dan ada satu mannequin boneka pria yang mewakili Jean Paul Gaultier yang berbicara mengenai karyanya. Sayang sekali saya tidak mengabadikan satu pun dari mannequin berwajah tersebut karena keterbatasan memori handphone saya. Namun, Anda bisa menyaksikan sedikit di sini. Bila dalam video tersebut Anda melihat mannequin berkedip atau berbicara, percayalah bahwa mereka bukan model hidup walaupun terlihat sangat hidup.


Rabu, 19 Agustus 2015

Pia Dress

Masih edisi musim panas, mari kita membuat dress yang lain. Kali ini pola dari Tessuti Australia yaitu Pia Dress yang disarankan untuk menggunakan kain linen, katun medium weight atau light denim. Susah atau tidak sih membuatnya? 

Pola ini tergolong mudah namun kita perlu memahami secara mendalam tahapan konstruksi kantungnya. Kenapa? Karena kantungnya memang didesain tidak umum, lebih lebar bagian dalam dibanding bagian luar. Di luar itu, semua sederhana saja. 



Namun ada bagian lain yang mungkin agak membingungkan. Paling tidak itu yang terjadi pada saya. Begini, pada tahap awal, kita harus melapis bagian neckline dan armhole dengan kain pelapis yang tertulis di instruksinya "tear-away vilene". Tujuannya untuk mempertahankan bentuk neckline dan armhole, tidak mudah tertarik sana sini saat dijahit. Karena saya tidak memiliki (dan tidak menemukan) tear-away vilene ini, jadi saya menggunakan pelapis vilene yang lain yaitu G700. Hasil akhir sih oke tapi karena vilene G700 bukan tear-away, maka pelapis itu tetap "stay happy forever" di bagian dalam (wrong side) Pia Dress saya sepanjang dan selebar pola aslinya. Kalau menggunakan tear-away vilene, pelapis ini pada tahap akhir bisa kita tarik/robet dan kita buang. Jadi kelihatan bersih lah bagian dalam baju. Pelapis G700 saya tidak kelihatan dari luar sih... Tapi rasanya akan lebih baik kalau pelapis ini tidak ada. Tear-away vilene ini mungkin tidak terlalu dibutuhkan bila kita menggunakan bahan katun yang masuk kategori medium weight seperti kain yang saya pakai. Entahlah... Pola ini berhak mendapatkan kesempatan kedua dengan menggunakan kain linen *celingak celinguk cari kain linen diskonan*.

Pia Dress ini bisa digunakan bersama ikat pinggang kecil namun bisa juga tanpa ikat pinggang (jadi seperti daster :D ).

Bahan: kain katun dari Les Coupons de Saint Pierre
Size: L tanpa modifikasi

Short Stone

Sekali-kali kita menjahit untuk pria yuk! Short Stone ini merupakan celana pendek pria yang sesuai untuk musim panas. Polanya dari majalah La Maison Victor edisi Mei-Juni 2015. Reviewnya sebagai berikut:

Short ini menggunakan button fly sebagai penutup (bukan fly front zipper). Bagi saya ini merupakan pengalaman pertama dan sempat membuat deg-degan. Tapi ternyata instruksi di majalah La Maison Victor sangatlah jelas. Memang saya sempat bingung tapi mungkin karena waktu itu sudah terlalu malam sehingga saya lelah, tidak dapat mencerna instruksi pembuatan dengan baik. Keesokan harinya, saya membaca lagi dan ternyata mudah (ingat-ingat, kalau capek ya istirahat dulu daripada hasil jahitan tidak memuaskan).

Jadi, konsentrasi penuh dibutuhkan hanya di bagian konstruksi button fly dan kantong. Selebihnya mudah dan simple. Hanya saja, hampir semua jahitan diberikan double stitching untuk efek hiasan seperti layaknya celana pria di pasaran. Jadi, harus diingat juga bahwa tahapan double stitching cukup penting bila kita ingin hasilnya lebih indah.


Di model aslinya, ada bagian untuk menyisipkan tali/pita pengikat di depan (lihat foto asli dari majalah di atas - pita hitam di bagian depan perut). Saya pun membuat lubang masuk dan keluar tali tersebut. Tapi kemudian saya melihat bahwa ikat pinggang biasa sudah cukup untuk mengencangkan short (dan lebih terlihat normal/standar dibanding ikatan pita di depan). Jadi lubang pita tidak dipergunakan. Namun yang perlu saya ingat untuk ke depannya (kalau mau bikin lagi) adalah: lubang ikat pinggang diperbesar supaya belt suami bisa masuk :D Memang karena hal ini (lubang tidak cukup besar), suami saya harus membeli ikat pinggang baru yang lebarnya lebih kecil. Tadinya saya pikir ada kesalahan di proses konstruksi. Tapi sewaktu saya cek di Instagram dengan hashtag #ShortStone, saya melihat bahwa semua celana dari pola ini memiliki lubang ikat pinggang dengan lebar yang mirip (agak lebih kecil dari standar).

Jadi, suka atau tidak? Saya suka, suami juga suka. Tahun depan saya rencana bikin satu lagi dengan warna yang berbeda (dan lubang belt lebih besar) :D

Bahan: gabardine beige dari Les Coupons de Saint Pierre



Bahan: gabardine beige dari Les Coupons de Saint Pierre
Size: XXL tanpa modifikasi


Toko Maju

Bagi yang tinggal di Jakarta, tentu sudah mengenal Pasar Mayestik di wilayah Jakarta Selatan. Dan bagi yang senang menjahit, tentu tidak asing lagi dengan nama Toko Maju yang ada di pasar ini. Sebagian isi dari Toko Maju tertangkap melalui beberapa foto di bawah ini.






Isi toko ini tidak hanya kancing dan pita, tapi juga ritsleting, benang, alat bantu menjahit, aksesoris membuat tas, kain, dan banyak lagi. Bagi sebagian penggemar dunia menjahit, toko ini bak surga karena segala ada.

Yang perlu diingat kalau berencana ke toko ini adalah: perhitungan waktu perjalanan karena biasanya daerah Mayestik cukup padat. Selain itu, sediakan waktu yang panjang juga untuk memilih beragam keperluan menjahit yang ada di toko. Sebaiknya tidak mengajak orang yang tidak memiliki minat pada urusan menjahit dan/atau craft karena bagi mereka akan sangat membosankan untuk berlama-lama di toko ini. Sebaliknya, bila Anda mengajak orang yang sangat berminat dengan menjahit dan/atau craft, maka siap-siaplah untuk dua kali lebih lama di toko ini, hihi...


Alamat:
Toko Maju
Jl. Tebah V No. 3 Pasar Mayestik


Minggu, 09 Agustus 2015

Chataigne short #1

Pattern short chataigne dari Deer and doe ini sudah ada di stash sejak tahun 2013.  Selalu tertunda untuk jahit short dengan alasan yang tidak jelas  takut karena belum pernah jahit pants/short :p. Saya pernah buat toile short chataigne setahun yang lalu, sehingga kali ini saya langsung potong pattern di size 40.
Beberapa alteration yang saya bikin :
  • menambah panjang celana 2cm - karena saya menghilangkan cuff dari pattern asli.
  • menambahkan front  crotch length 1cm ( read : here, here, here , here  sebagai referensi untuk jahit celana panjang/pendek) . Bagi saya, crotch depth /length adjustments merupakan salah satu kunci fitting celana yang penting. Kadang celana RTW (ready to wear) yang kita beli di toko pas di pinggang,tapi di bagian crotch depan/belakang agak 'nyempil' :p atau sempit atau longgar, di bagian belakang terkadang banyak kerutan ke arah dalam atau ke luar dari crotch. 
Kain yang saya pakai adalah kain linen 1m saja ( hohoho... keuntungan jadi orang pendek,tidak butuh banyak kain :D,dengan lebar kain 150cm, sisa dari jahit dress vanessa.
Proses jahit mengalami sedikit kendala saat jahit  waistband/ban pinggang bagian belakang celana. Saya jahit  bagian yang seharusnya 'curve' di bagian atas, saya jahit terbalik di bagian bawah, sehingga setelah selesai, bagian tengah( center back) ban pinggang belakang ada banyak gap ( longgar) dari yang seharusnya. :D Setelah di balikan seperti yang seharusnya, beres deh. ( lesson : Baca petunjuk di pattern yang benar & jangan terburu-buru alias perlahan & sabar ;) ) 
Selain kesalahan tsb, saya tidak mengalami kendala lain yang bikin pusing kepala.
Tapi pada saat jahit front waistband & facing (ban pinggang depan)yang berbentuk segitiga di bagian perut, sedikit challange di sini untuk mendapatkan hasil yang  rapi dan tidak berkerut di titik itu. Saya kurang sabar saat itu, sehingga membiarkan saja hasil yang ada :p .
Did you see?? point segitiga terlihat kurang rapi :)
Teknik lain yang di pakai pada proses jahit short ini adalah jahit saku, jahit side zipper, handsew (option)  di facing dan satu yang baru pertama kali saya jahit adalah faux (flap) pocket. Di bagian belakang celana ada 2 penutup saku, yang kenyataannya adalah tidak ada saku aka cuma 'hiasan' penutup saku saja. Kuncinya ada di topstitch yang rapi ;) Dengan menggunakan edge stitch foot Brother, saya tidak khawatir dengan hasilnya ;) Ini adalah salah satu foot favorit saya, membantu hasil jahitan yang rapi untuk topstitch,understitch , edgestitch dan selalu saya pakai untuk jahit label baju ;). yaaaay ! Pokoknya segala bentuk jahitan yang mepet letaknya sangat dekat dengan pinggiran dan supaya lurus jahitannya karena ada guide di edge  foot (terlebih  lagi karena saya masih belum sukses jahit lurus ). Bagi anda yang tidak memiliki masalah jahit lurus tentu akan lebih cepat karena tidak perlu ganti foot saat jahit.

Hasil akhir proses jahit cukup memuaskan. Hasil akhir fitting,huummmhh... setelah di pakai & cuci 2-3 kali,  celana pendek ukuran 40 ini jadi agak sedikit longgar di pinggang saya :p. Harus di kecilin sekitar 1,5 cm di samping kiri dan kanan, total 3cm. Hiayaaah.


Setelah lihat di sini dan di sana, di celana pendek berikut saya akan coba potong di ukuran 38 saja biar lebih fit & menambahkan sedikit panjangnya atau pasang cuff.