Pages

Minggu, 30 April 2017

Yellow DD Mélilot shirt

Tak terasa sudah di penghujung April 2017.
Mélilot shirt linen jadi jahitan penutup bulan April. Ini merupakan Mélilot ke-dua di bulan april dan Mélilot ke-lima yang saya jahit 😀.
( aiih.. ciri-ciri saya jatuh cinta 😍 berat sama pola ini)


Mélilot di jahit di kain linen warna kuning , 1m only 💃 yang saya beli di Mondial Tissus.
Pola tidak ada perubahan, sama seperti Melilot yang ini.  Tapi shape nya agak berbeda karena kain linen yang agak stiff .
Finishing pake french seam semuanya, sehingga tidak ada yang di obras.
french seam inside the shirt
Semoga bulan Mei ini matahari ☀️ semakin rajin muncul biar cerah seperti Melilot kuning. 
Bye April 🌷and welcome May. 🌼🌻

Jumat, 28 April 2017

Celana Panjang Pria

Suatu hari, saya menerima permintaan dari seorang teman untuk menjahitkan celana panjang bagi suaminya. Polanya dari dia sendiri karena dulu pernah ada yang mengajarkan cara membuatnya dan dia sudah mencoba membuat satu celana jeans dari pola tersebut. Kali ini dia ingin saya yang menjahitnya. Modelnya lebih untuk celana jeans namun sekarang sang suami ingin celana panjangnya dari bahan corduroy. Ok deh...


Teknik menjahit yang saya pergunakan sama dengan cara menjahit celana jeans, termasuk topstitching. Namun saya tidak memasang rivet karena rasanya tidak terlalu perlu untuk corduroy. Benang topstitching pun sebenarnya tidak perlu yang khusus karena beda dengan jeans yang benar-benar menonjolkan warnanya (benang topstitching lebih tebal dari benang biasa dan biasanya berwarna beda dengan kain denimnya). Kain corduroy yang diberi topstitching benang biasa dalam warna senada sudah kelihatan cantik karena jenis kainnya itu sendiri. Kalian coba sendiri deh... bingung jelasinnya >_< Eniwei, untuk celana panjang pertama (abu-abu), saya menggunakan benang topstitching khusus karena pas ada. Sedangkan untuk celana panjang kedua (ungu), saya tidak menggunakan benang topstitching khusus.


Celana panjang yang dipesan ada dua potong dengan dua bahan corduroy yang berbeda warna. Berhubung saya terbiasa dengan sistem muslin, namun waktu yang ada tidaklah memadai, jadi saya bilang ke teman kalau celana panjang pertama akan berupa wearable muslin dan suaminya harus datang fitting minimal satu kali. Dia ok. Untungnya kain corduroy yang dia beli bukan termasuk yang mahal jadi saya agak tenang, hihi...

Problem pada saat proses penjahitan :

  • Pola waistband tidak menambahkan bagian overlap (yang ada fly front). Saya baru sadar saat hendak memasang si waistband itu ke celana. Kurang panjang bok! Selain itu, corner yang terbentuk dari penjahitan dua potong waistband sudah saya gunting (dengan tujuan mempertajam tampilan ujung setelah dibalik). Jadi untuk memaksimalkan seam allowance kanan kiri pun sulit. Dan saya tidak bisa potong kain lagi karena bahannya pas. Solusinya, memaksimalkan seam allowance bawah (diperkecil sampai 0.5 cm) dan kemudian mengakali pendeknya bagian dalam dengan bias binding. Bingung  ngga? Yang jelas, cara ini berhasil namun lebar waistband sedikit lebih kecil dari yang seharusnya

  • Panjang celana yang tidak cocok antara depan dan belakang. Ketidakcocokannya hanya sekitar 2-3 cm namun buat saya sudah cukup mengganggu. Sekali lagi, bahan kain yang ada sangatlah pas sehingga saya tidak mengharapkan adanya surprise seperti ini. Akhirnya hem celana panjang dibuat lebih kecil dari rencana awal. Sedangkan untuk celana kedua, dengan cara sambungan dimana saya memotong kain yang sama (sisa-sisa kain) dan menjadikannya semacam binding yang dilipat ke dalam. Teknik ini pernah saya lihat waktu masih tinggal di Jakarta. Saat itu saya memperpanjang celana ke penjahit. Begitu barangnya kelar, oh, ternyata diperpanjang dengan memasang binding yang dilipat ke dalam (jadi tidak kelihatan dari luar).

Peres keringat dulu... :D Memang tidak menyenangkan kalau bahan kain yang dipakai itu pas-pasan ya. 

Lanjut... 

Celana panjang ini untuk pria namun tidak ada salahnya kan untuk memberikan beberapa sentuhan cantik yaitu :
  • Kantong dari bahan bermotif
  • Bias binding waistband bagian dalam juga dari bahan bermotif
Lumayan deh, klien senang waktu melihat sentuhan cantik tersebut. 

Oh iya, kalau kalian ingin melakukan hal yang sama, pastikan bahwa bahan bermotif yang digunakan ada kecocokan warna (matching, coordinated, whatever...) dengan kain utamanya. Selain itu, kalau untuk celana panjang pria tentunya jangan memilih warna yang terlalu girly ya. Lalu satu lagi, jangan sampai memilih bahan bermotif yang berpotensi luntur. Ngga asyik banget kan...




Tambahan: Setelah klien fitting (sambil membawa anak bungsunya yang lucu seperti boneka :D ), semua tampak baik-baik saja. Namun setelah celananya jadi dan dipakai beberapa kali, mereka minta saya modifikasi pinggang. Kelihatannya seperti halnya celana berbahan denim, celana panjang corduroy juga menjadi lebih luwes setelah beberapa kali pemakaian. Dengan begitu, pinggang terasa lebih longgar. Akhirnya saya permak pinggangnya, mengambil 1 cm dari kanan dan kiri.




Bahan katun corduroy dari Tissus Jaures
Bahan bermotif untuk kantung dari Mercerie Carefil
Benang abu-abu Gutermann polyester dan super strong dari Eurodif
Benang ungu polyester dari Mercerie Carefil
Retsleting pants dari Mercerie Carefil 
Kancing jeans dari eBay

Selasa, 25 April 2017

Alexandria Peg Trousers

Model celana ini merupakan salah satu dari koleksi pola Spring Summer 2015 "Ticket" Named Clothing Pattern - Finland indie pattern by Laura dan Saara.
Alexandria Peg trousers  ( saya beli versi PDF) ada dua option, pants dan short. Saya memilih jahit pants, kain sudah di potong sejak winter kemarin, tapi belum mood untuk jahit sehingga tertunda.

Di pola origin saya tambahkan rise (crotch depth) di front dan back 1 cm, shorten 1,5 cm, that's all !
Awalnya saya khawatir bakal sedikit kekecilan di bagian paha, ternyata setelah di jahit hasilnya OK , nyaman di pakai. Ketika jahit, saya melakukan fitting dengan mengecilkan 3 cm di center back (hello swayback..) dan 1 cm masing-masing di side waist (total 2cm). Satu hal yang masih menjadi tanda tanya 🤔 adalah bagian depan yang kelihatan agak roomy, apakah karena efek dari model dua pleats di depan celana ? Seharusnya pants yang cocok buat saya adalah yang tanpa pleats, tapi who's care selagi nyaman di pakai. 😜


Sumringah 😊 ketika mendapati kalau pola ini saya tidak melakukan banyak alteration dan fitting-nya cukup memuaskan. Selama ini saya agak 'takut' jahit celana karena takut tidak fit sesuai keinginan, atau harus melakukan sejuta  banyak adjustments untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan. Tapi menurut pengalaman saya menggunakan pola Named Clothing kebanyakan tidak ada kejutan yang mengecewakan alias selalu puas dengan hasilnya tanpa membutuhkan banyak adjustment ( kecuali shorten pola adalah wajib buat saya).

Alexandria trouser muslin wearable ini tidak saya pasang saku belakang, jahit di kain sejenis flannele blend  mengikuti semua petunjuk di booklet dengan seksama karena ingin mencoba teknik baru yang belum pernah saya buat, seperti membuat dua buttonholes di front waistband trousers.
Classic Shirt & Alexandria trousers
 Waistband memakai elastik dan drawstring. Kali berikut saya hanya akan menggunakan elastik saja atau drawstring saja.
yaaaay ! Akhirnya ada celana panjang!

Minggu, 09 April 2017

Kebaya Jumputan

Sebagai salah satu busana tradisional Indonesia, kebaya banyak dikenakan di acara-acara resmi maupun kasual, misalnya acara kenegaraan, pernikahan, wisuda, arisan, dan lain-lain. Tentunya model, jenis kain dan aksesoris disesuaikan dengan tingkat formalitas acara, misalnya untuk hang out atau ke kantor, model kebaya dibuat lebih kasual, terkesan simpel serta berbahan kain katun yang ringan. 

Saya sendiri tidak sering mengenakan kebaya namun apa salahnya untuk memiliki beberapa potong untuk acara-acara gathering atau kumpul-kumpul dengan sesama orang Indonesia di sini.

Kebaya kutu baru yang saya buat di percobaan pertama menggunakan panduan dari buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar karya Soekarno. Berdasarkan hasil tersebut, saya berniat untuk membuat lagi satu kebaya yang sama namun menggunakan bahan kain jumputan.


Dari pola hasil percobaan pertama tersebut, saya melakukan modifikasi lagi terutama di bagian kerung lengan karena terus terang saya agak kurang sreg di bagian tersebut. Kemudian saya membuat muslin ini. 


Setelah saya mencoba muslin tersebut, saya membuat beberapa modifikasi lagi (langsung di atas kain muslin) yaitu:
  • Mengambil 1.5 cm di kanan kiri jahitan bodice (jadi, diperkecil)
  • Menurunkan pundak 1 cm
  • Memperbesar kerung lengan 1.5 cm
Setelah semua ok, muslin tersebut saya gunakan sebagai pola saat memotong kain jumputan. Alhasil semua jadi lebih cepat dan lebih praktis. Lalu sebelum mulai menjahit, muslin disatukan ke kain jumputan karena saya memanfaatkannya sebagai lapisan/furing. Tekniknya lebih ke arah underlining. Ini saya lakukan hanya untuk bodice, tidak pada lengan (jadi lengannya tanpa furing).

Teknik underlining menggunakan muslin ini ternyata memang lebih praktis bagi saya. Semua tanda yang harus dijahit sudah ada di kain muslin, jadi saya tidak perlu memindahkan ke kain jumputan. 


Kemudian untuk pola lengan, saya meminjam pola Saiph Tunic by Papercut Patterns karena saya cocok sekali dengan lengan ini. Namun supaya pas dengan kebaya, saya memodifikasi (memperkecil) kerung lengannya, menyesuaikan dengan kerung lengan bodice kebaya. 

Proses penjahitan bagian kerah sampai bawah menggunakan tangan. Demikian juga untuk penjahitan hem. Karena menggunakan underlining, penjahitannya pun hanya mengenai si kain muslin/lining, tidak mengenai kain jumputan. Hasil dari luar terlihat lebih rapi.

Kain jumputan yang dibeli berukuran standar (berapa ya?) jadi untuk kebaya ini saya tidak bisa membuat lengannya sampai pergelangan tangan (kainnya tidak cukup - badan saya panjang termasuk tangan). So panjang lengan sampai bawah siku saja. Tak apa lah.

Walau masih ada kekurangan, saya sudah cukup mengagumi kebaya ini karena prosesnya yang panjang kalau dilihat dari waktu pertama kali saya mulai belajar membuat polanya. Selain itu, motif dan warna kainnya cantik, sesuai dengan warna kulit dan keinginan saya. Posisi darts sudah pas jatuh di tempatnya untuk pemakaian kebaya tanpa bustier (yah, cuma untuk kumpul-kumpul saja kan, bukan untuk ke acara resmi). Lalu, fitting secara keseluruhan memang agak "lega" supaya memudahkan gerakan saya. Lapisan muslin sebagai underlining membuat kebaya ini bisa dikenakan di luar musim panas karena kain double seperti ini kan menghangatkan badan.

Untuk berikutnya, kalau mau membuat kebaya serupa namun dari bahan brokat, ada baiknya saya membuat fitting lebih pas di badan. Berarti saya harus memodifikasi lagi polanya. Yak yuk lah ndak apa... Namanya juga belajar ya.



Kain jumputan (dan batik di bawahnya) dari @jumput_jumpit (Instagram).


Sabtu, 08 April 2017

D&D Mélilot shirt

Ini ke-empat kalinya saya jahit Mélilot, pola indie french Deer & Doe. Salah satunya di sini & di video 👇
Uniknya, jahit karena lagi sedikit kurang sehat, batuk dan pilek 😷 yang datang menyapa, sehingga sulit tidur dan jam 4 pagi membuat inspirasi untuk potong kain, press interfacing di lanjutin keesokan hari sedikit demi sedikit di saat kondisi berasa enak.


Pola sudah siap dari jauh hari, saya pendekkan lagi dari pola sebelumnya dan kesempatan untuk jahit "Sparkle Melba gold" dari Atelier Brunette  yang kebetulan saya punya di stash 1m 💃.  Kain ini memiliki density  85g/m2 - 140 cm width, 100% cotton (hampir seperti voile cotton), halus dan sedikit transparan, untuk di buat atasan sangat OK, tetapi kalo untuk jahit bawahan ( rok atau dress) saya lebih suka menambahkan lining. Saat summer nanti bisa asyik pakai kain sejenis ini.
Atelier Brunette mengeluarkan banyak kain delicious...huummm..enak di mata & di kulit pokoknya tapi tak enak di dompet saya😋, ini adalah salah satu designer kain di Prancis yang lumayan terkenal di kalangan penjahit Prancis *tsaaaaah 😎😉 dan di temukan juga di online shop luar prancis juga..
Mélilot pakai kain  hanya 1m 💃, 7 kancing dari toko central ( memanfaatkan yang ada), interfacing saya pakai  vlieseline G785. 🤔 hmmm..mungkin kurang stiff untuk kain ini ? seperti nya sama weight, kalau ingin kerah yang tidak terlalu stiff, cocok vlieseline G785. Tapi kalau ingin mendapatkan kerah yang lebih stiff saya lebih suka pakai vilene H180.

Proses jahit lancar...walaupun saya pakai french seam, karena kainnya pun terbilang gampang di ajak 'kerja sama' , jadi tidak menyulitkan. Saya langsung jahit collar pakai mesin, saat itu kepala lumayan pening, proses hand basting yang biasanya saya pakai terlebih dahulu saat proses jahit collar,  saya tinggalkan, pilih tidur dan kemudian saya putuskan langsung jahit pakai mesin jahit saja.
Well...mélilot kali ini bisa di pakai untuk mengenang 'menjahit di kala sakit' 😀
Hatsyyiiiiiiii....😷 opsss...👉lunch dan istirahat lagi aaah..
____
update . new one here 

Senin, 03 April 2017

Atasan Tenun

Masih ingat dengan kimono sleeve top yang dulu saya buat? Nah, saya bikin lagi nih, haha... Bosen ngga sih.

Tapi kali ini bahannya bukan viscose atau katun biasa melainkan katun tenun dengan motif gerimis. Niatnya untuk dikenakan di atas bawahan batik atau kain tradisional Indonesia lainnya. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk dipasangkan dengan celana jeans.

Yang saya suka dari atasan ini adalah warnanya yang koneng kencur, eh, kunyit. Selain itu, saya nge-fans juga sama finishing neckline-nya yang menggunakan bias binding polyster yang cukup lemas. Tidak terasa kaku di kulit.



Udara masih cukup dingin, jadi atasan ini dikenakan bersama cardigan hitam di atas rok batik jenis wrap skirt dari Mirota Yogyakarta. Ih, matching sama jendela!

Bahan tenun dari @jumput_jumpit (IG)