Pages

Senin, 02 Oktober 2017

Belajar Membatik di Kampung Batik Giriloyo

Suatu hari di bulan Juli 2017, kami sekeluarga mengunjungi Kampung Batik Giriloyo di daerah Imogiri Bantul Yogyakarta. Tempat ini terkenal akan hasil karya batik tulisnya yang menggunakan pewarna alam. Selain itu, Kampung Batik Giriloyo juga dikenal sebagai tempat yang memberikan pelatihan singkat bagi yang hendak mempelajari cara membatik dengan canting. Tempat ini memiliki beberapa gazebo dan area berumput yang bisa menampung grup besar. Oleh karena itu, tempat ini sering menerima rombongan baik pelajar maupun umum.

O iya, berhubung kami belum pernah ke daerah ini, maka kami sempat bingung karena ternyata banyak juga tempat membatik di sekitaran situ. Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya kami tiba di lokasi. Kata kunci untuk mencari tempat ini adalah nama desanya, "Wukirsari", serta nama "Kampung Batik Giriloyo" (sekarang ditambah nama "Pertamina" karena ada kerjasama dengan pihak perusahaan tersebut).


Di kesempatan ini, sesuai rencana kami mencoba membatik dengan peralatan yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara workshop. Biaya kursus singkat ini adalah Rp. 50.000,- per orang dan satu grup minimal 5 orang (kalau kurang dari itu, biaya tetap dikenakan untuk 5 orang, atau peserta digabung ke grup lain). Waktunya kurang lebih 1.5-2 jam dari pembatikan sampai pengeringan kain yang sudah diberi pewarna. 

Kami diberi selembar kain putih yang sudah didesain gambar motif floral, sebuah canting, serta lilin malam yang kemudian dilelehkan di wajan kecil. Lalu mereka mengajarkan kami bagaimana menggunakan canting tersebut. Berhubung sebelumnya tidak pernah membatik, kami menemukan kesulitan dalam menggunakan canting terutama terkait dengan kontrol keluarnya malam dari ujung canting. Namun hal ini tidak mengurangi semangat kami dalam menyelesaikan lembar batik tersebut. 


Setelah kain selesai dibubuhkan malam di sisi yang ada gambar desainnya, proses selanjutnya adalah  mengulang proses yang sama di bagian belakang kain. Hal ini umum dilakukan pada kain batik tulis  jadi kedua sisi akan terlihat sama. Tahap selanjutnya, pewarnaan. Proses pewarnaan ini diawali dengan perendaman kain di larutan air dan naptol yang gunanya untuk memperkuat warna. Lalu kain tersebut direndam di larutan pewarna. Pewarna ada dua macam, pewarna alam dan pewarna sintetik. Pada kursus ini, pewarna yang dipakai adalah sintetik dengan alasan prosesnya tidaklah lama untuk memunculkan warna. Kalau pewarna alami, proses pencelupan bisa sampai tiga kali sampai warna keluar sesuai yang diharapkan. Setelah pewarnaan, lilin malam harus diluruhkan dengan menggunakan air panas. Proses ini dinamakan nglorod. Tahap selanjutnya adalah menjemur kain.



Kurang lebih seperti itulah proses membatik. Tapi itu baru untuk satu warna saja. Kalau desain batik menggunakan banyak warna, maka tahapan proses di atas harus diulang lagi dari membatik dengan canting. Nah, karena prosesnya yang panjang itulah maka kain batik tulis harganya mahal. 

Sambil menunggu kainnya kering, kami melihat-lihat hasil karya para pengrajin Kampung Batik Giriloyo yang dipajang di galeri. Sebagian besar merupakan batik tulis dan menggunakan pewarna alam. Namun pengunjung juga bisa menemukan beberapa kain yang menggunakan campuran cap dan/atau menggunakan pewarna sintetik. Selain itu, ada beberapa kain yang dikerjakan oleh pengrajin berusia lanjut dimana motif tidaklah terlalu reguler. Selain kain panjang, ada juga hasil karya pengrajin yang sudah berbentuk syal. 





Salah satu hasil karya kami (anak usia 8 tahun):



Secara umum kami terkesan akan pengalaman hari itu, yaitu belajar membatik langsung di satu kampung batik di Yogyakarta. Selain itu, sudah lama saya ingin mengunjungi Kampung Batik Giriloyo. Jadi kesempatan tersebut sangat berharga bagi saya pribadi. Pihak Kampung Batik Giriloyo sendiri sangat ramah dan sabar. Bolak balik kami menemukan kesulitan saat menggunakan canting, mereka dengan sabar membantu. Tambahan lagi, kunjungan kami itu termasuk dadakan. Saya mengirim message ke mereka untuk reservasi tempat di hari yang sama. Dengan cepat mereka membalas dan untungnya hari itu bukan Sabtu atau Minggu sehingga kami masih bisa dapat waktu untuk belajar membatik di hari itu. Di akhir pekan, Kampung Batik Giriloyo ini sering menerima reservasi dari grup besar yang mana jumlahnya bisa ratusan. Jadi kalau Anda ingin dadakan belajar membatik ke tempat ini, jangan hari Sabtu atau Minggu ya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar