Pages

Sabtu, 30 Mei 2015

The Serger's Technique Bible

Review buku yuk! 

Buku The Serger's Technique Bible ini membahas tentang mesin obras dan penulisnya adalah Julia Hincks. Tapi dalam review ini saya tidak membahas versi aslinya yang berbahasa Inggris melainkan bukunya yang sudah dalam bahasa Perancis. Judul buku terjemahannya itu adalah "Coudre à la surjeteuse".


Di bagian awal dijelaskan sedikit tentang tujuan pembuatan buku ini. Secara garis besar: "Awalnya mesin obras terkesan menakutkan namun bila kita sudah mengetahui dasar-dasar penggunaannya, kita tidak akan menyesali pembelian mesin ini. Kita tidak perlu lagi menggunakan jahitan zigzag untuk merapikan pinggiran kain karena mesin obras memberikan hasil yang mendekati profesional. Buku ini menunjukkan kepada Anda bagaimana menggunakan mesin obras..."

Isi dari buku ini bisa dipakai pada mesin dengan merk dan model yang banyak beredar di pasaran, dari dua benang sampai 5 benang, walaupun contoh yang dipakai di buku adalah Janome 9300DX dan Janome 1200D (coverstitch). Dan ada beberapa bagian yang khusus membahas penggunaan mesin coverstitch yang biasa dipakai untuk finishing hem dari bahan knit (kaos, stretch).


Bab satu membahas tentang istilah-istilah dasar yang kita temui dalam penggunaan mesin obras serta anatomi mesin obras itu sendiri. Selain itu bab ini juga mengajarkan tentang penggunaan dasar mesin obras ini termasuk cara mengatur setting yang ada.

Bab kedua lebih kepada beragam teknik yang kita bisa terapkan dengan mesin obras dari teknik standar (lurus), melingkar, menyudut, sampai dengan teknik yang bertujuan untuk memberikan hasil dekoratif pada kain. Di bab ini juga dibahas penggunaan beberapa foot yang khusus untuk mesin obras dan/atau mesin coverstitch. Semua langkah dijabarkan dengan foto berwarna.



Bab ketiga berisi tentang beberapa project yang bisa kita coba dengan menggunakan mesin obras dan/atau mesin coverstitch. Dan seperti halnya bab-bab sebelumnya, tahapan project pun dijabarkan dengan foto-foto berwarna. Jadi tambah jelas!

Bagi saya, buku ini sangat bermanfaat dan sangat jelas. Dan kebetulan memang saya sedang membutuhkan buku tentang obras pada saat saya menemukan buku ini di toko buku FNAC sekitar dua bulan yang lalu. Awalnya saya agak khawatir bila terjemahannya tidak bagus karena berpotensi membingungkan. Ternyata tidak sama sekali. Ditambah dengan foto-foto, semua tambah jelas. Dari segi harga, buku ini lebih murah daripada buku obras dari penulis Perancis, Christine Beneytout. Saya tidak bisa membandingkan isinya tapi saya yakin tidaklah jauh berbeda.

Recommended! 

Jumat, 29 Mei 2015

Juliette linen

Ahaa..ini Juliette ke-2 yang saya jahit. Yang versi pertama muslin wearable dari kain viscose/rayon aka untuk coba size & fitting  yg sesuai dengan ukuran badan. Kali ini saya menggunakan kain linen yang ada di stash sejak 3 tahun yang lalu. Waktu beli niat awal untuk jahit simple dress,tapi .... ;)

Linen keluaran France duval stalla saya suka tekstur nya yang halus,  warnanya eerrmmhh...bukan warna yang cocok untuk warna kulit saya :p  & bukan warna  favorit pula ( ini pertama kali nya saya punya baju dengan warna nge-jreeeng seperti ini). Kok beli? Karena suka linen, karena suka tekstur kainnya & karena saat itu hanya ini satu-satunya warna yang ada di toko kain lokal yang saya kunjungi. Setelah di atur, kain 1m15 cukup untuk blouse ini - yeesss! versi pertama saya pakai kain 1m50 dan ada sedikit kelebihan kain. 

Kain 1m15 dengan lebar sekitar 145cm 



jahit lengan blouse
 

sempat bingung pilih kancing yang mana

Pattern yang sama seperti versi pertama, size 38-40 (grading).

Sedikit kesulitan waktu pemasangan kancing pression :(. ugghh...Ini teknik baru yang perlu saya pelajari lagi. Saat pasang pression "pearl" sempat retak, hihihi... karena pukulan martil tentunya ;). Tapi karena keterbatasan kancing tsb dan malas  sedikit repot untuk ganti, jadi saya biarkan saya satu kancing retak.
Final Juliette


Selain pemasangan kancing pression, saya kesulitan menempatkan button pression ini. Hasilnya, letak kancing tidak lurus vertikal seperti yang saya harapkan.
Note. Pelajari teknik pasang button pression tanpa retakin/rusakin head button nya ; cari tips dan trik letak button pression yang benar.





Rabu, 27 Mei 2015

Denim pleated skirt

Mungkin sebagian dari kita sangat menyukai model-model pakaian yang ada di majalah Burda. Namun seperti yang pernah disinggung sebelumnya, kita akan berhadapan dengan kertas pola yang terkesan rumit. Hey, tapi dari postingan tentang cara membaca pola Burda, kalian sudah belajar dong sedikit-sedikit? 

Biasanya problem yang lebih besar itu bukan tentang cara membaca polanya tapi lebih kepada memahami instruksi yang tertulis di bagian penjelasan majalah Burda. Tadinya saya pikir hal ini lebih karena kekurangan pada bahasa (karena majalah Burda yang kami pakai adalah versi berbahasa Perancis). Namun dari forum menjahit lokal, saya mengetahui bahwa beberapa orang Perancis pun suka pusing dengan bagian penjelasan tersebut. Pada akhirnya, ada yang lebih main ke logika dari melihat potongan polanya. Mungkin hal ini bisa dilakukan kalau kita sudah cukup banyak jam terbang di pembuatan/penjahitan garmen atau pakaian. Jadi, kuncinya adalah banyak latihan. 

Berikut ini salah satu projek Burda yang terbilang mudah, Pleated Skirt. Walau begitu, saya sempat skip beberapa bagian penjelasan konstruksinya karena terus terang membingungkan :D Versi yang saya buat ini tidak memiliki kantong karena bahannya (denim) sudah cukup berat untuk ditambah lagi dua kantong. Lagipula, kainnya tidak cukup :D

Teknik yang ada di projek ini:
  • Membuat pleats
  • Memasang invisible zipper (perlu sewing foot khusus, kalau ada)
  • Menjahit bagian ban pinggang
  • Hemming
Projek aslinya bisa ditemukan di sini: Pleated Mini Skirt


Bahan dan material:
  • Kain denim dari Marché du Tissu Stoffen Spektakel Strasbourg
  • Invisible zipper dari Les Coupons de Saint Pierre
  • Benang gutterman extra strong dari Stoffen Spektakel
  • Jarum jahit khusus jeans (stok lama)


Senin, 18 Mei 2015

Sewing Coco

Ini bukan tentang Coco Chanel ya.. :D Coco yang dimaksud adalah satu pola dari Tilly and the Buttons (silakan lihat di sini). Pola ini untuk membuat t-shirt dan dress dari bahan knit yang sangat cocok untuk dipakai sehari-hari.


Dalam instruksinya, Tilly menjelaskan cara pembuatan Coco dengan menggunakan mesin jahit rumahan. Jadi tidak harus dengan serger. Namun untuk Coco pertama yang saya buat ini, saya menggunakan serger untuk menjahit seam dan mesin jahit (dengan twin needle) untuk hem.


Dalam project ini, untuk pertama kalinya saya menggunakan twin needle untuk knit fabric. Untungnya banyak tutorial di YouTube tentang cara penggunaan twin needle di mesin jahit rumahan Brother. Jadi proses pemasangan dan penggunaan jarum kembar ini terbilang mudah.

Selain twin needle, saya juga menggunakan stay tape untuk pertama kalinya. Kegunaan dari stay tape ini adalah untuk membantu kain knit tidak banyak bergerak (krn elastis) saat kita menjahit bagian hem. Hasilnya pun jadi lebih bagus, hem terlihat lebih crisp di bagian lipatan.

Dalam foto di atas, hem bawah tanpa stay tape sehingga hasil kurang rata.


Coco sangat cocok untuk segala musim. Kita tinggal menyesuaikan: panjang lengan, bentuk kerah dan/atau panjang baju. Karena menurut saya, kita pun bisa membuat knit maxi dress dengan pola ini dan menggunakan bahan knit atau jersey yang tidak terlalu berat.



Bahan dan material:

  • Kain knit dari Marché du Tissus, Strasbourg 
  • Schmetz stretch twin needle 
  • Vlieseline stay tape


Kamis, 07 Mei 2015

Tunik Batik

Tunik ini dibuat dengan menggunakan kain batik yang dibeli tahun lalu di Pasar Mayestik. Ada bagian dari kain ini yang sudah saya pakai untuk membuat clutch sehingga panjang kain tidaklah lagi utuh. Oleh karena itu, pola awal yang berupa dress terpaksa dirubah (diperpendek) menjadi tunik.

Pola yang digunakan adalah dress E dari buku Stylish Dress Book dengan size 36. 

Pada umumnya kain bermotif harus dijahit dengan memperhatikan sambungan jahitan. Maksudnya, motifnya 'matched' di bagian jahitan. Jadi dua potong kain yang dijahit bersama harus nyambung motifnya. Sebenarnya tidak harus. Tapi untuk mendapatkan hasil yang cantik, banyak orang yang melakukan hal ini. Kendalanya adalah, kain yang dibutuhkan bisa lebih banyak daripada menjahit kain berbahan polos. 

Untuk tunik ini, saya tidak memiliki bahan yang cukup untuk membuat sambungan motif di bagian pleats dada maupun bagian jahitan samping. Namun untuk bagian kantung, saya bisa melakukannya.

Seperti biasanya, pola dan instruksi di buku menjahit Jepang sangatlah mudah untuk dipahami. Untuk itu, proses konstruksi tunik ini terbilang cepat.

Dan, hasil akhir cukup memuaskan. 




Versi dress:



Selasa, 05 Mei 2015

Mon Petit Bazar

Pola dress ini cukup menarik karena modelnya tidaklah umum. Dikeluarkan oleh Aime Comme Marie (ACM - indie sewing pattern dari Perancis) di akhir tahun 2013, pola ini banyak juga peminatnya. Awalnya saya ragu untuk membuat baju dari pola ini mengingat pengalaman dengan satu pola ACM sebelumnya (baca di sini) yang kurang presisi. Namun karena pola Mon Petit Bazar ini sudah kadung dibeli di Salon CSF (baca di sini), akhirnya saya coba juga.

Size yang diambil adalah L, bahan kain yang digunakan ada dua yaitu katun batik (untuk bagian atas) dan denim stretch (untuk bagian bawah). Hasil akhir terkesan seperti dua pieces (atasan dan bawahan) padahal ini adalah dress/terusan. 

Berhubung ada dua kesalahan kecil pada saat konstruksi dress ini, saya harus mengulang pemotongan bahan denim untuk bagian bawah depan. Demikian juga untuk bagian kantong. Secara umum, kesulitan hanya di bagian konstruksi pleat di bagian skirt karena menurut saya hasilnya kurang pas antara kanan dan kiri. Mungkin karena bahan yang saya pakai termasuk tebal? *kurang tahu juga apakah ini berpengaruh secara signifikan*. O iya, bagian pembuatan kerut di bagian top depan (dekat bahu) juga kurang pas antara yang tergambar di instruksi dengan hasilnya, sehingga saya harus membuat kerutan yang lebih panjang ke arah neckline.

Hasil akhir termasuk ok. Karena warna dari kain batik dan model dress ini menyamarkan segala kekurangannya :D



Bahan:


Blouse Juliette

Blouse Juliette  (15€) dari République du Chiffon sudah jadi incaran sejak dapat  image teasing dari designer pola nya. Suka model kerah  yang vintage & karena ini blouse --iyeeep..saya suka blouse/kemeja.

kain 1m50




Tertunda karena beberapa hal, akhirnya dapat kesempatan untuk jahit blouse idaman ini. Sesuai kolom ukuran saya jahit size 38- 40 (grading) :p  , tapi untuk cari aman saya jahit wearable muslin duluan.
Pilihan kain jatuh ke viscose dari Les Coupons de St Pierre ,  saya pakai kain 1m50 untuk bikin blouse ini (tentunya beda size beda kebutuhan kain). Kain viscose ini fluid, lemas, sedikit repot saat tracing,potong dan jahit. Tips semprot amidon (di Prancis) atau spray starch, bisa bikin sendiri - biar bisa bikin kaku kain, supaya  memudahkan proses potong & jahit untuk jenis kain seperti ini.
Ada beberapa metode lain, misalnya seperti metode pake kertas ini untuk bekerja pakai kain yang slippery seperti, misalnya kain silk, viscose atau crepe organza, etc.
Modifikasi pola yang saya bikin ;
  • shorten bodice front dan back 5cm
  • Tambahin full arm 1cm , menggunakan metode ini 
  • tambah panjang lengan 1cm, menggunakan metode seperti ini.  (rekomendasi saya untuk panjangin/pendekin pola)
  • Pindah/naikkan posisi bust dart 2cm, seperti ini.
Saat jahit tidak menemukan kendala yang berarti, petunjuk pola cukup jelas dan mudah di ikuti.

Tapi saat jahit kerahnya (yang telah di lapisi vlieseline H180) , saya sangat hati-hati dan pelan jahitnya biar jangan salah jahit yang bisa mengakibatkan kelebihan/kekurangan kain atau kerutan-kerutan di kain, untungnya berhasil dengan mulus.
Saran saya, jangan lupa menyalin dan menandai semua mark dari pola ke kain, akan sangat berguna saat jahit nanti. Kalau mark nya tepat hasilnya pun memuaskan ;)
Selain kerah, saat jahit lengan blouse juga perlahan saja. Jahit lengan baju saya kurang suka :p , very  intimidated! :(
jahit lengan

Modalnya adalah kesabaran dan perlahan jahitnya.
Untuk kancing, saya memilih pake kancing berlubang, sekalian mencoba buttonholler yang saya beli online di German beberapa waktu lalu. Hasilnya memuaskan :)

Taadaaaaa.. ini dia blouse Juliette idaman.

*fotopakainyanantinyusul