uhmmh...tepatnya minggu terakhir summer saat blog ini di posting 😅
Yaaay ! Tercapai cita-cita untuk punya dan jahit sendiri jaket jeans idaman ! Oh yeeaah !
Padahal jaket jean termasuk model yang klasik dan banyak di jual di toko😜, tapi saya bercita-cita jahit sendiri, supaya bisa memilih sendiri warna dan Jenis kain ( no stretch, puhleaseee..🙏🏼), bisa mengatur panjang jaket dan panjang lengan sesuai keinginan. And yessss ! Begitu lihat pola Hampton jean jacket dari Alina Sewing Design Co, saya amati dengan cermat pola & deskripsi nya, pilihan saya jatuh ke pola ini. Semua yang saya inginkan ada di pola Hampton; model jaket jeans klasik, dua pocket , no stretch. Pola ini di draft dengan cermat, instruksinya bisa saya katakan di tulis dengan sangat detail setiap langkah dan di lengkapi dengan gambar/ilustrasi yang membantu dan apalagi ada Sew along 👉di sini . Sebelum memilih Hampton saya juga sempat lihat pola Maisa Design Jacket dari Named Clothing, sayangnya bukan modelitu kurang cocok dengan keinginan saya ( tapi saya yakin well-drafted).
Well, itu teorinya , tapi untuk jaket Hampton ini, saya cuci hanya 1X, dengan pertimbangan karena jaket I don't mind kalau agak melar dan lagian ini adalah kain jeans coton, so small risque.
Size dan modifikasi
Saya pilih size 12 ( setelah jadi bisa turun ke size 10 atau bahkan size 8 jika tidak ingin tutup jaket ), tapi karena ini pertama kali nya saya jahit pola ini, lebih memilih untuk jahit di size agak besar dengan pertimbangan bahwa model jaket ini bisa tetap di kenakan walaupun sedikit besar.
Kain denim cotton , medium-weight 1m75 yang saya butuhkan untuk ukuran saya. Warna biruuuu tua (levi's look like color😎), yaaah saya sangat ingin memiliki jaket jeans dengan warna seperti ini tanpa embel-embel atau asesoris lain yang di jahit di jaket, tanpa ada model sobek sana sini. 🙊
Modifikasi pola :
- Shorten sleeve 6,5cm
- shorten bodice 4cm
- 1" swayback
Collar
Saya menggunakan interfacing vlieseline H180. Menurut saya agak stiff, but it's acceptable.
Kancing
Kancing saya pakai button jeans 17mm Prym, 14 biji. Tadinya saya mau pakai kancing jeans dari Wawak, tapi saya tidak menemukan bungkusan lainnya 🤦🏻♀️ ( 1 bungkus isi 12 biji), jadi saya pakai saja kancing Prym, 2 bungkus ( 1 bungkus isi 8 biji). Proses pemasangan kancing easy peasy, dengan awl (pelubang) untuk membuat lubang kecil di jaket ( di posisi kancing akan di pasang) dan plier Prym . What a happiness pasang kancing jeans dengan plier, tidak membutuhkan palu, cukup di tekan kuat plier tsb dan kancing akan terpasang dengan rapi dan manis di jaket.
Perlu di ingat, tandai tempat pemasangan kancing dengan benar, supaya nanti saat melubangi dan pasang kancing tidak keliru penempatan kancing tsb. Kalau salah pasang, bisakah di cabut kancing nya dan rubah tempat pasang❓Good question ! Saya sendiri belum pernah coba, yang pasti akan ada bekas lubang pertama. 🤔
Untuk proses kancing, siapkan pencil untuk menandai, awl untuk melubangi jaket & plier (tidak perlu di palu 🔨, cukup di tekan yang kuat).
Buttonholes aka lubang kancing
Proses jahit buttonholes lancar di bagian jaket yang ketinggian lipatannya sama rata, tapi sedikit kendala di bagian jaket yang permukaan nya tidak rata atau lipatan di bagian tertentu mempunyai ketebalan lebih. Untuk mengakali supaya foot presser buttonholes #3C tidak 'ngambek', saya selipkan lipatan potongan kain jeans yang tidak terpakai di belakang/bagian bawah foot presser, untuk memberi keseimbangan tinggi permukaan jaket, supaya sensor di foot presser buttonholes bisa 'mengukur dan mendeteksi' ketebalan kain & kemudian foot buttonholes bisa "menarik" kain di bawahnya dan lubang kancing yang di hasilkan akan rapi. 🤔 bingung tak gambarannya ? 😅 Intinya, posisi kain di bawah foot presser harus rata antara sisi kain yang tepat berada di bawah jarum (foot presser) dan bagian kain yang berada di bawah sensor foot presser. Saya sempat membongkar aka dedel 😣buttonholes yang saya buat pertama di bagian paling atas jaket, satu sisi agak tebal karena ketebalan lipatan seam allowance di antara kain.
Benang saya pakai benang Gutermann jeans untuk top thread dan Gutermann regular polyester di bobbin, jarum jeans #90/12. Model buttonhole #54 , foot #3C di mesin jahit yang saya pakai.
Topstitching
Saya pakai benang Gutermann no.30 ( dari Wawak) sebagai top thread dan Gutermann regular polyester di bobbin (bawah), jarum Topstitch Schmetz #90/12, stitch width 3.5.
Tension saat jahit bagian yang sangat tebal di setting ke angka 6.25.
Kalau untuk jahit normal, pakai tension standar ikut angka di screen mesin jahit 5.25.
Saat jahit topstitching ini saya menyempatkan untuk mencoba metode lap seam menggunakan lap-seam presser foot #71. Proses jahit lancar dan rapi sampai kepada bagian yang sangat tebal tidak rapi - well, saya kesulitan mengatasi bagian lipatan kain yang sangat tebal untuk masuk di dalam lubang foot #71 yang saya gunakan itu. Sayangnya saya tidak ada foto/video saat proses ini. Hasilnya secara umum bagus, rapi dan cepat, mungkin saya harus mencoba lagi. Karena ini adalah pertama kalinya saya menjahit di mesin dengan menggunakan foot #71 dan di kain denim yang bisa jadi tebal saat di lipat. Saya pikir kalau di kain katun biasa tidak akan ada kendala.
Saya cukup senang dengan hasil akhir jahit Hampton. Dengan model klasik seperti ini saya bayangkan bisa dijahit di jenis kain lain juga dan warna lain. aahh...jadi ingin jaket warna hitam model seperti ini, tapi tidak menggunakan kancing jeans. Mengkhayal dulu aah..
Note.
(tidak ada sponsor/promosi brand!) 😁 Semua brand yang saya sebutkan di atas kebetulan merupakan brand dari alat bantu yang saya punya dan pakai untuk kebutuhan menjahit).