Pages

Jumat, 25 Mei 2018

Jaket Etnik

Bulan April yang lalu, saya memenuhi permintaan seorang teman baik untuk membuat satu jaket etnik. Modelnya sama dengan satu jaket tenun yang pernah dia beli. Jadi intinya adalah membuat pola sesuai model yang ada. Secara sekilas, modelnya biasa saja dan sederhana. Tapi bagian lehernya mesti agak naik.



Kain yang digunakan adalah kain batik cap, jadi tidak sama dengan model aslinya yang dari tenun. Lalu bagian furing, teman saya menginginkan lapisan yang hangat, bahkan dia tidak keberatan bila furing menggunakan polaire atau fleece. Akhirnya saya membeli micro fleece hitam supaya matching dengan kain batiknya. Berhubung motif asli si kain batik sudah amat ramai, jadi kami sepakat untuk memakai kain hitam polos untuk bagian lengan.

Model asli tidak menggunakan penutup. Namun karena saya pikir akan lebih baik bila diadakan, maka saya memasang beberapa kancing kait di bagian selevel dada dan pinggang.



Lumayan ini untuk ke acara-acara bertema Indonesia di cuaca yang agak dingin.

Kamis, 24 Mei 2018

Fleur de l'impatiente

Blouse l'impatiente dari MLM Patrons ( Frence indie pattern)  ini adalah satu model blouse yang saya suka. Kemungkinan untuk jahit di berbagai bahan kain seperti viscose/rayon, katun, voile de coton , crepe dan silk.
Rupanya seorang teman juga menyukai model ini. Sebagai kado 🎁 ulang tahun , saya berikan blouse l'impatiente buat dia.
Pilihan kainnya menggunakan viscose motif bunga dari toko kain lokal Mondial Tissus , merupakan koleksi Printemps sekitar 2 tahun yang lalu. Karena suka sama motif ini, waktu itu saya kembali  untuk beli satu potong kain lagi 😉.

Jahit di kain viscose perlu tambahan kesabaran karena kainnya yang 'lemas' ini buat agak sulit di handle bila tidak menggunakan amidon. Jadi seperti biasanya untuk menghandle kain sejenis ini saya selalu pakai spray starch. Bisa beli di toko yang siap pakai atau bikin sendiri seperti ini.
Proses menjahit sama seperti versi pertama, polanya juga pakai yang sama, tidak ada modifikasi lain.

Rabu, 23 Mei 2018

Linen xerea dress

Wohooooo..
Setelah sekian lama bermimpi menjahit baju Xerea dari Pauline Alice ini, akhirnya tercapai juga. Pola saya beli secondhand, murmer pula 💃🏻. Ini merupakan pola ke-dua dari Pauline Alice yang saya jahit. Pertama saya jahit Carme blouse beberapa tahun yll ( not blogged dan sudah berpindah tangan).
Untuk wearable muslin Xerea view A, saya pilih jahit di kain linen mid-weight -beli di tanah air- yang ada di stash sejak beberapa tahun lalu. Warnanya kurang cocok untuk kulit gelap saya 😜, tapi bahan linen saya suka 🤷🏻‍♀️. So, it doesn't matter untuk jahit toile.




Selain itu saya pilih kain voile de coton dari Mondial Tissus ( 80cm) untuk di jadikan lining, karena agak sedikit menerawang 👀  linen ini. Setelah jadi, sepertinya kurang tebal voile cotton sebagai lining, mungkin harus pakai kain cotton ? ( ahh.. tapi nanti jadi tebal dan panas)🤔  Lining di bagian sleeve saya langsung obras saja bersamaan dengan obras sleeve baju nya, entah betul atau tidak metode ini, tapi praktis menurut saya.

Back yoke Xerea saya modifikasi menjadi full yoke, alias tidak berbentuk segitiga. Saya lebih suka klasik, tertutup.
Jahit di size 40, shorten bodice 2cm, that's all.

Awalnya saya pikir agak ribet jahit Xerea, ternyata cepat selesai. Tidak sesulit yang dibayangkan. Apalagi dengan instruksi jahit yang lengkap ( text, gambar, blog) dan penjelasan yang mudah di ikuti membuat proses jahit Xerea sangat fun di kerjakan.
Yang bikin saya suka  Xerea adalah modelnya yang memberi kesan klasik ini, baju tahun 60-an.
Mungkin lain kali bisa dicoba jahit di kain ikat atau batik. We'll see!

Sabtu, 19 Mei 2018

Keana blouse

Keana pertama yang saya jahit lumayan sering saya kenakan.
Beberapa waktu yang lalu saya jahit Keana blouse ke-dua menggunakan kain viscose/rayon motif burung yang saya dapat di toko kain lokal Self Tissus. Dikarenakan bahannya yang lebih drape di bandingkan kain crepe di Keana pertama, saya 'gambling' jahit satu size di bawah, karena saya pikir kalau kain lebih 'lemas' biasanya terlihat sedikit lebih besar. Alhasil, nge-p a s. 😜 Bagian bahu OK, tapi di bagian bust dan waist saya lebih suka pada longgar nya Keana pertama, walaupun demikian Keana kain viscose ini sudah saya kenakan beberapa kali tanpa masalah.


Proses jahit tidak berbeda dengan versi pertama, petunjuk di Named clothing pattern mudah di ikuti. Di kain viscose saya pakai vlieseline G785 untuk melapisi bagian collar dan front facing . Saya memanjangkan bodice 2cm, karena versi pertama menurut saya agak pendek. Kancing 4 biji dari stock. 
Kira-kira bagaimana yah seandainya di bikin dress ? 🤔 pakai kain tencel, chambray atau rayon lagi ...

Selasa, 15 Mei 2018

Inari Tee

Ini merupakan Inari tee ke-tiga yang saya jahit, speed sewing project 😉. Pola dari Named Clothing - Inari tee pertama di sini pola asli tanpa modifikasi model crop, yang ke-dua jahit di kain linen putih lengthen 4cm (not blogged) dan Inari jersey blended kali ini saya panjangin lagi untuk memaksimalkan  kain 1m30 yang saya miliki supaya tidak tersisa.
Pola saya pakai yang sama, size 38.
Jahit kebanyakan menggunakan mesin obras, jadinya not respect seam allowance.  Keinginan untuk jahit Inari dress belum tercapai, semoga summer ini bisa mewujudkan keinginan mengenakan Inari dress di kain linen. 

Selasa, 08 Mei 2018

Burda Peplum Top

Ok, project ini sebenarnya sudah lama dibuat tapi kelupaan diposting. Polanya dari majalah Burda Style edisi Agustus 2012 (persis yang ada di cover majalahnya, yang warna kuning itu). Naksirnya sudah lama sekali tapi akhirnya baru dibuat di awal tahun ini (terima kasih untuk my sewing bestie yang sudah meminjamkan majalahnya :*). 

Proses pembuatan atasan peplum ini termasuk lama, Januari sampai Februari. Kenapa? Karena ternyata modelnya tidak fit di badan saya. Jadi ada proses modifikasi langsung di bajunya sebelum finishing. Modifikasi khususnya di kupnat belakang dan di bagian yang ada zipper-nya karena terlihat menggembung. Proses ini dilakukan sampai dua kali dan sempat menjatuhkan semangat saya, heu...




Setelah dua kali modifikasi ini, hasilnya masih belum sempurna. Bisa jadi karena bahannya yang dari katun medium weight yang agak stiff atau ternyata saya salah copy pola (ukuran yang diambil mungkin salah - di sini saya pakai ukuran 42).

Eniwei, hasil akhir seperti yang ada di sini dan sudah saya pakai dua tiga kali termasuk untuk acara ulang tahun anak saya. Sekilas sih oke saja, tapi kalau memperhatikan bagian belakang, masih ada ketidaksempurnaan. Well, kalau udara dingin, cukup diatasi dengan menggunakan cardigan, jadi bagian belakang ketutupan, hihi...



Bahan:

  • Katun vintage dari mertua (lebar kecil, sekitar 90 cm)
  • Zipper invisible YKK putih dari Jakarta