Pages

Rabu, 21 Maret 2018

Needle Case untuk Menyulam

Ah, ini project kecil yang kelupaan diposting yaitu needle case atau needle organizer, khususnya untuknya jarum embroidery atau sulam. Saya mengikuti video tutorial yang ada di satu kelas di Creativebug, yaitu Keepsake Needle Case by Rebecca Ringquist.


Polanya mudah saja, hanya memanjang dan nantinya bisa dilipat menjadi 3. Di bagian dalam dipasang pita untuk menyisipkan jarum, lalu satu ujung pita akan menjadi loop yang fungsinya untuk menggantung needle case di tempat yang kita mau. Untuk case saya, saya menambah kancing snap plastik untuk penutup jadi akan lebih aman saat dibawa-bawa. Needle case ini bisa saya sisipkan di tengah organizer yang saya buat di postingan ini.

Case ini berguna untuk merapikan semua jarum sulam bila kita menggunakan beragam warna dan tentunya banyak jarum.



Kamis, 15 Maret 2018

Camisole

Berhubung ada pesanan berupa camisole dress, jadi saya trial dulu untuk diri sendiri. Pola dibuat menggunakan panduan dari buku Soekarno (tingkat dasar) di bagian pola dasar gaun dan pola sackdress. Namun ada beberapa modifikasi dari saya. Ukuran yang dipakai adalah ukuran standar dari buku itu juga, yaitu L besar.

Trial pertama menggunakan kain cotton silk hasil sale di Les Coupons de Saint Pierre entah tahun kapan dan menggunakan invisible zipper. Trial kedua menggunakan scarf Zara dua bahan (crepe dan jersey) yang dibeli tahun 2012 (tidak pernah dipakai) dan tanpa zipper.








Modifikasinya (diaplikasikan di trial kedua) dan beberapa catatan :
  • Kupnat di pundak dipindah ke samping sebelum pola dasar dibuat menjadi kamisol. Lalu kupnat samping itu bisa diabaikan (tidak dijahit) kalau mau. Secara umum, saya lebih suka tanpa kupnat (fyi, dari pola dasar di awal, saya juga meniadakan kupnat bodice depan dan belakang, jadi cenderung lurus dari titik lingkar badan/dada ke arah titik lingkar pinggul)
  • Bawah kerung lengan naik 1 1/2 cm. Ini sudah tertulis di buku Soekarno tapi hati-hati, di bagian front tertulis naik 1/2 cm sementara di bagian back tertulis 1 1/2 cm. Menurut saya ini salah cetak dan saya menaikkan semua 1 1/2 cm
  • Penempatan tali/strap digeser ke arah samping kanan kiri sekitar 1 cm
  • Desain pakai yang standar saja, tidak perlu ikut yang di buku
  • Bagian front antara ketiak dan tali/strap dibuat agak melengkung untuk menyesuaikan bentuk area itu yang juga tidak flat lurus
  • No zipper needed! Karena sudah bisa masuk kok ke badan
  • Kalau bahan light sekali, lebih bagus jahitan samping berupa french seam. Tapi tidak wajib juga
  • Sebagian kamisol yang beredar di pasaran menggunakan bias binding namun saya memilih memakai facing. Jadi polanya tinggal copy di bagian tersebut tapi lebih pendek tentunya. Jangan lupa understitching !
Hasil, fitting cukup ok, terutama di bagian dada dan bawah ketiak. So, bisa lah untuk dalaman baju atau untuk tidur, zzzz.... zzz...


Projects Half Done - Maret 2018

Jadi seperti yang terjadi pada sebagian penjahit yang membuat pakaian untuk diri sendiri, saya juga suka memulai satu project dan kemudian meninggalkannya karena berbagai alasan. Maksudnya, ya project tidak selesai. Minggu lalu saya menyelesaikan dua karena mulai "begah" dengan projects half done yang berserakan di rumah.

Yang pertama adalah atasan simple dengan pola yang sama seperti di postingan ini. Bahannya menggunakan sisa lining (satin polyester) dari project trench ini. Kebetulan minggu lalu saya menemukan toko yang menjual bias binding in satin dalam warna yang sesuai dengan keinginan. Maka, selesailah finishing atasan ini.

Note: bahannya yang licin dan super lemas agak menyulitkan jadi harus dikerjakan dengan hati-hati.



Kedua, light jacket dari bahan tenun Bali Endek dengan lining dari katun vintage. Pola aslinya dari veste Mona tapi saya modifikasi sedikit di bagian dekat leher (dibuat melengkung). Berhubung kain utama memiliki motif, jadi saya berusaha mencocokkan supaya harmonis dan itu tidak mudah, heu... 

Note: jahitan yang saya buat untuk menyatukan kain utama dan lining di bagian pergelangan tangan tampaknya harus dibuka lagi dan dibuat lebih baik (jatuhnya jadi tidak kaku, harus terlihat lebih organik).


Handy Stitching Organizer

Tahun ini, saya mulai belajar bordir dengan tangan. Niatnya sih hanya untuk menghias pakaian yang saya buat, misalnya sedikit bordir di kerah, di kantung atau di dada. Lalu bulan ini ada kelas dasar yang saya ikuti untuk persiapan kelas bordir tradisional Brittany di bulan Mei. Semua kebutuhan stitching untuk kelas tersebut dimasukkan ke satu pouch yang harusnya untuk kosmetik. Cukup memadai, tapi setelah dipikir-pikir, saya merasa butuh satu organizer ber-pocket yang bisa menampung beberapa kebutuhan dasar dan bisa dibawa-bawa. Maka dibuatlah organizer ini.


Kain yang digunakan adalah sisa-sisa dari project menjahit sebelumnya kecuali kain utama (dulu beli di garage sale - jadi itu sisa kain yang aslinya punya orang lain). Bias binding juga dari sisa project  yaitu selimut patchwork quilting di postingan ini. Kebetulan warnanya "nyambung" dan panjangnya pas dengan kebutuhan. Pelapis dalamnya adalah Decovil Light dan kain batting yang suka dipakai untuk project patchwork (bukan yang fusible ya, kebetulan saya ada sisa yang ukurannya pas). Jadi organizer ini cukup solid untuk menampung kebutuhan saya, namun tidak kaku. Soft organizer lah...

Detail di dalam organizer :
  • Pocket besar berkancing untuk menaruh apa saja. Di sini saya memasukkan beberapa benang bordir yang sedang digunakan untuk project bordir
  • Lalu di pocket berelastik di bawah, saya memasukkan needle threader, gunting bordir, jarum bordir & jahit dan benang untuk basting. Kantung ini memang terbatas ukurannya jadi benang basting disisipkan saja di elastik tanpa masuk ke pocket. Di pocket ini bisa dijepitkan beberapa clip (merah) dan kebetulan saya butuh dua saja
  • Karena kadang sewing pins juga dipakai, maka saya membuat 2 fitur tambahan, yaitu kain putih (sisa fleece) untuk menyimpan pin serta satu mini pincushion yang dipasang kancing (jadi bisa dilepas dan disimpan di pocket besar bila perlu
  • Di sisi sebelah pincushion, saya menaruh D-ring untuk menggantung satu thimble karena kadang berguna juga untuk bordir tangan


Jadi kalau Anda ingin membuat personalized & customized organizer untuk menjahit, sesuaikan desain dengan kebutuhan Anda. Listing dulu semua kebutuhan dasar yang diperlukan. Lalu nanti saat mendesain, Anda lihat lagi list itu.



Lumayan deh, saya sekarang kalau membordir atau menjahit tangan di depan tivi atau di perjalanan, saya bisa ambil organizer ini dan mulai bekerja. Paling saya tinggal menambah lampu & kaca pembesar saja, maklum mata tua.

Sekilas tentang project bordir saya ada di foto di bawah ini. Nanti Insya Allah akan diposting lagi kalau sudah jadi. Ini bakal lama karena, hiks, kecil-kecil stitching-nya. 


Sabtu, 03 Maret 2018

Rok Batik Wiron

Salah satu kesulitan kami yang tinggal jauh dari ibu pertiwi adalah saat kami memerlukan pakaian bernuansa tradisional untuk acara-acara tertentu. Karena kalau kami pesan ke kampung halaman, ongkos kirimnya jadi mahal. Belum lagi kalau ada kesalahan ukuran. Untuk itu, saya pribadi merasa harus bisa membuat sendiri pakaian bernuansa tradisional walaupun sederhana dan simple. Salah satunya adalah bawahan batik berwiron yang tentunya sekarang ini sudah banyak yang dibuat menjadi rok ber-zipper.

Niatan untuk membuat rok batik wiron sudah muncul sejak tahun 2016 namun akhirnya saya merealisasikannya tahun lalu saat seorang teman meminta bantuan untuk membuatkan satu. Dengan modal informasi terbatas dari internet, satu rok batik wiron milik teman sebagai contoh, plus satu lagi milik ibunda saya, akhirnya saya pun mencoba. Sejauh ini, saya sudah membuat 5 bawahan batik wiron. Dua di antaranya untuk saya sendiri, sisanya pesanan teman-teman (contohnya di bawah ini).



Beberapa panduan dasar yang saya temukan adalah:
  • Untuk wiron Yogya, bagian pinggirannya (tumpal) kelihatan dari depan, jadi dilipatnya ke arah luar. Sementara untuk wiron Solo, bagian pinggirannya itu dilipat ke dalam, jadi tidak kelihatan
  • Jumlah lipatan wiron ganjil
  • Wiron untuk perempuan, lipatannya di bagian kiri. Sementara untuk lelaki, lipatannya di bagian kanan. Bingung ndak? 
  • Lebar lipatan wiron sekitar 2 jari untuk perempuan, 3 jari untuk laki-laki
Lalu penerapannya, untuk lebar lipatan wiron, saya sendiri menerapkan 2-3 cm, tergantung panjang kain dan jumlah lipatan yang saya mau. Lalu jumlah lipatannya antara 5-9, juga tergantung panjang kainnya. Katanya, semakin banyak lipatan, penampakannya akan terlihat makin cantik. Tapi capek juga ya bok melipatnya...

Cara membuat rok batik wiron di sini adalah hasil dari observasi saya terhadap dua rok yang sudah jadi (seperti yang sudah saya mention di atas) dan beberapa modifikasi seperlunya. Jadi kalau memang cara saya tidak sesuai dengan pakem yang asli, mohon dimaafkan yaa... Yang jelas, pembuatan rok wiron di tulisan ini tidak memotong kain sama sekali. Jadi suatu hari, jahitan bisa dibuka dan kain batik bisa kembali utuh. Ya paling ada lubang-lubang kecil bekas jahitan :)

Pertama-tama, yang harus dipersiapkan adalah:
  • Kain batik panjang (perhatikan motifnya karena biasanya ada bagian atas dan bagian bawah, jangan sampai terbalik)
  • Zipper warna senada dengan kain, panjang 20 cm
  • Benang warna senada dengan kain
  • Kancing jepret (atau kancing kait seperti yang dipakai di rok dan celpan)
Lalu, yang harus diukur adalah:
  • Lingkar pinggang
  • Lingkar pinggul
  • Panjang rok (kalau panjang rok yang ingin dibuat ternyata lebih dari lebar kain yang tersedia - biasanya ini terjadi pada orang yang tinggi- maka kainnya harus ditambah dengan kain yang lain, umumnya polos, sebelum proses pembuatan lipatan wiron)
  • Panjang belahan wiron (ini sesuai preferensi saja, saya pakai sekitar 30 cm dari bawah)
Lalu, mulai lipat wiron sebanyak yang dimau. Gunakan setrika untuk menghasilkan lipatan yang rapi. Kalau sudah jadi, jepit wiron supaya tidak terbuka lagi. Penjepitan bisa menggunakan jepit rambut atau wonderclip-nya Clover. Atau, bisa juga diamankan dengan peniti.



Kembali ke ukuran panjang rok, bila ternyata kainnya kepanjangan, di tahap ini kita bisa melipatnya ke arah dalam. Setrika supaya rapi, jelujur sedikit untuk menjaga lipatan (atau bisa juga diberi pin, tapi saya pribadi lebih suka menjahit jelujur). Bagian yang terlipat wiron juga ikutan dilipat ke dalam ya. 


Sekarang kita akan membentuk kainnya menjadi rok dan dimulai dengan ukuran lingkar pinggung. Jadi misalnya:



  • Lingkar pinggul 94 cm
  • Lebar lipatan wiron 3 cm dimulai dari sisi kiri (garis-garis merah)
  • Lipatan dua kali di sisi kanan dengan lebar antara 3-5 cm (garis-garis hijau) - ini tidak wajib, saya hanya suka dengan adanya lipatan ini di sisi yang berlawanan dengan wiron, terkesan rapi cantik dan juga bisa membantu memperpendek panjang kain (bila terlalu panjang, sementara badan pemakainya kecil sekali)
Lalu, ujung sisi kiri akan menimpa ujung sisi kanan sebanyak 2 - 3 cm dan bagian yang tertutup akan dijahitkan zipper di sisi atas.



Optional: Saat melipat sisi kiri ketemu sisi kanan, kita bisa membuat agak miring ke atas. Tujuannya supaya hasil akhir bawah kain agak mengecil/menyudut. Tapi kalau kita mau membuat lurus-lurus saja juga tidak apa. Malah hasil akhirnya, kita lebih mudah untuk melangkah.

Di tahap berikutnya, kita bisa mulai memasang zipper di bagian sisi kain yang tidak ada wironnya. Cara penempatan zipper bisa langsung di ujung kain atau agak turun sedikit. Nanti bagian kosong antara ujung kain dan zipper diberi kancing jepret. 

Ini contoh pemasangan zipper di ujung atas kain

Di tutorial ini, cara kedua yang saya pilih karena kain terlalu panjang dan harus dilipat sehingga ada bagian lekukan lebih tebal (yang berwiron) dan akan membuat sulit dalam pemasangan zipper. Jadi saya menurunkan posisi zipper sampai ke bagian yang tidak kena lekukan wiron.

Ini pemasangan zipper yang turun dari atas sesuai posisi lipatan wiron (lihat di atas telunjuk saya)

Mari ke tahap berikut:
  • Ujung atas zipper dilipat sedikit dan dijelujur terlebih dahulu ke kain sebelum dijahit permanen dengan mesin
  • Jahit zipper ke bagian yang tidak ada lipatan wiron, dalam hal ini sisi kanan kain (jelujur dulu, baru kemudian dengan mesin)
  • Jahit zipper ke bagian yang satu lagi (jelujur dulu, baru lanjut dengan mesin), dengan melibatkan satu lipatan wiron yang paling bawah - maksudnya, lipatan terakhir itu yang dijahit dengan zipper (lihat foto di bawah). Lipatan terakhir itu sebaiknya menutupi keseluruhan zipper sehingga tidak terlihat dari luar setelah jadi
  • Buat jahitan untuk menutup bagian bawah zipper, lalu menyambung ke bawah sampai ke bagian bukaan belahan (dalam gambar di bawah, belahan adalah 30 cm dari bawah, namun panjang ini bisa disesuaikan dengan keinginan)

Lipatan terakhir menutup zipper

Setelah kedua sisi dijahit

Penjahitan di akhir zipper lalu turun ke bawah sampai ke batas belahan 30 cm dari bawah

Ilustrasi 30 cm dari bawah

Jahitan dari zipper sampai belahan ditandai dengan pink seam ripper dan panda tape measure 

Tampilan keseluruhan 



Tahap selanjutnya adalah membuat jahitan kupnat. Cara yang paling mudah adalah dengan mencobakan kain yang separuh jadi itu di badan calon pemakainya. Karena dari situ, kita tinggal menandai bagian yang akan dijahit kupnat plus pinggang yang mengecil. Tapi, kalau calon pemakai tidak ada di dekat kita, berikut ini cara yang saya pakai.

Lingkar pinggul dikurang lingkar pinggang, hasilnya didistribusikan untuk :

  • 2 kupnat depan
  • 2 kupnat belakang 
  • 2 pinggang kanan kiri

Secara umum, lebar kupnat adalah 3 cm. Jika lingkar pinggang adalah 70 cm, maka hitungannya :
94 - 70 = 24
24 - ( 4 kupnat x 3 cm) = 12
12 ini dibagi dua untuk pinggang kanan dan kiri = 6
Kalau saya perhatikan satu contoh rok wiron milik teman, jahitan kupnatnya ada 5, bukan 4. Jadi maksudnya, hitungan di atas hanya untuk panduan saja. Pada akhirnya kita bisa menyesuaikan sendiri.

Panjang kupnat, saya memakai 12 cm seperti di buku Bapak Soekarno. Semua saya tandai dengan kapur jahit, lalu saya jelujur dahulu. Setelah jahit jelujur, kita bisa mencobakan ke calon pemakai. Nanti penyesuaiannya dapat dilakukan lagi di situ.

Setelah jadi kupnat dkk, jangan lupa pasang kancing jepret (atau kancing kait) bila diperlukan. Saya lebih suka kancing jepret yang ukurannya agak besar, minimal diameter 12 mm. Jumlahnya tergantung kebutuhan. Di tutorial ini, saya pasang dua kancing jepret berukuran diameter 13 mm.


Optional tapi essential: Lipatan wiron perlu dijaga supaya tetap rapi dan tidak mengganggu kita saat menjahit. Jadi  kita bisa mengamankannya dengan jahitan kecil seperti di foto berikut. Jahitan kecil seperti itu bisa dibuat beberapa buah dari atas ke bawah.



Jahitan kecil seperti titik di atas jempol saya


Ok, sekian dulu ya... Kalau ada yang bingung, silakan tanya saja. Anda bisa juga merujuk kepada rok batik wiron yang ada di pasaran. Perhatikan cara penjahitannya dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Happy sewing !