Seperti yang kita tahu, mesin jahit rumahan di jaman baheula itu terkenal kokoh dan tidak gampang rusak. Hasil jahitannya rapi dan cantik. Sistemnya yang mekanik cenderung lebih mudah diatasi bila ada masalah. Namun berhubung body dan semua (or, hampir semua) printilan di dalamnya terbuat dari metal, bobotnya jadi lebih berat dibanding mesin-mesin portable jaman sekarang. Jadi masuk akal kalau ada yang bilang bahwa mesin-mesin jahit jaman kita kurang kuat/kurang tahan lama karena banyak parts-nya dari bahan non-metal (plastik misalnya). Tapi perlu diketahui juga bahwa hal ini merupakan salah satu cara produsen mengikuti selera, kondisi dan daya beli pasar. Mesin jahit rumahan di jaman sekarang lebih ringan supaya lebih mudah dipindah-pindahkan. Untuk pemakaian rumahan, sebagian orang memilih mesin jahit yang lebih ringan karena mungkin saja mereka menjahitnya pindah-pindah, misalnya dari ruang makan ke ruang belajar, dari rumah sendiri ke rumah teman, etc. Kalau bobot mesin jahit seperti Singer jadul punya ibu mertua saya, terus terang saya juga ngga mau bolak balik angkat. Turun berok >_<
*mesin jahit mertua*
Kalau ngga salah, saya pernah membaca di artikel asing tentang mesin jahit rumahan di jaman awal-awal baru keluar. Itu katanya berat bangettts dan mahal bangetttss... Katanya lagi, harganya waktu itu melebihi harga rumah. Saya lupa bacanya dimana jadi anggap aja tulisan saya di paragraf ini sekedar gosip, hihi...
Bicara tentang mesin jahit jadul, setelah saya browsing ke berbagai forum anglophone (http://sewing.patternreview.com, http://artisanssquare.com, http://www.thesewingforum.co.uk), ada beberapa model lama yang sampai saat ini masih menjadi favorit banyak orang, terutama para quilters, yang tentunya disebabkan oleh ketangguhannya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Bernina Record 530, 730, 830 dan 930 (mereka sebut "thirty something")
- Singer Featherweight
- Elna Grasshopper
Itu baru sebagian saja. Merk lain seperti Kenmore, Viking (Husqvarna), Pfaff dan Riccar pun mempunyai model-model lama dengan ketangguhan serupa. Banyak orang yang meyakini bahwa mesin jahit rumahan jaman dulu itu dibuat untuk masa penggunaan yang panjang dan untuk meng-handle beragam jenis kain dari yang tipis sampai yang tebal. Maka tidaklah heran bila tahan lama dan kualitas jahitannya mantap, mesinnya pun bisa dilungsurkan ke anak atau bahkan ke cucu.
Belum lama ini saya memiliki kesempatan untuk "berkenalan" dengan Bernina Record 830. Kebetulan saat itu saya memiliki sedikit masalah dengan mesin jahit Brother yang biasa digunakan di rumah. Untuk itu, nasib membawa saya kepada Bernina tersebut dan kemudian saya menjadikannya sebagai mesin jahit kedua di rumah (sebenarnya ketiga karena mesin jahit pertama saya, Selecline, masih ada di rumah namun sudah jadi milik anak-anak saya).
Bernina Record 830 ini termasuk yang paling tangguh di jamannya. Masa jayanya sekitar tahun 70-an sampai awal tahun 80. Perawatannya sederhana. Cukup rajin memberikan minyak dan membersihkan dari debu atau kotoran yang menyangkut, mesin ini akan selalu siap bekerja. Kebetulan (lagi) saya mendapatkannya dari seorang mekanik Bernina. Jadi semua hal sudah dicek dan diperbaiki oleh yang bersangkutan sebelum diserahterimakan ke saya.
Hasil jahitan mesin ini cantik dan rapi. Project pertama yang saya buat dengan mesin yang diberi nama Toclo :D ini adalah dress berbahan denim (akan dibahas di postingan terpisah). Seperti yang telah dibahas dalam forum-forum menjahit asing, Bernina ini sangat solid untuk menjahit bahan denim. Yang perlu diperhatikan adalah setting tension yang harus disesuaikan (trial dan error dulu di sepotong kain denim sisa/bekas untuk melihat tension sudah pas atau belum).
Setelah project ini selesai, saya merasa bahwa Bernina ini menampakkan sedikit kejanggalan. Jahitannya menjadi agak loncat-loncat, suaranya agak berbeda, kemudian kadang ada benang dari spool atas yang putus. Saya sempat deg-degan. Kemudian saya ingat bahwa mesin mekanik harus rajin diminyaki. Ada yang bilang di forum, kalau suaranya mulai aneh, kasihlah minyak. Akhirnya saya melihat panduan yang ada (dalam bentuk PDF) serta foto-foto di grup Vintage Bernina Sewing Machine di Facebook. Dengan hati-hati saya memberikan minyak ke point-point yang ditunjukkan di dua referensi tersebut. Begitu mesin digunakan kembali, hasilnya cantik seperti sedia kala dan suara mesinnya halus lagi. Ternyata benar! Hidup mesin mekanik!
*minyak khusus untuk mesin jahit*
Kalau misalnya Anda saat ini sedang mempertimbangkan untuk membeli mesin jahit, coba survey juga ke pasaran mesin-mesin jahit jaman dulu (dengan atau tanpa meja khusus). Mesin jahit lama yang beredar di Indonesia di bawah merk Singer dan Butterfly kemungkinan besar juga memiliki ketangguhan yang sama dengan mesin-mesin yang saya singgung di atas. Mungkin ada baiknya bertanya juga kepada para penjahit senior yang sudah lama menjalankan bisnisnya. Kalau untuk membuat pakaian dan/atau craft, mesin jahit mekanik standar sudah mencukupi.