Pages

Selasa, 31 Mei 2016

Batik Shift Dress

Untuk satu acara yang jatuhnya hari Sabtu lalu, saya ingin membuat satu dress sederhana namun dengan menampilkan identitas Indonesia. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat lagi dress NewLook 6145 namun dengan bahan kain batik Solo kiriman dari ibunda beberapa bulan yang lalu.

Untuk dress ini, saya masih menggunakan ukuran yang sama dengan yang ada di post denim dress. Namun ada sedikit penyesuaian dart dada supaya jatuhnya lebih agak rapat. Kain batik yang digunakan terbuat dari bahan katun yang kualitasnya di atas kain-kain batik yang pernah saya jahit sebelumnya. Dan, supaya jatuhnya lebih nyaman lagi, saya menambahkan lining di dalamnya. Penjahitan lining ke kain batik menggunakan tangan alias hand sewing. Sebelum lining dijahit ke outer dress, bagian facing leher harus diselesaikan dulu sampai understitching plus press.



Dari pengalaman memasang lining di Laurel dress kotak-kotak plus dari sharing dengan sewing bestie, intinya saya hanya menyambungkan dua bagian besar yaitu bagian outer dress dan bagian lining-nya (tanpa lengan maupun facing leher). Jadi, kedua bagian besar itu harus dijahit dulu satu per satu. Setelah selesai, baru digabungkan, dijahit dengan tangan di bagian seam allowance (pundak, kerung lengan, ritsleting sampai bawah) dan pada penyambungan facing dan lining yang langsung ke kain lining.

Bingung? Saya mencari-cari blog atau artikel yang membahas lengkap tentang pemasangan lining pada dress berlengan, tapi saya belum menemukannya. Pokoknya hasil lining di facing dan zipper spt di foto bawah ini.



Note untuk self reminder: mengingat sebagian kain batik memiliki motif yang besar, jadi sebaiknya  motif di bagian jahitan belakang menyambung. Namun berhubung biasanya kita membeli kain batik hanya sepotong, jadi akan ada kesulitan menyambung motif seperti yang terjadi pada dress batik ini. Sambungan jahitan di bagian belakang, terlihat di foto, tidak menyambung secara sempurna. Sepotong kain batik yang digunakan untuk dress ini sudah tergolong pas-pasan untuk membuat shift dress selutut, jadi agak sulit untuk membuat sambungan yg sempurna. Lain kali, kalau ada kain batik yang bagus, belinya langsung dua! Eh ini kain hadiah ding, ngga enak minta dua :D


Sisa kain yg dibuat utk lengan, masih bisa diupayakan untuk mendapat bagian yang pas di sisi (lihat foto, motif besar pas ada di sini). 


Dan ini foto pemakaian dress yang kedua kalinya pada hari Minggu 29 Mei 2016 saat kami makan siang di Bercy Village, Paris. Love it! Thanks, Mom for the fabric!




Jumat, 20 Mei 2016

Veste Lupin

Wohoooo..
Minggu lalu saya sempat mampir  ke salah satu mercerie lokal (toko jahit/rajut) , Bulluberlue , karena kebetulan lewat di depannya untuk cuci mata kain :). Alhasil keluar dari sana bawa kain dan pattern jaket/ veste Lupin dari Deer & Doe (D&D)- salah satu french indie pattern favorit yang saya suka. Salah satu keistimewaan french indie pattern ini adlaah booklet nya berisi dua bahasa, bahasa prancis dan inggris, tidak seperti kebanyakan indie pattern lainnya yang hanya satu bahasa.
Jaket ini bukan incaran saya saat D & D mengeluarkan patterns Spring/Summer 2016 nya. Tapi  saya iseng beli untuk coba-coba berhadiah :p
Karena kurang niat sama model ini, saya bikin dulu muslin wearable ;) model jaket prince dart ini akan memudahkan bila ingin melakukan adjustment, tapi saya tidak melakukan adjustment apapun selain shortening bodice & sleeve 4cm.



Pattern saya potong di size 40 bust,  grading 42 di waist-hip. Kain 160cm dari stok, beli diskon di Mondial Tissu - hihihi modis lah yaw ;) . Lagi-lagi jenis kain yang gak asyik untuk di jahit, fraying ! Untuk lining, saya pakai kain 50cm, jenis katun dari Mondial Tissu juga.


Proses jahit terbilang lancar, petunjuk di booklet D&D sangat jelas dengan gambar. 95% proses saya hanya mengikuti petunjuk di booklet, tanpa perlu googling untuk lihat caranya.
Jahit jaket lupin membuat saya mempelajari teknik membuat pocket welt, ini pertama kalinya saya jahit pocket welt, tidak sesulit seperti yang saya duga sebelumnya. Di site D&D ini pun di jelaskan cara menjahit pocket welt jaket lupin. Ini ke-dua kalinya saya jahit lining di jaket, dengan instruksi yang sangat jelas di booklet saya tidak menemui kendala. Sudah tersedia pattern untuk membuat lining juga, sehingga menghemat waktu. Tidak seperti pertama kali saya jahit jaket Pavot dari D&D, saya harus men-draft sendiri pola untuk liningnya karena pattern tidak ada pola untuk lining.
Hasil akhirnya ternyata saya suka model jaket ini- hohoho..siapa sangka ;).
Next time ingin jahit lagi mungkin di kain light denim/chambray  dan untuk size akan saya cut all in size 40, karena jaket ini tanpa kancing di pakai terbuka, sehingga tidak perlu banyak ease di bagian waist-hips.



Selasa, 17 Mei 2016

Kimono Sleeve Tops

Bulan lalu saya membuat satu atasan/top sederhana berlengan pendek dengan menggunakan pola di majalah Tendances Couture Spring 2016. Entah kenapa saya suka dengan model sederhana seperti ini. Mungkin karena juga sederhana cara membuatnya dan cuma tiga pieces - satu depan dan dua pieces belakang - plus bias binding.


Untuk percobaan pertama, saya memakai bahan kain katun jenis popeline yang dibeli dari satu toko online di Indonesia (tapi sudah lupa namanya berhubung jaraknya kelamaan antara kain dibeli dan dibikin jadi baju). 


Review: asli simple banget. Di sini saya menggunakan bias tape yang dibuat dari bahan kain yang sama. Tapi kalau kita mau menggunakan bias tape yang tersedia di pasaran, bisa juga. Cuma ada sedikit note untuk next project kalau menggunakan pola ini, yaitu pemilihan bahan. Popeline rasanya kurang pas karena tidak "jatuh" alias cenderung kaku (memang biasanya popeline lebih dipakai untuk membuat kemeja).

Size: 44 (LD 96, LPinggang 78, LPinggul 102 - cm).

Modifikasi: tidak ada sama sekali, hanya penggunaan pengait sebagai closure (kl di majalahnya diinstruksikan memakai kancing).

Kemudian minggu lalu saya menyelesaikan satu atasan simple juga tapi dari pola yang berbeda yaitu dari majalah Prima tahun 1993. Modelnya mirip sekali dengan yang saya buat di atas, kimono sleeve simple top. Sebenarnya sudah lama saya tertarik dengan pola ini dan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Dan berhubung minggu lalu ada sedikit waktu setelah menyelesaikan satu pesanan teman, saya segera menjahit atasan ini. Bahan yang digunakan adalah rayon atau viscose yang juga sudah teronggok lama di lemari saya. Kain ini dikirim oleh ibunda sekitar 3 tahun yang lalu. Motifnya bunga-bunga kecil yang tidak terlalu menonjol dari sisi warna.


Review: idem dengan di atas, simple sekali. Tapi berhubung kainnya jenis rayon maka agak sulit dikendalikan baik saat pemotongan bahan maupun saat dijahit (walaupun saya sudah menyemprotnya dengan starch khusus untuk memperkaku si kain). Namun hasilnya jatuh lebih bagus di badan (seperti pada umumnya pakaian dari kain rayon).

Size: 44 (LD 96, LPinggang 75, LPinggul 103 - cm)

Modifikasi: kalau melihat model aslinya, harusnya seperti ini nih (gambar di bawah). Tapi saya bikin persis seperti pola Tendances Couture di atas, jadi bagian belakang dibuat dua pieces plus closure berupa kaitan.


Kalau dibandingkan keduanya, untuk ukuran badan saya, terlihat bahwa pola dari Tendances Couture lebih lebar dan bagian leher lebih terbuka. Terus terang saya lebih suka bila bagian leher lebih ke atas (berarti lebih menutup). Jadi mungkin kalau nanti saya ingin membuat atasan model ini lagi, saya memilih pola yang dari majalah Prima.


Model atasan seperti ini katanya lagi jadi trend. Loose, tanpa kupnat, ala boxy top gitu deh. Kalau Anda mau mencoba membuat polanya, coba lirik tulisan ini. Penulisnya membuat atasan serupa dengan yang saya buat tapi men-draft polanya sendiri. Tapi kalau Anda mau cari pola jadi yang mirip, mungkin bisa lirik ke sumber-sumber berikut ini:

Masih banyak yang lain sih, coba deh googling... Selamat menjahit!


Jumat, 13 Mei 2016

Blouse Suzon

Salah satu pattern koleksi musim semi/panas 2016 dari RDC (french indie)yang saya taksir adalah blouse Suzon (15€) .
Sebenarnya bukan modelnya yang saya taksir, karena terlalu "girly" buat saya (ada rimplenya seperti seprei :p ), tapi naksir karena warna merah di gambar depan pattern itu yang bikin saya ingin pattern ini.
Lihat stash kain, pilihan jatuh pada sejenis kain crepe menyebalkan yang ribet untuk dijahit..grrggh..tapi yasud... saya beli beberapa tahun yll karena suka polkadot kecil putih di atas hitam, tanpa memperhitungkan tingkat kemudahan kesulitan jahit  kain seperti ini.
 
Kain dari Mondial Tissu saya pakai 1m40 :
  • potong pattern di ukuran 40 (tanpa grading)
  • kurangi panjang bodice 2cm
  • sew-allowence 1,5cm karena saya pilih french seam finishing. That's all!
Tingkat kesulitan di pattern tertera level 2/4. Teknik dasar yang di butuhkan adalah kemampuan untuk pasang kerah mao (mandarin), bikin gather & lubang kancing. Untuk jahit stand collar  saya pakai metode blind slipstitch, memudahkan pengontrolan sebelum di jahit dengan mesin.

*picts taken before washing & ironing ;)
Sayangnya,di booklet petunjuk kali ini saat proses pemasangan collar tidak di sertai dengan gampang/skema. Saya akan lebih terbantu kalau ada skema. Mengingat ada tutorial saat jahit blouse carme, saya jahit collar mao ini lihat petunjuk lagi di sini.
Di bagian lengan saya gunakan bias tape siap pakai dari toko, agak malas buat bias tape dari kain senada ;)


Saya tidak menemui kendala yang berarti dalam proses teknik jahit kecuali perlu lebih banyak sabar karena jenis kain yang "reseh". Tapi, untungnya ada spray starch homemade yang sangat amat membantu saya untuk bekerja dengan kain jenis ini.
Hasil jahit memuaskan..walaupun bukan model favorit atau model yang cocok buat saya :)