Pages

Selasa, 24 Oktober 2017

Expo DIOR


Bulan lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi exposition Dior di Musée des Arts Décoratifs Paris. Acara pameran ini berlangsung dari tanggal 5 Juli 2017 sampai dengan 7 Januari 2018 dan diselenggarakan dalam rangka merayakan ulang tahun ke-70 dari Maison Dior. Sejumlah 300 lebih karya yang dipajang di pameran ini merupakan hasil kreasi dari Christian Dior dan para desainer yang melanjutkan nama Dior seperti Yves Saint Laurent, Marc Bohan, Gianfranco Ferré, John Galliano, Raf Simons dan Maria Grazia Chiuri.

Image from the expo leaflet


Pameran ini disajikan secara rapi dan artistik sehingga para pengunjung dapat menikmatinya secara maksimal. Karya-karya yang dipamerkan merupakan kreasi dari tahun 1947 sampai dengan sekarang. Dan bentuknya tidak hanya berupa pakaian haute couture, namun juga aksesoris seperti tas, sepatu, parfum, topi dan perhiasan. Beberapa hasil karya berupa sketsa atau croquis pun dipajang. Selain itu, di acara ini juga dipamerkan beberapa publikasi terkait Dior, juga cover majalah-majalah yang menampilkan model yang mengenakan pakaian atau produk Dior. Majalah-majalah tersebut termasuk yang dari jaman dulu kala lho. Jadi menarik sekali bagi saya.



Kita juga bisa membaca ilustrasi tentang sejarah Dior dan karya-karya seni yang disukainya termasuk lukisan wajahnya. Sayangnya bagian ini tidak saya lihat semua karena pas ramai sekali.

Setiap koleksi pakaian Maison Dior diberikan deskripsi untuk menerangkan tema dan ide yang menjadi inspirasi desainer. Lalu di depan setiap karya pakaian, tertulis deskripsinya beserta bahan, nama perancang serta tahun keluarnya. 



Secara umum, yang saya nikmati dari kunjungan ini adalah:
  • Sebagian besar karya (atau malah semuanya - kalau kita bicara karya jaman dulu) dibuat dengan tangan. Tentunya inti dari haute couture adalah prosesnya yang banyak dikerjakan secara manual sehingga waktu pengerjaannya amat panjang
  • Keindahan detail yang dihasilkan dari tingkat kreativitas yang tinggi dari para jenius di bidang mode
  • Pengembangan tema dalam imajinasi para desainer yang menghasilkan karya luar biasa indah


Untuk bisa melihat expo Dior, kita dikenakan biaya masuk minimal 11 euros dimana dengan harga ini kita bisa juga melihat pameran lain yang diadakan di museum tersebut serta melihat koleksi permanennya. Sayang sekali saya mengunjungi acara ini di akhir pekan dimana jumlah pengunjung sangatlah membludak. Jadi saya cepat lelah dan tidak bisa mengunjungi pameran lainnya.

Bagi yang sedang atau akan ke Paris dalam waktu dekat ini, jangan lupa jadwalkan untuk ke expo Dior ya. Tiket bisa dibeli online (cek di sini). Pembelian tiket online sangat disarankan untuk menghemat waktu mengantri di sana. Serius deh... 

Berikut ini beberapa foto kreasi indah yang ada di expo Dior. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua.











Rabu, 18 Oktober 2017

Seersucker Little Dress

Late post.

Tahun ajaran baru di Perancis dimulai pada bulan September. Seperti biasanya, saya membuatkan baju khusus untuk hari pertama masuk sekolah bagi sang anak bungsu. Polanya dari hasil buatan terdahulu dan hanya memodifikasinya menjadi dress berelastik di pinggang dengan satu kantong di depan.




Taa-daa...! 



Bahan:
  • Kain katun seersucker dari Mondial Tissus
  • Kancing dari Indonesia
  • Elastik juga dari Indonesia


Toko Alat Jahit Primadona

Bagi yang tinggal di sekitaran Jakarta Timur, nama Pasar Sunan Giri tentunya sudah tidak asing lagi, apalagi kalau Anda pernah survey tempat menjahit kebaya pernikahan. Di pasar ini ada dua tempat menjahit yang populer akan keahlian mereka membuat kebaya pernikahan. Tapi saya tidak membahasnya di sini karena topik yang akan saya angkat adalah Toko Primadona. Yup, toko keperluan alat jahit yang juga populer itu.

Dengan bekal alamat yang memuat blok dll, saya mencari Toko Primadona dan syukurlah saya berhasil menemukannya. Toko ini ada dua dan bersebelahan atau tepatnya berseberangan, terpisah oleh lorong. Satu toko lebih kepada kebutuhan menjahit yang kecil-kecil semacam benang, zipper, kancing, dll. Sedangkan yang satu lagi lebih ke kain, keperluan membuat pola (penggaris, kapur, dll). Berhubung saya hanya ingin mencari benang dan zipper, jadi saya langsung ke bagian yang pertama. 

Untuk benang, saya hanya mencari Astra. Sedangkan zipper, saya hanya mencari YKK invisible 60 cm. Dan saat semuanya dihitung, harga total jauh lebih murah dibandingkan pembelian produk yang sama di Perancis. Ya iya lahhh... :D 

Sekilas foto-foto yang saya ambil, silakan dilihat.

Butik kebaya yang top itu

Butik yang lain

Primadona: Kancing dan zipper

Primadona: Benang sulam Merk DMC

Primadona: Benang Astra beragam warna

Primadona: Renda

Primadona: Penampakan 

Primadona: Pernak-pernik

Primadona: Benang yang lain

Primadona: Kain rubiah (?)

Primadona: Kain brokat

Alamat:
Pasar Sunan Giri
Los 1-2 Lantai Dasar 16-17

Senin, 02 Oktober 2017

Mirota Batik

Wah, ini pasti juga semua orang kenal. Mirota Batik atau Hamzah Batik. Setiap kali ke Yogyakarta, pasti saya ke toko ini untuk mencari oleh-oleh. Kali ini, saya pun mendatangi tempat populer tersebut tepat di hari pertama tiba di Yogyakarta.


Bagi saya, selalu menyenangkan untuk melihat demonstrasi proses membatik. Sang ibu pembatik terkesan amat sangat sabar dan tentunya sangat berpengalaman.


Di lantai atas ada cantolan baju dari kayu dan berbentuk mesin jahit. Lucu !


Sudut ini cukup menarik bagi saya karena sebagian besar kain batik berwarna sogan. Senang!




Dan kunjungan kali ini, saya melirik perlengkapan membatik. Rasanya ini saat yang tepat untuk mengadopsi beberapa malam dan canting, serta pewarnanya.

Ok, berikut ini beberapa kain yang ada di Mirota. Betapa beratnya menahan diri untuk tidak compulsive buying, heu...



*kain dari serat nanas*



Bagi pecinta batik dan saudara-saudaranya (lurik, jumputan), segala aya dah di Mirota... Cuma harus siap-siap mumet karena banyaknya pengunjung yang ada di dalam toko ini. Penuh sekalih... Paling enak memang pas jam buka (kalau tidak salah jam 9). Namun sekitar sejam-an kemudian, mulai ramai sekali.

Note. Bila Anda ingin alternatif toko yang menyediakan suvenir serta kain batik dkk, cobalah kunjungi :

Jl. Panembahan No. 58
Panembahan, Kraton
Yogyakarta
Tel. 0274-375208

Toko ini direkomendasikan oleh staf penginapan kami (kebetulan berlokasi di area yang sama). Saat saya mampir ke sana, terlihat beberapa kain batik, lurik, jumputan dan yang lainnya. Saya mengadopsi sebuah angkin jumputan seharga Rp. 60.000,- dengan kualitas yang bagus.

Sekilas di Beringharjo

Pasar Beringharjo, siapa yang tidak kenal? Pasti Anda semua tahu pasar ini, tempat belanja batik di Yogyakarta yang merupakan salah satu tempat favorit para wisatawan yang berkunjung ke kota pelajar. Bahkan sangat favorit bagi mereka yang pandai dan senang menawar harga, hihi... Lokasinya yang dekat pusat kota, terutama dekat Jalan Malioboro, membuat saya tidak berpikir panjang untuk singgah.

Kesempatan pertama, saya tiba pagi sekitar jam 8. Masih sepi (ya iya lahh... :D ). Jadi akhirnya saya foto-foto sedikit (padahal ada tanda dilarang foto - maap yak). 



Bagi yang suka batik siap pakai, tentu ada beberapa pilihan yang bisa dilihat. Dari model yang sederhana seperti daster rumahan, gamis sampai dengan pakaian kantor. Beberapa modelnya cukup modern tapi harus jeli mencari. Saya menemukan dress pendek dengan bagian pundak berlubang, seperti yang sedang jadi trend itu.




Bagi saya yang lebih memilih kain panjang, akhirnya pilihan jatuh pada kain batik semi sutra yang meteran di toko Roroys Textile. Kalau saya tidak salah ingat, harganya Rp. 40.000,- per meter. Sayangnya waktu saya tanya "semi sutra itu artinya campuran sutra dengan serat apa? dan persentase komposisinya bagaimana?", penjual tidak bisa menjawab. 

Dugaan saya, dengan harga itu, kandungan sutra-nya pasti sedikit. Atau, mungkin saja sutra buatan atau yang kita kenal dengan nama rayon. Bisa juga, sutra sintetik dari polyester karena saya merasa kehalusan bahannya sama dengan kain polyester silk yang saya beli di Les Coupons de Saint Pierre (sekitar 15 euros / 3 meter). Yang jelas, beda dengan scarf sutra milik saya, baik yang batik hadiah pernikahan, maupun yang dari pusat kerajinan sutra di Lyon.








Hari kedua, saya mampir sekitar jam 10-11, dan itu sudah ruame tenan... Wisatawan lokal maupun asing sudah memadati kios-kios batik. Oleh karena itu, saya hanya melihat satu toko yang tidak jauh dari Roroys (lupa namanya) karena pilihan kain cukup banyak dan harga cukup kompetitif, misalnya kain batik cap warna cerah harganya sekitar Rp. 60.000,-.


Rasanya lain kali kami ke sana lagi sambil bawa koper beroda ya.