Pages

Senin, 25 September 2017

Kursus Menjahit Kebaya

Berhubung jadwal saya sangat padat selama di Jakarta, sementara saya ingin sekali menggali ilmu seputar penjahitan kebaya, maka saya mencari guru privat yang lokasinya tidak terlalu jauh. Tempatnya adalah Jasmin Collection Jl. Pegambiran No 37 Rawamangun (seberang Oriflame dan D'Cost). Mbak Hani, pemilik butik Jasmin Collection, biasa menerima murid privat dari tingkat pemula sampai yang sudah biasa menjahit.



Materi yang saya minta hanya pembuatan kebaya kutu baru klasik, dari pengambilan ukuran badan, membuat pola, penempatan pola di kain, pemotongan, sampai penjahitan. Dan pada kesempatan ini, saya mencoba empat penggaris yang dibeli online (bahan plastik lentur, buatan China) dalam proses pembuatan pola. Review singkat: yang paling berguna adalah (dari kanan ke kiri) penggaris nomor 1, 2 dan 4.


Namun, sebelum masuk ke pola besar, saya harus membuat pola kecil dulu dengan penggaris skala 1/4 seperti foto di bawah. Hal ini mengingatkan saya pada kelas Fashion Design yang pernah saya ikuti di Interstudi tahun 1999. Proses ini memang bisa di-skip, atau langsung ke tahap pola besar. Namun pada kelas konvensional khususnya di Indonesia, sepertinya tahapan ini termasuk indispensable alias obligatory.

O iya, semua dimulai dari pembuatan pola dasar dulu yah. Setelah itu, saya diajarkan untuk memodifikasi pola dasar tersebut menjadi pola kebaya kutu baru.



Sebagian dari proses pemotongan kain dilakukan di rumah, demikian juga proses penjelujuran yang menyatukan bahan brokat dan bahan furing.







Dua macam kancing: kancing jepret dan kancing kait

Secara umum, dari kursus privat ini saya telah mendapatkan ilmu yang memang dicari dalam pembuatan kebaya kutu baru. Dan saya sangat senang karena Bu Guru memberikan beberapa tips praktis terkait pembuatan pola maupun penjahitan kebaya ini. Selain itu, Bu Guru bermurah hati dalam memberikan teori pembuatan kebaya jenis lain (Kartini misalnya). Terima kasih, Bu Guru!

Bahan  dan material:

  • Kain brokat dan furing: Pasar Tanah Abang Blok A
  • Penggaris curve (1 set isi 4): salah satu grup menjahit di FB (kalau tidak BMBS, coba Tailor Indonesia)
  • Kertas samson, penggaris skala, mesin jahit dan mesin obras : milik guru



Tanah Abang dan Thamrin City

Late post, July 2017

Liburan lalu di Indonesia, saya sudah bertekad untuk mengunjungi beberapa tempat terkait dengan kain, keperluan menjahit dan batik. Jadi, berikut ini adalah dua tempat yang saya datangi di Jakarta (akan ada postingan terpisah untuk Yogyakarta dan Solo).

Pasar Tanah Abang

Tempat ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi semua orang yang gemar menjahit dan berburu kain. Dulu waktu masih muda (haish...), saya terkadang belanja kain ke tempat ini bersama ibu atau teman. Namun saat itu saya belum menjahit sendiri. Nah, sekarang saya ingin mengunjunginya lagi dengan list belanjaan yang cukup panjang.

Saya dua kali ke tempat ini. Yang pertama sekitar seminggu setelah lebaran jadi masih sepi. Yang kedua kalinya, sekitar dua minggu setelah lebaran dan sudah padaaattt sekali. Sasaran utama tentunya Suryadi Tekstil (Blok A Lantai B2 Los B No 2). Tempat ini terkenal sekali di kalangan crafter. Dan ternyata memang pilihan kainnya menarik, terutama yang katun Jepang, dan saat itu kebanyakan motif yang ada adalah floral. Kalau tentang harga, katun Jepang di situ sekitar 30.000 - 40.000 rupiah per meter. 

Di toko ini, kain-kain dikelompokkan sesuai nuansa warna. 







Saya sempat melihat-lihat toko Jamal yang berada tepat di depan Suryadi namun saat itu tidak ada kain yang menarik minat saya.

Di toko yang lain (Gunung Mustika by Edelweis, Blok B Lantai B2 Los C No 108), saya menemukan beragam renda untuk aksen pada pakaian, dan juga aplikasi bordir yang tentunya akan cantik sekali untuk dipasangkan pada gamis atau kaftan.



Di satu toko yang saya lupa namanya, saya membeli 4 meter kain brokat kuning beserta bahan furingnya untuk keperluan kursus menjahit kebaya (akan ada postingan terpisah).

Selebihnya, saya hanya melihat-lihat bahan terutama brokat, batik, polyester dan crepe, namun tidak ada yang saya adopsi lagi.

Thamrin City

Pusat perbelanjaan ini tidaklah jauh dari Tanah Abang. Dengan menaiki bajaj, saya menuju ke sana. Tempatnya yang lebih nyaman dan lebih rapi, membuat saya senang. Mesin ATM mudah ditemukan, tempat makan apalagi.

Tujuan utama ke tempat ini adalah melihat kain batik, kain embos dan tekstil Indonesia lainnya. Dan ternyata memang banyak sekali pilihan dan masih bisa ditawar terutama bila belanjanya banyak.

Berikut ini beberapa foto dari tekstil yang saya lihat di ThamCit (hanya di lantai dasar dan lantai 1).








Kain embos biru tua berhasil saya angkut dengan membayar 60.000 rupiah. Bahannya menurut saya lebih halus dibanding kain serupa yang saya beli online beberapa bulan sebelumnya.

Untuk ke depannya, kemungkinan besar saya akan mengunjungi Thamrin City saja bila ingin menyetok kain batik dkk. Sedangkan untuk membeli kain katun Jepang, tentunya lebih baik ke toko Suryadi.

Bila ada teman-teman yang punya rekomendasi toko di Tanah Abang atau Thamrin City yang menjual bahan kain berkualitas jenis crepe, linen atau silk, mohon sharing di bagian komentar yah. Mungkin suatu saat nanti saya berkesempatan untuk mengunjunginya. Terima kasih sebelumnya!






Kado untuk Guru

Late post, June 2017

Seperti biasanya, di akhir tahun ajaran para orang tua memberikan kado kepada guru kelas anak di sekolah. Ini bukanlah suatu keharusan. Namun bagi sebagian orang tua, moment ini benar-benar dimanfaatkan untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada guru. Dan bagi para orang tua yang suka membuat karya kerajinan tangan, tentunya moment ini sangatlah pas untuk membuat sesuatu. Iya, sesuatu. Atau dua, tiga, ... Suka-suka saja.

Tahun ini saya membuat satu fabric bin dan satu zippered pouch untuk guru kelas si kecil. Bahan kainnya sama jadi keduanya matching. Semoga berguna ya, Bu Guru... 

* maaf, foto individual tidak ada 


Bahan:

  • Katun semi canvas motif geometrik dari Mondial Tissus
  • Katun semi canvas hitam dari Les Coupons Saint Pierre
  • Vlieseline H250 warna hitam dari Patrons de Couture



Ice Cream Dress for gift

Late post, June 2017

Pola Ice Cream Dress (bisa jadi atasan saja) merupakan salah satu pola favorit saya. Modelnya sederhana, tapi cara membuatnya tidak sesederhana itu. Agak kompleks tapi tidak sampai ke tingkat advance. Selain itu, yang membuat saya suka adalah terbukanya kebebasan kita dalam memadukan motif dan warna dari bahan kain yang kita pilih. Hasil akan terlihat berbeda tergantung dari perpaduan tersebut. 

Kali ini saya membuat satu dress untuk kado. Size yang dipakai adalah 6 tahun. 





Bahan:

  • Katun motif bunga dari Mondial Tissus (koleksi lama sekali)
  • Katun polkadot hijau dari Sukie (Jakarta)



Jumpsuit Anak

Latepost, Juni 2017

Menjahit jumpsuit untuk anak sebenarnya tidaklah sulit bila modelnya sudah disepakati bersama. Yang repot memang bila keinginan berubah-ubah sementara waktu terbatas. 

Kali ini, setelah pusing melihat beragam model, saya memutuskan untuk membuat percampuran antara 2 pola yang ada. Pertama, bagian atas jumpsuit yang menggunakan pola sendiri (kimono sleeve top) namun dimodifikasi dengan membuat kancing depan. Kedua, bagian bawah yang memakai pola dari majalah B Inspired (sebenarnya itu pola jumpsuit tapi model bagian atasnya kurang disukai oleh sang klien jadi saya ambil hanya bagian pants-nya), dimodifikasi dengan menambah panjang. Lalu, saya menambahkan ikat pinggang kain sesuai permintaan klien.

Voilà, akhirnya jadi juga dan cepat.

Bahan: 
  • katun motif sepeda, lightweight - cenderung seperti voile, Antiqua Fabrics (Jakarta)
  • katun polos merah, lightweight jenis batiste, Sigrid A Little Mercerie
  • elastik & kancing dari Jakarta




Fabric Masks

Sekitar bulan Juni lalu, saya mengerjakan project sederhana namun sangat berguna untuk kami sekeluarga. Apa itu? Menjahit fabric face masks

Jadi saat liburan ke Indonesia kemarin itu, kami berencana mengunjungi Kawah Putih di Ciwidey. Sebelumnya, saya membaca beberapa blogpost terkait dengan kunjungan ke tempat ini dan semua menyatakan perlunya menggunakan masker karena bau belerang di area ini cukup menyengat. Jadi saya pun memutuskan untuk membuat beberapa fabric masks.

Project ini tergolong mudah dan kita bisa menggunakan sisa-sisa kain yang ada. Pola yang digunakan di sini adalah dari Craft Passion dimana ada 3 ukuran yang bisa dipilih. Pembuatannya tergolong sederhana, panduan cara menjahitnya pun jelas. Modelnya agak melengkung di bagian hidung sehingga ada sedikit ruang (tidak rapat di bagian tersebut).


Ternyata masker ini tidak hanya berguna untuk kunjungan ke Kawah Putih namun juga untuk di Jakarta dimana tingkat polusi sudah tinggi. Ada kalanya kami harus naik kendaraan umum maupun berjalan di trotoir. Masker ini sangat membantu.

Wah, pokoknya terima kasih banyak untuk Craft Passion !



Senin, 18 September 2017

Sewing Cleo

wohoooo!
Cleo dungaree  kali ini bukan untuk saya, tapi request dari seseorang. Untungnya ukuran hampir sama, beda sekitar 2-3cm dan yang pasti dia lebih tinggi dari saya 😄. 
Pola saya pakai pola yang sama seperti Cleo versi pertama, tapi ditambah panjangnya 7cm.
Kain denim dari Mondial Tissu, awalnya saya niat untuk jahit celana jeans buat saya, tapi karena malas mencari denim lagi, sehingga Cleo saya jahit di kain denim ini. Lebar denim 150cm, sehingga untuk Cleo ini cuma membutuhkan kain sekitar 1m10. Irit !
Kesulitan sangat minim, karena dungaree ini termasuk mudah di jahit, tidak ada teknik khusus. Sedikit kendala saat pasang button jeans itu 😣 Sepertinya button jeans yang saya beli itu kualitasnya tidak terlalu bagus, saat saya 🔨 lubang di bawah kancing tsb ( bahan plastik keras), tidak terbuka aka paku nya tidak masuk. Setelah 2-3X saya 🔨, yang ada pakunya bengkok tanpa masuk ke bawah lubang button itu. 😤 Ini terjadi juga saat saya pasang button jeans di Cleo versi pertama saya.
Akhirnya saya ingat kalo saya punya stok button jeans beli di supermarket, eehh.. begitu di 🔨 1X, button tsb langsung nancap dengan manis dan rapi nya. 🙌 Horreeeee ! Aah, next time pakai button jeans yang dari supermarket aja aah..Karena yang saya beli di toko alat jahit lokal   dah sempat merusakkan sekitar 5 biji button jeans. Nanti saya akan beritahu pemilik toko jahit itu, kalau pengalaman saya dengan produk dari tokonya kurang sukses.