Pages

Minggu, 16 Februari 2020

Linen Tops

Tahun 2020 ini, saya bertekad untuk sedikit demi sedikit beralih kepada linen. Kenapa ? Karena proses produksi kain linen itu lebih ekologis dibandingkan katun atau viscose, dua serat alam yang sangat saya sukai. Tentunya saya tidak akan mengabaikan tumpukan kain yang sudah ada di rumah. Jadi semua harus digunakan pada waktu yang tepat.

Nah, karena tahun ini pun saya masih ingin aktif membuat sulaman di baju dan karena media yang paling enak untuk disulam itu menurut saya adalah linen, jadi kali ini saya membuat lagi pakaian linen yang nantinya akan disulam.

Satu potong kain linen putih mid-weight lebar 2.8 m dan panjang 1.10 m menghasilkan dua atasan. Linen ini sendiri dibeli dari toko Que du Lin

Yang pertama adalah tunik loose dengan pola dari majalah Coudre C'est Facile (sebelah kiri di foto). Majalah ini adalah versi terjemahan dari majalah menjahit Jepang yang berjudul Sewing Pochée. Ukuran yang dipakai adalah XL. Tunik ini bisa dikenakan di atas t-shirt lengan panjang atau langsung seperti itu.





Yang kedua adalah atasan tanpa lengan dengan pola dari majalah Modes et Travaux. Sesuai petunjuk di majalah tersebut, atasan ini full lining dan saya memakai katun voile sebagai lining. Penambahan renda di bawah itu merupakan keinginan pribadi saya. O iya, ukurannya adalah 42. 




Apakah nanti tetap akan disulam ? Kita lihat saja yah...

Sabtu, 15 Februari 2020

Mira Dress

Pola Mira dress ini termasuk populer karena saya sering melihat hasil realisasinya di Instagram. Saya pribadi tidak terlalu tertarik kecuali versi modifikasinya yang menjadi maxi dress. Lalu ketika salah satu teman menceritakan tentang keinginannya untuk menjahitkan dress putih ala-ala baby doll, saya mengajukan pola ini. Dia langsung setuju. 

Size yang diambil adalah 38. Fitting dilakukan sekali dan semua cocok. 

Bahan :
  • Katun plumetis putih dari satu seller di Instagram
  • Katun voile putih untuk lining dari Rascol


Secara umum, pembuatan dress ini tidak sulit. Namun proses menyerut cukup lama karena ada beberapa bagian yang harus diserut dan panjang. Lining hanya di bodice dan dress, tidak pada bagian lengan.

Jadi pingin bikin versi maxi.



Jumat, 14 Februari 2020

Batik Keris Skirt

Suatu hari, teman saya meminta untuk dijahitkan rok batik dari bahan yang dia beli di Batik Keris Jakarta. Motif dan warnanya cukup klasik dan cocok untuk dipakai sehari-hari. Teman saya juga meminta supaya roknya diberikan dua kantung tersembunyi kanan dari kiri supaya dia bisa menaruh kunci apartemen dan telepon genggam. Dia juga meminta supaya pinggangnya dikasih karet elastik sehingga lebih fleksibel akan perubahan berat badan, khususnya lingkar pinggar.

* elastik

Setelah beberapa bulan berlalu, saya akhirnya sempat menjahitkannya. Polanya dibuat sendiri menyesuaikan dengan jenis kain (katun jenis poplin), panjang lebar kain, model serta panjang yang diharapkan teman saya itu. Intinya sih gathered skirt dengan kantung ya. That's all. Memang kedengarannya sederhana tapi saya cukup deg-degan karena belum pernah membuat ban pinggang dengan elastik. Akhirnya saya menaruh elastik hanya di bagian kanan dan kiri jadi tidak full sekeliling pinggang. Hasilnya, lumayan juga. Rok batik ini bisa dipakai untuk lingkar pinggang 82-100 cm.



Syukurlah teman saya suka. Katanya rok tersebut adem waktu dipakai liburan di Jakarta.

Selasa, 11 Februari 2020

Mousie Blousie

Sudah lama saya ingin membuat Mousie Blousie ini tapi baru kesampaian bulan Oktober yang lalu. Polanya dari kelas online Heather Ross di learning platform Creativebug (jangan lupa, Creativebug ini sistemnya langganan per bulan atau per tahun, dan bisa juga beli video kelas online yang kita suka). 

Bahannya adalah kain katun dari Jakarta yang sempat saya buat menjadi rok si bungsu dan sekarang sudah kekecilan. Jadi judulnya adalah repurpose atau reuse. Piping bunga-bunga, kebetulan ada di stok saya. Demikian juga kancingnya (kancing depan untuk dekorasi, kancing belakang untuk opening).

Ukuran yang saya pakai adalah 24 bulan. 



Cute ya ? Ini cuma blus alias atasan. Tapi kalau kita mau memodifikasi menjadi dress, bisa juga lho.


Riva Dress

Summer lalu, saya tertarik kepada pola Riva Jumpsuit yang ada di majalah Fibre Mood. Selain itu, saya ingin mencoba satu pola dari majalah tersebut karena Fibre Mood ini relatif baru di dunia perjahitan. Tapi untuk tahap awal, saya hendak membuatnya dalam bentuk dress supaya mudah kalau hendak ke toilet, hihi... Just kidding. Alasan sebenarnya adalah, saya hendak memberikan fungsi kedua kepada dress ini yaitu sebagai dalaman caftan dress pink yang pernah saya beli di Jakarta. Caftan tersebut terbuat dari kain crepe tipis yang harus kudu wajib pakai dalaman. 

Size yang diambil adalah 42 dan kain yang dipakai adalah viscose pink dari toko Mondial Tissus.

Kesulitan pembuatannya hampir tidak ada. Hanya saja, masalah yang sering muncul di jenis pakaian seperti ini (wrap, overlapped di dada) juga terjadi pada pakaian saya. Maksudnya adalah, bagian dada bisa diintip dari luar. Pilihan solusi ada dua, menggunakan lapisan dalam (atasan sederhana, tank top) atau menambahkan kancing jepret yang tidak terlihat dari luar. Saya memilih yang kedua. Sebenarnya ada solusi ketiga yaitu merubah sedikit polanya namun tentunya kalau kain sudah telanjur dipotong akan lebih susah untuk kita rubah.


Dress ini saya berikan kantung tersembunyi di kanan dan kiri. Jadi saya bisa menyisipkan sepotong tissu atau sepotong permen. Hm, sebenarnya bisa juga menyisipkan telepon genggam atau kunci mobil tapi berhubung kain viscose ini lemas goyor-goyor, jadi barang yang agak berat akan membuat dress kelihatan tertarik ke bawah di bagian kantung. O iya, kain viscose ini juga terlihat agak lecek kalau habis duduk atau dipakai seharian. Tapi asli bahannya adem.



Dress ini sudah dipakai beberapa kali termasuk untuk jalan-jalan ke kota tetangga. Bahannya enak (adem), modelnya sederhana, warnanya saja yang kurang oke untuk kulit saya tapi ya sudahlah...