Salah satu kesulitan kami yang tinggal jauh dari ibu pertiwi adalah saat kami memerlukan pakaian bernuansa tradisional untuk acara-acara tertentu. Karena kalau kami pesan ke kampung halaman, ongkos kirimnya jadi mahal. Belum lagi kalau ada kesalahan ukuran. Untuk itu, saya pribadi merasa harus bisa membuat sendiri pakaian bernuansa tradisional walaupun sederhana dan simple. Salah satunya adalah bawahan batik berwiron yang tentunya sekarang ini sudah banyak yang dibuat menjadi rok ber-zipper.
Niatan untuk membuat rok batik wiron sudah muncul sejak tahun 2016 namun akhirnya saya merealisasikannya tahun lalu saat seorang teman meminta bantuan untuk membuatkan satu. Dengan modal informasi terbatas dari internet, satu rok batik wiron milik teman sebagai contoh, plus satu lagi milik ibunda saya, akhirnya saya pun mencoba. Sejauh ini, saya sudah membuat 5 bawahan batik wiron. Dua di antaranya untuk saya sendiri, sisanya pesanan teman-teman (contohnya di bawah ini).
Beberapa panduan dasar yang saya temukan adalah:
- Untuk wiron Yogya, bagian pinggirannya (tumpal) kelihatan dari depan, jadi dilipatnya ke arah luar. Sementara untuk wiron Solo, bagian pinggirannya itu dilipat ke dalam, jadi tidak kelihatan
- Jumlah lipatan wiron ganjil
- Wiron untuk perempuan, lipatannya di bagian kiri. Sementara untuk lelaki, lipatannya di bagian kanan. Bingung ndak?
- Lebar lipatan wiron sekitar 2 jari untuk perempuan, 3 jari untuk laki-laki
Lalu penerapannya, untuk lebar lipatan wiron, saya sendiri menerapkan 2-3 cm, tergantung panjang kain dan jumlah lipatan yang saya mau. Lalu jumlah lipatannya antara 5-9, juga tergantung panjang kainnya. Katanya, semakin banyak lipatan, penampakannya akan terlihat makin cantik. Tapi capek juga ya bok melipatnya...
Cara membuat rok batik wiron di sini adalah hasil dari observasi saya terhadap dua rok yang sudah jadi (seperti yang sudah saya mention di atas) dan beberapa modifikasi seperlunya. Jadi kalau memang cara saya tidak sesuai dengan pakem yang asli, mohon dimaafkan yaa... Yang jelas, pembuatan rok wiron di tulisan ini tidak memotong kain sama sekali. Jadi suatu hari, jahitan bisa dibuka dan kain batik bisa kembali utuh. Ya paling ada lubang-lubang kecil bekas jahitan :)
Pertama-tama, yang harus dipersiapkan adalah:
- Kain batik panjang (perhatikan motifnya karena biasanya ada bagian atas dan bagian bawah, jangan sampai terbalik)
- Zipper warna senada dengan kain, panjang 20 cm
- Benang warna senada dengan kain
- Kancing jepret (atau kancing kait seperti yang dipakai di rok dan celpan)
Lalu, yang harus diukur adalah:
- Lingkar pinggang
- Lingkar pinggul
- Panjang rok (kalau panjang rok yang ingin dibuat ternyata lebih dari lebar kain yang tersedia - biasanya ini terjadi pada orang yang tinggi- maka kainnya harus ditambah dengan kain yang lain, umumnya polos, sebelum proses pembuatan lipatan wiron)
- Panjang belahan wiron (ini sesuai preferensi saja, saya pakai sekitar 30 cm dari bawah)
Lalu, mulai lipat wiron sebanyak yang dimau. Gunakan setrika untuk menghasilkan lipatan yang rapi. Kalau sudah jadi, jepit wiron supaya tidak terbuka lagi. Penjepitan bisa menggunakan jepit rambut atau wonderclip-nya Clover. Atau, bisa juga diamankan dengan peniti.
Kembali ke ukuran panjang rok, bila ternyata kainnya kepanjangan, di tahap ini kita bisa melipatnya ke arah dalam. Setrika supaya rapi, jelujur sedikit untuk menjaga lipatan (atau bisa juga diberi pin, tapi saya pribadi lebih suka menjahit jelujur). Bagian yang terlipat wiron juga ikutan dilipat ke dalam ya.
Sekarang kita akan membentuk kainnya menjadi rok dan dimulai dengan ukuran lingkar pinggung. Jadi misalnya:
- Lingkar pinggul 94 cm
- Lebar lipatan wiron 3 cm dimulai dari sisi kiri (garis-garis merah)
- Lipatan dua kali di sisi kanan dengan lebar antara 3-5 cm (garis-garis hijau) - ini tidak wajib, saya hanya suka dengan adanya lipatan ini di sisi yang berlawanan dengan wiron, terkesan rapi cantik dan juga bisa membantu memperpendek panjang kain (bila terlalu panjang, sementara badan pemakainya kecil sekali)
Lalu, ujung sisi kiri akan menimpa ujung sisi kanan sebanyak 2 - 3 cm dan bagian yang tertutup akan dijahitkan zipper di sisi atas.
Optional: Saat melipat sisi kiri ketemu sisi kanan, kita bisa membuat agak miring ke atas. Tujuannya supaya hasil akhir bawah kain agak mengecil/menyudut. Tapi kalau kita mau membuat lurus-lurus saja juga tidak apa. Malah hasil akhirnya, kita lebih mudah untuk melangkah.
Di tahap berikutnya, kita bisa mulai memasang zipper di bagian sisi kain yang tidak ada wironnya. Cara penempatan zipper bisa langsung di ujung kain atau agak turun sedikit. Nanti bagian kosong antara ujung kain dan zipper diberi kancing jepret.
Ini contoh pemasangan zipper di ujung atas kain
Di tutorial ini, cara kedua yang saya pilih karena kain terlalu panjang dan harus dilipat sehingga ada bagian lekukan lebih tebal (yang berwiron) dan akan membuat sulit dalam pemasangan zipper. Jadi saya menurunkan posisi zipper sampai ke bagian yang tidak kena lekukan wiron.
Ini pemasangan zipper yang turun dari atas sesuai posisi lipatan wiron (lihat di atas telunjuk saya)
Mari ke tahap berikut:
- Ujung atas zipper dilipat sedikit dan dijelujur terlebih dahulu ke kain sebelum dijahit permanen dengan mesin
- Jahit zipper ke bagian yang tidak ada lipatan wiron, dalam hal ini sisi kanan kain (jelujur dulu, baru kemudian dengan mesin)
- Jahit zipper ke bagian yang satu lagi (jelujur dulu, baru lanjut dengan mesin), dengan melibatkan satu lipatan wiron yang paling bawah - maksudnya, lipatan terakhir itu yang dijahit dengan zipper (lihat foto di bawah). Lipatan terakhir itu sebaiknya menutupi keseluruhan zipper sehingga tidak terlihat dari luar setelah jadi
- Buat jahitan untuk menutup bagian bawah zipper, lalu menyambung ke bawah sampai ke bagian bukaan belahan (dalam gambar di bawah, belahan adalah 30 cm dari bawah, namun panjang ini bisa disesuaikan dengan keinginan)
Lipatan terakhir menutup zipper
Setelah kedua sisi dijahit
Penjahitan di akhir zipper lalu turun ke bawah sampai ke batas belahan 30 cm dari bawah
Ilustrasi 30 cm dari bawah
Jahitan dari zipper sampai belahan ditandai dengan pink seam ripper dan panda tape measure
Tampilan keseluruhan
Tahap selanjutnya adalah membuat
jahitan kupnat. Cara yang paling mudah adalah dengan mencobakan kain yang separuh jadi itu di badan calon pemakainya. Karena dari situ, kita tinggal menandai bagian yang akan dijahit kupnat plus pinggang yang mengecil. Tapi, kalau calon pemakai tidak ada di dekat kita, berikut ini cara yang saya pakai.
Lingkar pinggul dikurang lingkar pinggang, hasilnya didistribusikan untuk :
- 2 kupnat depan
- 2 kupnat belakang
- 2 pinggang kanan kiri
Secara umum, lebar kupnat adalah 3 cm.
Jika lingkar pinggang adalah 70 cm, maka hitungannya :
94 - 70 = 24
24 - ( 4 kupnat x 3 cm) = 12
12 ini dibagi dua untuk pinggang kanan dan kiri = 6
Kalau saya perhatikan satu contoh rok wiron milik teman, jahitan kupnatnya ada 5, bukan 4. Jadi maksudnya, hitungan di atas hanya untuk panduan saja. Pada akhirnya kita bisa menyesuaikan sendiri.
Panjang kupnat, saya memakai 12 cm seperti di buku Bapak Soekarno. Semua saya tandai dengan kapur jahit, lalu saya jelujur dahulu. Setelah jahit jelujur, kita bisa mencobakan ke calon pemakai. Nanti penyesuaiannya dapat dilakukan lagi di situ.
Setelah jadi kupnat dkk, jangan lupa pasang kancing jepret (atau kancing kait) bila diperlukan. Saya lebih suka kancing jepret yang ukurannya agak besar, minimal diameter 12 mm. Jumlahnya tergantung kebutuhan. Di tutorial ini, saya pasang dua kancing jepret berukuran diameter 13 mm.
Optional tapi essential: Lipatan wiron perlu dijaga supaya tetap rapi dan tidak mengganggu kita saat menjahit. Jadi kita bisa mengamankannya dengan jahitan kecil seperti di foto berikut. Jahitan kecil seperti itu bisa dibuat beberapa buah dari atas ke bawah.
Jahitan kecil seperti titik di atas jempol saya
Ok, sekian dulu ya... Kalau ada yang bingung, silakan tanya saja. Anda bisa juga merujuk kepada rok batik wiron yang ada di pasaran. Perhatikan cara penjahitannya dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Happy sewing !