Pages

Kamis, 26 Juli 2018

Chemise Adeline

Kesukaan saya pada kemeja, membuat saya ingin mencoba pola kemeja Adeline dari Coralie Bijasson  - french indie pattern.  Sama halnya seperti robe Amazone dan bolero Nicole yang pernah saya jahit, pola ini bisa saya katakan very well drafted 😍👍.
Soal instruksi...hmmhh...menurut saya, kurang begitu detail jika di bandingkan instruksi pola-pola kemeja yang pernah saya jahit. Instruksi favorit untuk jahit kemeja buat saya adalah saat menjahit kemeja classic ini 💯, di ikuti dengan instruksi kemeja Archer dari Grainline studio ( di sini dan di sini) .

Kemeja Adeline saya jahit di size 40, menggunakan kain katun stripe dari Mondial Tissus 1,5m. Kain halus di kulit, adem kemeja ini walaupun di pakai saat hot summer.
Tidak ada banyak modifikasi pola yang saya buat, selain memendekkan bodice dan lengan.
Jadi pingin jahit lagi kemeja ini aaahhh....

*latepostfromjune

Selasa, 10 Juli 2018

Summer Clover Pants

Di musim panas, saya lebih suka mengenakan celana panjang ringan yang longgar atau ya sekalian saja celana kulot lebar seperti kulot Burda yang sering saya pakai. Nah, kali ini saya hendak membuat celana panjang santai dengan menggunakan pola Clover dan Colette Patterns. Celana ini jatuhnya tepat di pinggang, bukan di hip, dan menggunakan zipper di samping. Jadi tidak perlu membuat fly front, atau dengan kata lain, proses pembuatannya lebih cepat.


Kalau saya melihat hasil jahitan para sewing bloggers di luar, rata-rata Clover yang mereka buat itu pas di badan. Keren sih, tapi saya pastinya lebih prefer yang agak longgar.  Lalu, berhubung saya tidak ingin membuat muslin, jadi untuk Clover pertama ini saya langsung membuatnya di kain yang ingin dikenakan. 

Fitting pertama, saya melihat bahwa celananya terlalu besar. My mistake, ukuran yang dipilih adalah 14 karena saya takut kekecilan. Jadi setelah fitting pertama ini, saya harus mengecilkan 1,5 cm untuk seam samping dan 1 cm untuk crotch. Untuk ke depannya, saya harus mengambil ukuran 12 (atau malah 10 kalau mau pas sekali di badan).





Fitting kedua, sudah lumayan dan sesuai dengan yang saya mau. Lalu berhubung ada perubahan di lebar celana, maka waist band juga harus disesuaikan.




Panjang celana saya ambil yang di atas mata kaki supaya lebih santai dan lebih adem di musim panas. Lalu, saya pilih versi polanya yang pakai kantung sisip di bagian perut. Kantung ini kecil tapi bagi saya sudah cukup untuk menyisipkan tissu dan tiket bus.

O iya, bahan kain yang saya pakai adalah satin cotton warna hijau mint yang ringan dan nyaman sekali di badan. Bahan ini pun sangat mudah dijahit. Untuk kantung, saya menggunakan sisa kain katun dari project anak. Benang obras sengaja digunakan yang warnanya berbeda (pink muda) supaya ada sedikit unsur unik walau tidak kelihatan dari luar, hihi... Dan invisible zipper, awalnya saya pakai warna putih. Tapi kemudian zipper ini macet di bagian sambungan waist band dan pants, sepertinya agak stucked karena ketebalan sambungan jahitan. Karena saya tarik dengan paksa, akhirnya zipper putih ini rusak terbagi dua. Saya menggantikannya dengan zipper warna pink tapi sebelumnya bagian sambungan yang "tebal" tadi dipertipis dulu dengan menggunting sedikit seam.

Celana ini sudah beberapa kali saya pakai untuk mengantar anak ke kegiatannya dan juga untuk berjalan-jalan ke ibukota. Nyaman sekaliiii.... Adem pula.

Kain katun satin : Mondial Tissus
Kain katun patchwork (kantung) : Mondial Tissus
Invisible zipper : Jakarta
Pelapis waist band : Vlieseline G700


Nani Iro Little Dress

Menyambung postingan yang sebelumnya, untuk pertunjukan akhir tahun di salah satu kegiatan yang diiikuti oleh si kecil, saya membuatkan gaun dengan menggunakan kain katun double gauze Nani Iro seri Planet. Kain ini adalah hadiah dari pengajar kegiatan anak saya tersebut dan panjangnya pas untuk satu potong pakaian kecil (1 meter, lebarnya kecil).




Pola yang dipakai adalah Caroline Party Dress dari Mouse House dengan ukuran 10 dan dengan modifikasi sebagai berikut:

  • Memperkecil lengan dan memberikan bias floral untuk finishing hem
  • Membuat skirt sesuai dengan ketersediaan kain (sisa kain dari bodice tidak cukup untuk skirt lebar seperti pada pola aslinya)
  • Menambah kantung (self drafted) tapi hanya di satu sisi 
  • Kerah diganti dengan vintage lace collar
  • No lining at all





Hasil akhirnya menampilkan dress yang cantik tapi panjangnya membuat badan anak jadi terlihat aneh. Akhirnya saya memperpendek dengan cara melipat hem sampai di atas lutut. Cucok !


Summer Dress for Dance Performance

Bulan Juni adalah bulan sibuk bagi para orang tua di Perancis (dan juga di beberapa negara lain). Hal ini dikarenakan akhir tahun ajaran jadi banyak kegiatan yang akan berakhir dan hampir semuanya membuat acara. Misalnya sekolah atau tempat les menari yang biasanya membuat pertunjukan akhir tahun (dance performance). 

Di tempat les anak saya, kostum pertunjukan menari ditangani oleh penjahit profesional. Kata profesional di sini ditujukan kepada para penjahit yang mengantongi ijazah sekolah mode dan/atau sekolah menjahit yang mempunyai spesialisasi di bidang pembuatan kostum (dance, theatre, film, pertunjukan, dll). Tahun ini, dari dua tarian yang dibawakan oleh anak saya, hanya satu kostum yang ditangani oleh ibu penjahit profesional. Sedangkan kostum yang satu lagi diserahkan oleh para orang tua. Kuncinya cuma satu, harus gaun warna putih, titik. Tentunya ada sebagian anak yang memiliki gaun warna putih jadi tidak perlu membeli baru. Tapi tidak demikian dengan anak saya. Jadi akhirnya saya membuatkan gaun putih.


Tujuan utamanya memang untuk pertunjukan menari, jadi bisa membuat kostum biasa, tidak perlu gaun yang spesial (toh hanya sekali pakai). Tapi, membayangkan proses dan waktu pembuatannya, saya berpikir kenapa tidak sekalian saja membuat gaun yang bisa dipakai untuk sehari-hari khususnya untuk musim panas tahun ini. Jadi, di suatu hari yang cerah, meluncurlah saya ke toko Mondial Tissus untuk membeli kain katun double gauze warna putih.
Kain katun double gauze banyak diminati oleh para penjahit rumahan karena teksturnya unik dan kainnya terasa lembut di kulit (cocok untuk anak-anak bahkan bayi). Pilihan warnanya pun banyak dan sekarang mulai ada yang bermotif lucu-lucu.
Sesuai keinginan anak saya, gaun dibuat dengan model yang sederhana. Polanya menggunakan Burda vintage Super Easy 6968 dan ukuran yang dipakai adalah 7. 
Bila Anda menggunakan pola jadi untuk menjahit baju anak, penentuan ukuran tidak harus sesuai dengan usia anak karena yang lebih penting adalah hasil pengukuran lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Jadi, ukur dulu anak Anda, lalu cocokkan dengan tabel yang ada di pola. Terkadang ada anak yang sangat kurus sehingga bisa menggunakan ukuran di bawahnya. Atau sebaliknya. 



Pola ini dimodifikasi sesuai kebutuhan yaitu dengan memperpanjang bodice sampai sekitar 6 cm di bawah pinggang, memperpanjang skirt sampai di bawah lutut, lalu memasang invisible zipper yang lebih panjang. Untuk membuat bodice lebih nyaman, saya menambahkan lining dengan bahan kain silk cotton warna putih.

Project ini terbilang mudah dan cepat. Dalam waktu sekitar dua atau tiga jam, gaun ini bisa selesai. Yang kadang membuat lama adalah penambahan lining. Namun karena lining di sini hanya di bodice, maka prosesnya tidak terlalu panjang.

Katun double gauze : Mondial Tissus
Katun silk : Les Coupons de Saint Pierre
Invisible Zipper : YKK dari Pasar Sunan Giri Jakarta


Selasa, 03 Juli 2018

Kulot Denim & Kebaya Anak

Postingan double nih, hihi..

Kulot ini dibuat terkait dengan kebutuhan mendadak dari si kecil. Sama seperti postingan kulot di sini, polanya menggunakan Oliver and S. Sementara itu bahan denimnya menggunakan sisa jeans Morgan saya di postingan ini. Cocok sekali bahan ini untuk pakaian anak karena tipis dan kebetulan potongan sisa kainnya pas untuk celana kulot. Hmm, panjangnya pas, tapi lebarnya sih tidak. Jadi saya mesti memodifikasi pola supaya kain yang terbatas ini tetap bisa dibuat menjadi kulot.

Lipat sana, lipat sini. 

Beberapa darts di pola terpaksa dihilangkan dimana hal ini merubah model yang aslinya melebar seperti layaknya rok lebar. Sedangkan hasil sesuai modifikasi akan lebih menyerupai celana yang sedikit melebar. Tapi saya berhasil mempertahankan lipatan di depan tengah dimana hal ini tetap menjaga wujud akhir kulot.





Nah, kalau yang kebaya kecil ini dibuat karena si kecil kepingin kembaran dengan mamanya. Jadi ya kainnya juga dari sisa-sisa kebaya mamanya. Pola dibuat sesuai dengan panduan pola dasar dari buku Esmod yang lalu dimodifikasi seperti pada waktu kursus kebaya. Karena ini untuk anak kecil, jadi saya tidak membuat darts sama sekali. 



Kancing di bagian bef dibuat praktis dan ringkas dari sisi pemakaian (lagi-lagi karena yang akan memakai baju ini adalah anak kecil). Caranya adalah dengan menggunakan snap buttons yang sudah dijahit di ribbon panjang. Pita berkancing ini dijual meteran jadi kita tinggal potong sesuai kebutuhan. Cara memasangnya hanya dengan menjahit si pita di bagian yang sudah ditentukan untuk kancing. Jahit lurus saja. Tapi hati-hati dengan jarak antara sepatu mesin jahit dengan kancing yang di pita. Karena pasti bersentuhan. Untuk amannya, gunakan sepatu khusus ritsleting krn cenderung langsing.

Fyi, di toko, pita berkancing ini ada yang warna putih juga. Di sini saya memakai warna hitam karena cuma punya yang itu.

Lucu sekali kebayanya begitu jadi. Imut. Tapi sepertinya saya membuat baju ini terlalu pas di badan si kecil. Jadi tahun depan tidak akan bisa dipakai.