Pages

Rabu, 20 Desember 2017

Sloane sweatshirt

Lagi-lagi pilihan jatuh ke pattern Sloane untuk jahit sweatshirt musim dingin ini.
Setelah menjahit dua sweatshirt Sloane yang kerap saya kenakan, kali ini jahit di kain pre-quilted biru navy France duval stalla.
Jahit Sloane sweatshirt cukup mudah & cepat,  hanya menggunakan mesin obras/serger. 2 pieces depan dan belakang, 4 pieces band, that's all !

*efek cahaya warna jadi aneh
Jarum di mesin serger saya ganti dengan jarum stretch. Why ? Dunno 😀 Need ? Dunno.
Bestie saya juga pernah jahit Sloane ini, kami pakai kain yang sama pula karena nyaman, walaupun warnanya waktu itu agak tidak seperti yang dibayangkan 😛 ( efek belanja online).

Kamis, 14 Desember 2017

Danielle salopette RDC

aka overall aka dungaree alias salopette kata orang prancis.

Sewaktu Republique Du Chiffon  ( french indie pattern) launched pattern Danielle dungarees ini sebenarnya saya agak naksir. Mengingat dulu jaman  overalls lagi trend (tahun 90-an laah)  saya pun ikut-ikutan demam overalls - kormod gitu deeh 😛. Tapi memang suka juga modelnya, nyaman dipakai karena longgar dan bisa dikenakan dengan T-shirt, shirt atau blouse.  Itu overalls warna biru langit menjadi sangat belel dan kusam saking seringnya di pakai 😃,  beberapa tahun kemudian harus di-pensiun-kan paksa. aah...kangen masa-masa itu... 😍 *lhoo kok malah jadi curhat?

Kembali ke 👉 Danielle !
Keinginan untuk punya overalls ( harus warna bi-ru tu-a!) muncul kembali ketika cuaca musim gugur mulai dingin, membayangkan punya overalls untuk dikenakan di rumah pasti nyaman.
Bermodalkan kain denim cotton beli online di LCSP, 12 biji button jeans  PRYM 17mm  😶 ( 10 biji cukup sih), 2 boucle jeans, benang & jarum topstitch, benang polyester biasa & jarum jeans, dimulailah proyek menjahit overalls Danielle (red. Danielle). Yuk baca terlebih dahulu baca tulisan bestie saya tentang Tips menjahit jeans di sini untuk persiapan jahit jeans supaya  sukses menjahit  👖jeans.👌


Beberapa alteration dari pattern original:
  • shorten bodice front dan back 1.5cm,
  • bagian celana shorten 5cm, 
  • bagian strap shorten 1.5cm,  
  • bodice back kurangi wedge 1.5cm supaya tidak terlalu large > lupa untuk bagian depannya.
  • waistband kurangi lebar 1cm karena tidak ingin waistband terlalu lebar.
Proses jahit saya ikuti instruksi di booklet RDC, yang menurut saya kurang lengkap. Ada beberapa gambar, tapi tidak jelas buat saya, mungkin level jahit saya yang masih kurang mencukupi untuk jahit overalls (?)🤔  apalagi petunjuknya menggunakan bahasa prancis  mengharuskan saya membaca berulang-ulang supaya tidak keliru dan tidak membuat ( mengurangi) resiko salah jahit😄.
Di booklet tidak ada tahap jahit saku belakang, sehingga harus hati-hati bila akan membuat overalls lagi. Sebaiknya jahit saku sebelum proses penyatuan bagian depan dan belakang celana.
Karena saya hanya memiliki satu mesin jahit, proses jahit topstitch dan jahit biasa harus rajin bolak-balik mengganti jarum dan benang, untungnya karena Danielle saya jahit dalam tempo yang sangat slow sehingga tidak merasa capek gonta-ganti jarum dan benang. 
Untuk pemasangan button jean - yang banyak itu-,  menggunakan tool pliers Prym vario ( cara pakai) proses pemasangan 14 buttons jeans hanya sekejap.😍  Karena sebelumnya saat jahit Cleo, 'paku' button jeans bengkok saat di 🔨 😒. Di Cleo yang ke-dua tidak masalah pakai 🔨,  saya sempat menyalahkan kualitas button yang saya beli 😛, tapi mungkin teknik saya yang kurang tepat. Sebenarnya saat itu tidak jadi masalah untuk pasang button dan tidak perlu pake 🔨 seandainya ingat kalau punya tool Prym itu 🤦🏻‍♀️, yup saya lupa ada tool itu di laci. Selain pakai Prym vario saya menggunakan awl untuk membuat lubang sebelum pasang button jeans.


Awl selain untuk membuat lubang, saat jahit kain jeans dengan ketebalan tertentu karena lipatan, saya gunakan awl untuk mendorong  kain di bawah foot mesin jahit jadi benang tidak stuck karena kain jeans yang tebal tidak maju.
Faux fly front mengurangi keribetan jahit overalls Danielle- yaay -, tidak ada zipper 😁. Perhatikan & copy semua tanda dari pattern ke kain  yang di perlukan supaya tidak salah melipat fly front - seperti saya, awalnya salah melipat center front untuk fly front.
faux fly
10 buttonholes tidak menjadi momok kali ini dibandingkan saat jahit jeans Safran, karena tidak tebal kain denim yang saya pakai dan liningnya kain katun biasa, sehingga proses membuat 10 buttonholes berjalan sukses.

lining saku
Bagian dalam saku, saya pakai sisa kain  katun yang berbeda warna, motif boneka gitu 😺

Danielle nyaman dikenakan, begitu jadi langsung saya pakai tanpa cuci lagi. Untuk kegiatan di rumah sangat leluasa bergerak dengan Danielle. Jika ingin lebih 'fitted' bisa ✂︎ size down, tapi kok saya suka ya celananya yang large seperti itu 😉. Untuk celana 👖sebenarnya bisa dikurangi sideseam, karena waktu basting fitting saya sudah menyadarinya, sekali lagi saya lebih suka 👖loose fit seperti itu.
Ahhh... jadi pingin bikin tshirt merah biar seperti Super Mario 😁.

Selasa, 12 Desember 2017

November Mélilot

Bulan lalu saya mendapat kesempatan untuk mencoba pola Mélilot Deer and Doe Patterns milik Elle (Yihuy! Terima kasih sekali lagi ya, Bestie!). Dan akhirnya terwujud dua potong kemeja Mélilot bermotif yang bisa saya kenakan di musim dingin ini, tentunya di bawah pull atau sweater. Duluuu sekali saya suka memakai kemeja dan saat ini pun masih ada sekitar 5 kemeja lama di lemari. Tapi sudah pada sempit euy dan dilungsurkan ke anak. Jadi bikinlah ya yang baru... O iya, project kemeja sebenarnya adalah salah satu target belajar 2017 yaitu: membuat kemeja dengan standing collar, sleeve cuffs dan french seam. Dan saya senang karena target ini akhirnya terwujud berkat Hermes dan Mélilot.

Kedua Mélilot saya berukuran 42 dan sama-sama berlengan panjang. Perbedaannya ada di kerah dan button placket. Yang pertama, dengan kerah kemeja, hidden buttons (cuma kelihatan satu paling atas) dan satu kantung, sementara Mélilot yang kedua dengan kerah berdiri, penempatan kancing normal (kelihatan, tidak ngumpet) dan 2 kantung. Bahan kain untuk kemeja pertama dari katun Jepang, sementara yang kedua dari katun serupa dengan voile (vintage, lebar 90 cm).

Modifikasi:
  • posisi darts, diturunkan sesuai puncak dada
  • memperpanjang sleeves 2 cm
Rasanya saya tidak perlu bercerita banyak tentang pola ini karena Elle sendiri sudah membuatnya beberapa kali (misalnya di sini dan di sini). Secara umum, instruksi pada polanya jelas bagi saya kecuali di proses penjahitan sleeve placket & slit dimana saya harus googling ke sana kemari untuk lebih bisa memahami prosesnya. Kenapa? Karena metodenya lebih kompleks dibanding waktu saya membuat Hermes. Tapi setelah membuat dua potong Mélilot, saya mulai lebih paham.

Proses penjahitan hem yang curved juga jelas. Dibandingkan dengan Hermes yang tidak detail di bagian ini, Melilot memberikan informasi cara penjahitan yang bisa menghasilkan lengkungan yang lebih rapi.











Setelah jadi, perbedaannya yang terlihat:
  • Kemeja pertama lebih enak dilihat, jatuhnya ok. Mungkin juga karena warnanya yang cenderung gelap.
  • Kemeja kedua terlihat agak kaku di bagian lengan. Mungkin karena bahannya yang kurang cocok. Tapi warnanya cerah dan bahannya terasa adem di kulit (lebih cocok untuk spring summer).
Saya jadi penasaran ingin membuat satu lagi dari bahan yang jatuh, misalnya viscose atau crepe.  Kalau bisa warna gelap dan lengan pendek. Kapan ya...

Bahan:
  • Kain katun Jepang dari Toko Suryadi Textil Tanah Abang
  • Kain voile katun vintage dari mertua
  • Kancing dari stok (yang hijau dari Ps Sunan Giri)
  • Pelapis untuk kerah, plaket kancing dan cuff: Vlieseline G740 hitam untuk Mélilot pertama, Vlieseline G785 untuk Mélilot kedua - Note: G740 harusnya diganti G700 atau G710 (salah ambil di stok)

Senin, 11 Desember 2017

Kemeja Hermes

Kali ini saya mulai serius untuk mempelajari proses penjahitan kemeja style klasik. Yang pertama saya coba adalah Hermes. Ini bukan tentang merk Hermes yang tersohor itu lho ya. Yang saya bicarakan di sini adalah pola kemeja Hermes dari I am Patterns. Kemeja ini tergolong klasik tapi oversized. Bisa dibuat pendek atau panjang seperti shirt dress.


Size yang saya ambil adalah 42 dan bahan yang digunakan adalah viscose/rayon motif crab besar. Modifikasi yang saya lakukan :

  • Memotong kain dengan panjang bodice di antara versi pendek dan versi panjang (karena kainnya tidak cukup kalau hendak dibuat sesuai rencana semula yaitu versi panjang)
  • Memodifikasi posisi darts
  • Meniadakan kancing depan karena saya memotong kainnya tidak tepat bila dilihat dari motifnya yang besar. Keputusan ini membuat tampilan akhir motif crab terlihat "lebih baik" dibandingkan bila tertutup oleh kancing. 


Instruksinya sendiri cukup jelas kecuali di bagian finishing hem yang curved shape. Tentunya saya  ingin hasil lengkungan yang bagus tapi di instruksinya tidak dijelaskan sama sekali tentang detail ini. Jadi ya akhirnya saya berusaha semaksimal mungkin dengan bantuan setrika (lipat, setrika, lipat lagi, setrika lagi) dan memanipulasi dengan jari saat jarum menjahit bagian hem yang melengkung.

Pembuatan sleeve placket and slit cenderung mudah karena metodenya memang mudah, tidak seperti pada kemeja klasik yang umum (coba deh cek ke kemeja Pak Suami, nah itu biasanya lebih rumit cara pembuatan sleeve placket-nya). Tutorial untuk pembuatan placket versi mudah bisa dilihat di blog Grainline.

Hasilnya, lumayan juga untuk kemeja outer tanpa kancing. Pasti kepakai deh di musim panas nanti karena bahannya juga adem.