Pages

Rabu, 23 November 2016

Bootcut Jeans


Sekitar tahun lalu saya mengetahui tentang satu merk celana jeans lokal yaitu 1083. Di site mereka, merk ini menawarkan beberapa pola jeans secara gratis dalam format PDF. Pola-pola ini, katanya, merupakan pola yang digunakan untuk memproduksi jeans mereka. Ada tiga model yang ditawarkan dan salah satunya adalah model jeans bootcut untuk wanita. Saya tertarik sekali tapi saat itu kemampuan menjahit saya belum sampai pada tingkat celana jeans. Sekarang, setelah ada pengalaman mengerjakan satu celana jeans skinny dan satu celana jeans boyfriend, saya merasa semakin percaya diri dalam membuat jenis pakaian ini.

Bulan ini kebetulan ada kelas menjahit khusus celana jeans 1083 di salah satu tempat kursus lokal. Kelasnya hanya satu hari dari jam 10 sampai jam 17 dan peserta bisa menggunakan peralatan mesin yang ada di sana (mesin jahit, mesin obras, mesin setrika press). Bahan kain dan material jahit lainnya harus membawa sendiri dan kainnya harus sudah dipotong ketika sampai di tempat kursus supaya menghemat waktu.

Kalau dipikir-pikir, kenapa sih ambil kursus untuk menjahit celana jeans? Kan bisa coba sendiri dan sudah banyak tutorial di internet. Iya sih, tadinya saya ragu mau ikutan karena sebenarnya bisa saja dikerjakan sendiri apalagi sudah ada pengalaman. Tapi berhubung saya ingin sekali menguasai pembuatan jeans dari ahlinya langsung, jadi saya ambil saja deh. Toh celana jeans termasuk jenis pakaian yang dikenakan setiap hari oleh kami sekeluarga. Jadi ke depannya akan sangat berguna. Kebetulan juga jenis denim yang digunakan untuk bootcut jeans ini tergolong tebal untuk saya. Jadi saya berharap mendapat ilmu tambahan terkait dengan bahan setebal ini (pada akhirnya sih tidak ada yang spesial selain tips penggunaan palu untuk menipiskan lapisan denim di seam - saya sendiri kadang harus potong seam secara berlapis supaya lebih mudah dijahit).

Ok, untuk jenis jeans ini, bahan kain yang disarankan adalah denim non-stretch. Bobotnya gimana? Kalau saya melihat denim yang dijual oleh site 1083 dan digunakan untuk model bootcut mereka, denim tersebut termasuk kategori mid-heavy (di atas 250 gram/m2). Sebenarnya saya bisa membeli denim-nya saja di site itu tapi karena harganya termasuk tinggi (jenis organik dan Made in France), jadi untuk bootcut pertama saya cukuplah denim yang standar saja.

Problem pertama adalah di printing pola PDF-nya. Kenapa? Karena merk 1083 ini tidak memberikan test square dan printer saya belakangan ini mulai "sakit-sakitan" jadi suka berantakan hasil printingnya. Ada sedikit kekhawatiran bila ukuran pola yang tercetak tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Jadi untuk menghindari kesalahan dalam ukuran, saya membuat dulu muslin dari kain katun biasa. Ukuran yang saya ambil adalah 32 (american size - 42 untuk Perancis). Setelah yakin dengan ukurannya, baru deh saya potong denim di size tersebut. Saat membuat muslin ini, saya baru perhatikan bahwa ada bagian kain yang saya tidak tahu bagaimana dijahitnya dan di bagian mana. Kelihatannya untuk di kantong, tapi di sebelah mana. Sudahlah, toh muslin saya sudah cukup memberikan informasi bahwa ukuran yang saya ambil sesuai dengan badan saya. Detail tentang kantong pasti akan saya ketahui pas kursus.

O iya, kain untuk lapisan dalam kantong depan menggunakan kain katun biasa namun sebaiknya bukan yang jenis tipis. Kalau bisa jenis poplin. Di sini saya pakai sisa poplin motif bunga-bunga.

Foto kantong depan dengan poplin bunga (dengan potongan facing yang awalnya saya tidak tahu ditempatkan dimana)

Di tempat kursus, saya menggunakan mesin jahit Janome 8077. Mesin ini cukup oke dalam menangani bahan denim kategori tebal. Tapi tetap saya harus trial dulu di awal, terutama di panjang stitching dan tension atas. 

Janome 8077

Kantong belakang dijahit secara sederhana, tanpa desain yang khusus. Sang guru mengatakan bahwa jarak stitching pertama (paling pinggir) antara 2-3 mm. Yang berikutnya antara 5-6 mm.

Kantong belakang

Sayangnya waktu tidak mencukupi bagi semua peserta kursus untuk menyelesaikan celana jeans ini. Kami semua harus berhenti di saat konstruksi waistband. Tapi untungnya kami sudah mencoba fitting jeans di badan masing-masing dan kemudian membuat adjustment dibantu oleh sang guru. Saya pun melakukan penyesuaian saat fitting pertama yaitu di bagian yoke karena ada sway back. Untuk mengambil dari tengah, saya keberatan karena sudah topstitching euy... Setelah dicoba ambil dari kanan dan kiri, ternyata bisa juga. Sip...

Problem fitting kedua yang tidak saya deteksi saat di tempat kursus adalah lipatan belakang di bagian bawah bokong. Kalau menurut postingan Closet Case Patterns, masalah fitting ini memerlukan flat seat adjustment.

Banyak lipatan di bawah belakang

Nah, untuk memperbaiki masalah fitting yang ini, saya terpaksa membongkar lagi topstitching yang sudah dibuat di bagian bawah tersebut. Tentu tidak perlu dibuka semuanya, cukup di bagian bawah khususnya back legs dekat crotch. Setelah dibuka (topstitching, jahitan obras plus jahitan biasa, haish capek...), saya mengambil masing-masing 1.5 cm di back leg kanan dan kiri. Kemudian saya basting dulu, fitting lagi, dan setelah merasa cocok, saya baru deh menutup jahitan secara permanen. 

Problem berikutnya adalah, penggunaan bias binding untuk finishing waitsband. Saya kurang suka karena saat di-topstitching, hasilnya kurang rapi di bagian dalam waistband. Saya lebih suka dengan cara biasa yaitu lipat seam ke arah dalam, press, slip stitch pakai tangan, setelah itu baru deh topstitching.


Selain itu, ada masalah lain di bagian ini. Hasil topstitching waistband di bagian kanan khususnya di atas kantong depan kanan tidaklah bagus, terkesan tidak rapi seperti bergelombang ke satu arah (maaf tidak sempat foto karena saya keburu dedel). Memang waistband ini tidak ada lapisan interfacing sehubungan dengan bahannya yang sudah cukup tebal. Tapi ternyata memang tetap harus distabilkan. Jadi untuk menyelamatkan bentuknya, setelah dedel, saya membuat basting stitch diagonal di sepanjang waistband (lihat foto atas, bagian yang ada benang pink). Setelah itu saya copot bias binding, lipat seam, press, slip stitch dan topstitching lagi dengan pelan-pelan.

Akhirnya sampai pada hemming! Fiuh... Di polanya, panjang celana jeans ini ada dua pilihan: 34 atau 36. Saya memotong bahannya di batas garis 36 tanpa memberikan hem allowance. Setelah fitting,  kepanjangan, saya pun memotong hem sebanyak 4 cm, kemudian membuat double fold hem 1.5 cm. 

Beres! Saatnya pasang kancing dan rivets. Ini kerja keras banget deh karena lapisan yang mau dipasang rivets terlalu tebal, jadi bolonginnya setengah modar, heu... Akhirnya saya hanya pasang dua rivets saja di pojokan luar kantong depan. Oh iya, pola asli celana jeans ini tidak ada kantong koin yah. 


Voila! 

Keuntungan dari menjahit jeans ini dengan dibantu guru yang ahli adalah: 
  • jadi tahu piece kecil untuk kantong ditempatkan dimana
  • penempatan zipper pas, tidak ada bagian metal yang tertabrak saat dijahit
  • melihat langsung cara guru menyatukan dua bagian yang akan dijahit dengan menyatukan ujung terlebih dahulu, kemudian tengah, ke tengahnya lagi, dst. Jadi kalau ada ketidaksempurnaan saat cutting, bagian itu akan terbagi secara rata di semua bagian (bingung ngga?)
  • ada reminder bahwa kalau pasang jarum pentul itu harus betul supaya saat kita menjahit akan lebih mudah menarik si jarum
  • informasi bahwa kalau mau memendekkan seam allowance setelah dijahit, sebaiknya tidak menggunakan gunting cranteur (pinking shears) karena bisa beresiko kelihatan dari sisi luar


Apalagi yaa... Anyway, kalau Anda berminat untuk membuat celana jeans menggunakan pola dari 1083, selain model bootcut wanita - kode 202, ada juga model lurus untuk wanita - kode 201 dan model lurus untuk pria - kode 101. Sayangnya petunjuk untuk konstruksi dalam bahasa Perancis dan tidak detail. Namun Anda bisa coba cek sew-along jeans yang ada di internet (Ginger by Closet Case Patterns atau Jamie by Named Clothing) atau video tutorial menjahit jeans di YouTube yang dibuat oleh Angela Kane.

Selamat menjahit!


Denim: Tissus.Net
Poplin: Sepertinya dulu beli di Butinette
Benang topstitching: Bruneel
Benang jahit: Laser (tidak tahu jenisnya tapi yang jelas lebih tebal dari benang biasa) dari Tissus Jaures
Kancing dan rivets: Silvercoast (eBay)
Zipper: Mercerie Carefil 

Edit 30/11/2016: Jeans ini akhirnya diperpendek 3.5 cm karena masih kepanjangan. Kemudian ada satu lagi yang hendak ditambahkan di sini. Pembuatan lubang kancing pada jeans ini sempat mengalami kesulitan di mesin jahit elektronik saya (Brother NV30). Untuk itu, saya harus mengulanginya di mesin jahit mekanik Bernina jadul saya. Problem pada pembuatan lubang kancing ini terjadi pada project yang menggunakan bahan kain tergolong tebal (Yuzu coat, Coatigan Silvia, bootcut 1083). Tapi untuk project berbahan kain ringan sampai medium, proses berjalan tanpa hambatan. Masalah ini sedang diinvestigasi, ceile... :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar