Pesanan yang selesai bulan Juni ini adalah dua potong dress dengan menggunakan pola yang berbeda. Dress pertama, pola Lekala nomor 4360 yg modelnya fit, ukuran 40 (size Eropa, bukan size Perancis). Sedangkan dress kedua menggunakan New Look 6145 yang modelnya lebih ample (shift dress), tampilan D ukuran 38 (size Eropa juga, bukan size Perancis).
Berhubung pola Lekala yang digunakan ini lebih ditujukan untuk bahan kain jenis knit, maka saya harus membuat muslin terlebih dahulu mengingat bahan kain yang akan dipakai adalah woven (medium weight cotton jenis quilting).
*tabel ukuran New Look 6145
Muslin pertama Lekala menggunakan ukuran 38. Saya mencocokkan semuanya (lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggul) dengan ukuran baju teman (tidak ada proses fitting langsung dikarenakan posisi teman yang jauh). Ternyata terlalu kecil. Saya menghubungi Lekala untuk menanyakan tentang pola tersebut, tepatnya tentang konversi ukuran pola pakaian dengan knit fabric dibandingkan dengan woven fabric. Mereka menjawab dengan jelas dan memberikan kesempatan pada saya untuk berpikir dan mengecek lagi apakah saya mau menukar pola ke ukuran yang lebih besar. Mereka bilang saya bisa tukar tanpa biaya. Cool! Jadi setelah mengecek ulang, saya tukarlah pola tersebut dengan satu ukuran lebih besar (40). Print ulang, trim, tempel, gunting... haemmm... PDF pattern... I'm not a fan.
Muslin kedua, semuanya sesuai ukuran kecuali di bagian under arm. Jadi saya ambil sekitar 1.5 cm kanan dan kiri. Kemudian setelah mempertimbangkan posisi zipper yang di samping, tampaknya kantong harus digeser lebih ke tengah.
Ah iya, desain awal seperti ini :
Kemudian muncul lah kekhawatiran pertama. Setelah saya meletakkan potongan kertas pola di atas kain polkadot, ternyata saya baru sadar kalau kedua kain lebarnya 110 cm dimana untuk dua dress yang direncanakan bisa tidak cukup. Kenapa? Kerah untuk kedua dress tersebut dipotong secara bias alias diagonal sehingga memakan kain lebih banyak (menyisakan potongan yang tanggung juga ukurannya). Besar kemungkinan, kain untuk dress kedua tidak akan cukup karena ada pieces dari dress pertama yang mengambil juga dari kain untuk dress kedua (untuk kerah dan kantong itu). Jadi saya memodikasi dress kedua dengan menambahkan kain katun lain (popeline Mondial Tissus) berwarna merah. Dengan pertimbangan ini, akhirnya saya mengerjakan dress kedua dulu.
Kekhawatiran kedua, kain untuk dress kedua yaitu katun kotak-kotak merah memiliki garis horizontal yang tidak lurus. Idealnya, bila kita menggunakan kain kotak-kotak, jahitan di belakang dan lengan menyambung rapi, atau istilahnya pattern match. Dan idealnya lagi, bila kita menggunakan kain motif seperti ini, panjang kain harus lebih banyak dari yang seharusnya karena harus matching kotak/print tersebut. Namun bila garis horizontalnya tidak lurus, bagaimana kita bisa menyambung di jahitan? Impossible. Untuk hal ini, saya terpaksa mengabaikannya. Baju tetap dijahit sesuai kain yang sudah dipotong dan diusahakan lurus secara vertikal.
Kekhawatiran ketiga, dress pertama yang akhirnya dikerjakan belakangan :D Model kerah dari dress ini memiliki bukaan di samping kiri leher. Untuk itu pola asli dari Lekala memasang zipper di samping, bukan di belakang punggung, dan lengannya pendek model cap (cap sleeves). Contoh gambar baju yang diinginkan teman saya (hanya tampak depan) memiliki lengan pendek standar. Awalnya saya pikir bisa saja menggunakan ide tersebut (lengan pendek standar) dengan zip samping. Tapi... setelah dipikir-pikir, dengan tidak adanya proses fitting, saya khawatir teman saya tidak bisa masuk ke dalam dress tersebut. Sedangkan kalau saya mengikuti pola asli dengan cap sleeves, ujung zip berakhir tepat di bawah cap kanan jadi ada bukaan yang lebar supaya badan bisa masuk. Akhirnya saya bikin cap sleeves saja daripada beresiko, apalagi model dress-nya fitted, bukan loose.
Kekhawatiran ketiga, dress pertama yang akhirnya dikerjakan belakangan :D Model kerah dari dress ini memiliki bukaan di samping kiri leher. Untuk itu pola asli dari Lekala memasang zipper di samping, bukan di belakang punggung, dan lengannya pendek model cap (cap sleeves). Contoh gambar baju yang diinginkan teman saya (hanya tampak depan) memiliki lengan pendek standar. Awalnya saya pikir bisa saja menggunakan ide tersebut (lengan pendek standar) dengan zip samping. Tapi... setelah dipikir-pikir, dengan tidak adanya proses fitting, saya khawatir teman saya tidak bisa masuk ke dalam dress tersebut. Sedangkan kalau saya mengikuti pola asli dengan cap sleeves, ujung zip berakhir tepat di bawah cap kanan jadi ada bukaan yang lebar supaya badan bisa masuk. Akhirnya saya bikin cap sleeves saja daripada beresiko, apalagi model dress-nya fitted, bukan loose.
Kerah di dress pertama (polkadot) pada akhirnya tidak dipasang kancing karena saya khawatir bobot kancing akan membebani kerah. Mungkin akan berbeda bila kain yang digunakan memiliki kandungan wol dimana strukturnya lebih solid.
Secara umum, berhubung saya sudah pernah dua kali membuat baju menggunakan pola New Look 6145 (satu dengan denim, satu lagi dengan batik plus lining), tentunya dress dengan pola Lekala 4360 lebih sulit, apalagi pieces dan darts yang ada lebih banyak dibanding pola New Look. Namun setelah jadi, saya pun naksir pola Lekala ini. Manis. Kayak gulali :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar