Sebenarnya saya tidak suka mengenakan jumpsuit karena kebayang bakal susah ke toilet mengingat modelnya yang tidak praktis. Tapi sekitar dua tahun yang lalu, saya melihat beberapa orang di jalan yang memakai jumpsuit. Lucu juga. Lalu saya pikir, apa salahnya kalau saya mencoba membuatnya. Maka tahun lalu saya membeli pola Petra jumpsuit dari satu indie sewing pattern brand Perancis yang bernama Louis Antoinette Paris.
Saat itu saya segera memulai proses pembuatan wearable muslin ukuran 42 dengan bahan katun berbunga-bunga. Katun ini tergolong halus, agak lemas dan tidak terlalu menciptakan kerutan (lecek) bila terlipat. Tadinya saya ingin membuat dari katun jenis untuk shirt (poplin) tapi rasanya bisa super lecek khususnya di bagian pinggang ke bawah yang bakal bolak balik dibawa duduk dan bergerak. Mungkin idealnya adalah bahan crepe. Tapi ya sudahlah, untuk pertama kali saya pakai katun halus ini saja yang harusnya tidak akan panas bila dipakai di musim panas (dibanding dengan bahan crepe polyester yang ada di fabric stash saya).
Fitting bagian bodice, ok tidak ada masalah. Mengukur panjang bagian celananya dan mencocokkannya ke badan sendiri, juga tidak ada masalah. Lalu, berhubung saat itu menjelang liburan musim panas dan super repot, saya pun melupakan jumpsuit yang sepertiga jadi itu di dalam tumpukan kain. Unfinished Object alias UFO.
Ini foto pada tahap pengerjaan awal di bulan Juni 2016.
Belum lama ini saya berusaha menyelesaikannya terutama karena saya sudah bertekad bahwa bulan Mei ini adalah saat dimana para UFO harus diselesaikan. Dan pola Petra ini sebenarnya tidaklah sulit dalam konstruksinya. Termasuk sederhana. Tingkat kesulitan bagi pemula hanya di pemasangan invisible zipper serta pembuatan neckline (termasuk facing) yang bentuknya "V". Kalau bentuk V kan berarti harus rapi di sudutnya. Kemudian, bila kita memilih model lengan yang berlayer seperti pada gambar, prosesnya akan lebih memakan waktu. Untuk wearable muslin saya ini, lengannya yang sederhana saja, tidak berlayer (pilihan ini ada juga pada pola).
Setelah selesai, hasilnya seperti ini (maaf lengan tidak kelihatan karena saya mengenakan cardigan, dingin euy...).
Neckline yang berbentuk V ini termasuk rendah bagi saya jadi untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, saya memakai tee tanpa lengan di dalamnya. Selebihnya ok namun untuk pembuatan berikutnya saya harus memperpanjang sekitar 3 cm. Di versi wearable muslin ini saya membuat hem dengan menambahkan bias binding karena ternyata hasil akhir (setelah dijahit semua) kurang panjang untuk kaki saya.
Bahan material:
- Kain utama: katun dari Jakarta (terima kasih, Ibu!)
- Kain kantung: viscose linen dari Les Coupons de Saint Pierre
- Piping: dari satu penjual di A Little Mercerie (lupa namanya)
- Interfacing: Vlieseline G 710
- Zipper: YKK